Kolom Eko Kuntadhi: HELLO MISTER, ITU PRESIDEN GUE!

“Saya sudah 15 kali menghadiri pertemuan seperti ini. Baru kali ini opening speech mendapat standing ovation yang begitu lama,” tulis ekonom Miranda Gultom, dalam akun media sosialnya.

 

Miranda sedang membicarakan pidato Jokowi dalam pembukaan formal IMF-WB Meeting 2018 di Bali. Ada 12 kepala negara yang hadir, ratusan direktur Bank sentral dan menteri keuangan dunia, serta pengusaha papan atas. Kali ini, para hadirin terpukau oleh pidato seorang Jokowi. Sebuah pidato yang singkat, padat tapi sangat mengena dan mewakili kepentingan negara-negara di dunia.

Winter ia coming,” ujar Presiden Jokowi menggambarkan kondisi ekonomi dunia saat ini.




Semua tahu saat ini dunia sedang panas-dingin akibat ulah AS dan China yang saling balas membalas dalam perang dagang. Beberapa hari lalu bursa saham di seluruh dunia sempat rontok, akibat kebijakan China yang menghalangi impor yang tidak tercatat.

Warga China yang baru saja bepergian ke seluruh dunia tidak diperkenankan membawa oleh-oleh barang mewah masuk ke China. Jika bisa, pajaknya diterapkan sangat tinggi.

Langsung saja saham perusahaan barang mewah anjlok. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi Hermes atau LV atau merk mewah lainnya pusing tujuh keliling. Selama ini wisatawan China memang menjadi pelanggan mereka.

Kondisi ini menggambarkan, dalam dunia yang saling terkait ini, sebuah kebijakan kecil bisa berdampak luar biasa. Apalagi yang mengambil kebijakan adalah China dan AS. Keduanya adalah negara raksasa yang ekonominya terbesar di dunia. Jadi apapun ulah mereka akan membuat yang lain merinding.

Dalam suasana dunia seperti itulah pertemuan IMF-WB 2018 ini dilaksanakan. Di tengah kondisi itu pulalah Presiden Jokowi memberikan pidato yang mendapat banyak pujian.




Dalam pidatonya, Jokowi membawa kisah dalam film Games of Thrones. Dalam kisah film itu, masing-masing House saling bertempur untuk mendapatkan kekuasaan The Iron of Thrones. Semua pihak saling menghancurkan untuk mendapatkan dirinya paling berkuasa.

Tapi tahukah, di ujung sana ada seorang Evil Winter yang berniat menyelimuti seluruh kehidupan dengan salju. Dia hendak menyeret dunia ke dalam jaman es yang membekukan. “Akhirnya mereka sadar, tidak penting lagi siapa yang menduduki The Iron Thrones. Tapi mereka harus bekerjasama untuk menghadapi Evil Winter,” ujar Jokowi.

Pidato itu seperti sebuah seruan pada AS dan China untuk menghentikan perang dagangnya, lalu memikirkan untuk saling bekerjasama untuk kesejahteraan dunia. Sudah terbukti, akibat ulah keduanya banyak negara kecil yang limbung.

Sebagian besar peserta disuarakan kepentingannya oleh seorang Jokowi. Indonesia tampil ke muka, bukan hanya menyampaikan seruan moral tetapi juga memberikan sebuah guide bagaimana seharusnya dunia ini dijalankan.

Saya sendiri merasa takjub, Presiden Jokowi dengan asyiknya membawa kisah film dalam pidatonya. Padahal jika dicermati suaranya cukup keras menggugat para raksasa yang sedang bertarung. Tapi ketika disampaikan dengan alegori yang pas, jadinya lebih enak diterima kuping.

Sehabis pidato pembukaan keren itu, entah kenapa rasa bangga saya sebagai orang Indonesia memuncak. Apalagi, ketika di ruang media yang disesaki ratusan wartawan dari luar dan dalam negeri, saya sempat nguling beberapa orang wartawan asing sedang ngobrol memuji pidato Jokowi yang keren itu.

“Itu Presiden gue, bro,” kata saya dalam hati. Bangga.

“Mas, di Bali itu ada musim salju, gak sih?” sebuah WA dari Abu Kumkum nyelonong masuk. “Kok, Pak Jokowi ngomong-ngomong soal winter, sih?”












Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.