Kolom Boen Syafi’i: OLEH OPO?

Suatu ketika, seorang perempuan penumpang di dalam Angkot tiba-tiba saja dijarah tasnya oleh 2 preman yang ikut di barisan penumpang. Kata si preman: “Serahkan tas itu atau saya bunuh kamu sekarang juga!” Sambil mengacungkan pisau lipatnya.

Padahal, selain preman dan perempuan tadi, masih banyak penumpang laki-laki di dalam angkot tersebut.

Anehnya pula, para penumpang tersebut tidak menolong si korban karena mereka berfikiran: “Dapat apa kalau saya menolongnya?” Endingnya mudah saja ditebak, si preman langsung pergi begitu mendapatkan barang jarahanya.

Analogi di atas adalah gambaran yang cocok untuk para penebar omongan: “Dapat apa jika Capres yang kamu dukung itu berhasil menjadi Presiden?” Yakni, membiarkan manusia yang difitnah (PKI, anti Islam, anti Ulama, dll.) dihajar sana sini dan dibenci sedemikian rupa tanpa adanya data dan fakta. Karena mereka berfikiran dapat apa jika saya membelanya?

Padahal, rasa empati dan sikap tolong menolong itu adalah kodrat dari setiap manusia. Namun, ternyata masih ada yang suka pamrih dan mengharapkan imbalan materi, bila manusia melakukan hal tersebut.

Acuh silahkan, namun bila ada yang menolong manusia yang terzalimi, ya jangan dinyinyiri. Sudah tidak membantu, eh dinyinyiri pula? Apalagi dengan berkata: “Oleh opo (dapat apa) jika kamu membantu dan menolongnya?” Kebahagiaan itu bukan hanya berupa materi saja. Kebahagiaan itu bisa datang dari adanya rasa puas setelah menolong manusia yang membutuhkan bantuan kita.

Nyapres silahkan, asal jangan menebar hoax, memfitnah apalagi mempolitisir agama terhadap Capres rivalnya. Bila hal itu toh tetap dilakukan, maka ya jangan heran jika kami melakukan perlawanan.

“Jadi oleh OPPO? OPPO OPPO wae yo ra POPPO”.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.