Kolom Ganggas Yusmoro: BELAJAR KEHORMATAN DARI BU SUSI DAN PAK JOKOWI

Kita semua tentu pernah mendengar ada berita bahwa seorang Ibu Susi Pujiastuti “ditawari” Rp. 5 trilyun agar beliau mundur dari jabatnnya sebagai mentri. Harga yang fantastis hanya untuk seorang lulusan SMP. Namun, apa jawaban beliau?

“Jabatan ini saya dapatkan dan saya raih karena kehormatan.”

Juga ketika seorang Jokowi bisa meraih prestasi tertinggi menjadi orang nomor satu di negri ini. Seorang Jokowi yang hanya rakyat biasa, yang hanya S1 (hanya seorang tukang insinyur). Beliau telah membuka cakrawala pola pikir dari bangsa ini bahwa siapapun berhak untuk sukses. Berhak untuk meraih mimpi.

Jalan panjang yang berliku dari seorang Jokowi tentu juga merupakan sebuah proses. Proses dimana ‘kehormatan’ harus diperjuangan dengan konsistensi yang tinggi secara terus menerus. Tidak boleh kalah dengan nafsu angkara murka. Dan, itu butuh seorang pribadi yang selalu “eling mring sangkan paraning dimadi” (selalu introspeksi bahwa manusia akan kembali ke alam baka).

Namun, akhir-akhir ini, kita semua merasa miris dengan perilaku para politisi, para tokoh agama, serta orang-orang yang ingin meraih sukses dengan mengesampingkan “Kehormatan”. Lupa bahwa Kehormatan adalah marwah dari nilai manusia yang paling hakiki. Lupa bahwa Martabat serta harga diri adalah hal yang fundamental dalam kehidupan siapapun juga.

Ada beberapa contoh.

Seorang Zumi Zola, Bupati Lampung Selatan, Patrialis Akbar, Boss Travel, Hingga Wakil Ketua DPR dari partai PAN, yang selama ini berpenampilan macam malaikat, ternyata di kemudian hari adalah makhluk nista yang berbulu domba.

Juga beberapa oknum manusia dari Partai PKS yang menggunakan ayat-ayat suci untuk memuluskan kelakuannya maling duit rakyat.

Tahun Politik, Tahun dimana banyak orang ingin meraih jabatan untuk legistalif serta Presiden dan Wapres. Kita semua jadi gregetan oleh mereka yang sudah lupa dengan satu kata “Kehormatan”. Hoax dan fitnah sudah seperti dianggap biasa. Ngomong tanpa bukti dianggap lumrah. Jauh dari nilai Kehormatan.

Dan, kita semua bisa menarik kesimpulan bahwa orang-orang beragama tidak menjamin seseorang menjaga nilai-nilai kehormatan. Paling anyar adalah, ketika kehormatan dijual murah. PAN dan PKS konon hanya dihargai Rp. 500 milyar. Itupun konon juga dicicil.

Dari seorang Ibu Susi Puji Astuti dan Pak Jokowi, bangsa ini bisa belajar bahwa Kehormatan harus ditegakkan dalam segala hal. Bahkan dalam kehidupan sehari hari.

Anda dan saya saat ini juga sedang memperjuangkan kehormatan. Dan memilih kembali Pak Jokowi adalah juga merupakan sebuah kehormatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.