Kolom Asaaro Lahagu: PENGKHIANAT DI SISI PRABOWO DI BOYOLALI

Mengapa Prabowo menghina warga Boyolali? Itu pasti disengaja tanpa menyadari apa nanti reaksinya. Ada skenario pembisik di belakangnya. Sebelum bertolak ke Boyolali, ada tim khusus yang mensurvei tempat dan menginvestigasi kondisi hidup terkini masyarakat Boyolali.

Ketika Prabowo sampai di Boyolali, ia sudah disodorkan poin-poin penting yang harus dipidatokan.

Ada urutan-urutannya. Ada poin yang harus digarisbawahi. Ada hal yang harus diulang-ulang. Ada penekanan khusus dan ada perumpamaan dan satire.

Di Boyolali, Prabowo diarahkan untuk fokus pada jualan kemiskinan. Sama seperti strategi Sandiaga Uno, aura kemiskinan menjadi jualan. Prabowo harus memberi tahu bahwa warga Boyolali miskin. Hidup mereka tidak berubah. Di era pemerintahan Jokowi, hidup warga Boyolali malah semakin menderita.

Agar lebih paham mereka, Prabowo harus menyinggung tampang warga Boyolali. Ini sebetulnya satire. Prabowo mencoba membangkitkan emosi warga Boyolali yang terus-menerus miskin. Dan, kalau bisa, merendahkan warga Boyolali. Hina tampang mereka sebagai warga miskin.

Dengan menguras emosi warga Boyolali yang dibilang miskin, dan tak mampu masuk hotel, maka mereka sadar bahwa pilihan mereka selama ini salah. Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi menang telak atas Prabowo hampir 3 kali lipat. Ini yang mau dibalikkan oleh Prabowo. Ia tak mau kalah telak di Boyolali lagi. Ia harus mendatangi mereka secara khusus, mengunggah emosi dan kondisi hidup mereka.

Arahan dari tim Prabowo itu blunder. Tak diperhitungkan akibatnya. Konyol. Hasilnya dipastikan Prabowo jatuh telak di Boyolali. Demo rakyat Boyolali untuk menuntut Prabowo meminta maaf adalah buah dari arahan konyol. Mengapa arahan tim Prabowo konyol?

Di antara tim sukses itu ada para pengkhianat. Mereka ada hanya untuk mengkhianati cita-cita ideal Prabowo. Lebih bodohnya, para pengkhianat itu tidak tahu bahwa mereka sedang mengkhianati cita-cita Prabowo dulunya saat mulai membangun Gerinda. Mereka adalah penumpang gelap, penunggang liar.

Saya sering menonton iklan Prabowo di berbagai televisi sejak tahun 2004-2009. Ia yang waktu itu ketua HKTI sangat fokus pada pertanian. Ia terus menerus membranding dirinya sebagai seorang yang peduli pada pertanian. Dan, itu benar. Indonesia memang sebagian besar hidup dari pertanian.

Seharusnya Prabowo kembali fokus pada pertanian. Bagaimana memproduksi durian hebat lebih hebat dari durian Bangkok. Bagaimana cara memproduksi jagung hibrida yang bisa diekspor seperti Amerika. Bagaimana cara mengolah tanah Indonesia menjadi penghasil anggur, pir, apel, duku, sawo. Bagaimana Indonesia menjadi pengekspor beras terbesar dunia, dan seterusnya.

Tetapi, anehnya, Prabowo sudah jauh berubah. Kini Prabowo sudah lupa bahwa Gerindra besar karena iklan dirinya yang sangat peduli pada pertanian dulunya. Gerindra besar karena ikon Prabowo yang ingin membuat Indonesia Raya di bidang pertanian.

Namun, karena para pengkhianat berkeliaran di sekelilingnya, Prabowo sudah berubah. Ia malah jualan mau menjemput Riziq di Arab. Apa relevansi Rizieq soal cita-cita awal Prabowo? Dan, celakanya sekarang, para pengkhianat membisikkan bila ia menjemput Rizieq di Arab, maka elektabilitasnya meningkat.

Para pengkhianat itu terus memprovokasi Prabowo. Jika ia merapat kepada Amin Rais, kepada alumni 212, kepada FPI, membela HTI, bergabung dengan PKS, maka Prabowo akan menjadi Presiden. Celakanya para pengkhianat itu terus menerus membisikkan kepada Prabowo agar menang, harus menyebarkan hoax.

Ingat saat mendengar Ratna mengaku dianiya, para pengkhianat mendesak Prabowo agar mengunjungi si Ratna. Lalu, setelah bertemu, para pengkhianat itu lagi-lagi mendesak Prabowo utuk melakukan konferensi pers. Dan hasilnya, Prabowo terperosok oleh hoax Ratna.

Ada banyak bisikan para pengkhianat kepada Prabowo yang tak waras. Prabowo, seorang jenderal, di usia 65 tahun, sudah tak bisa berpikir jernih. Terlihat ia tidak banyak meluangkan waktunya membaca. Ia terlihat hanya mengandalkan para pembisik di sekitarnya. Ucapan Prabowo bahwa Indonesia bubar tahun 2030 dengan data dari buku fiksi, adalah hasil bisikan para pengkhianat.

Lagi ucapan Prabowo bahwa 99% orang Indonesia hidup pas-pasan adalah bisikan para pengkhianat. Sekarang para pengkhianat itu sedang memprovokasi Prabowo untuk terus meniru Donald Trump. Padahal cita-cita luhur Prabowo dulunya bukan hoax, bukan fitnah, bukan bocor.

Ucapan Prabowo untuk make Indonesia great again adalah hasil bisikan dari para pembisik di sekitarnya. Para pembisik itu mengatakan bahwa, dengan meniru Donald Trump, maka Prabowo akan menang. Prabowo pun mengikuti arahan dari tim pengkhianatnya. Ia tak kuasa menolak. Logika jernihnya seperti kakeknya dan ayahnya sudah hilang.

Prabowo ibarat seorang tahanan yang terus-menerus didoktrin oleh ide gila. Ia seperti seorang tahanan, seorang narapidana, yang terus-menerus mendengar radio bahwa di luar sana sudah tidak aman. Di luar sana sedang terjadi kekacauan. Di luar sana sedang berbahaya. Apapun yang didengar Prabowo mulai dari lagu, info, percakapan, berita, hal-hal lucu, semuanya palsu, hoax dan rasa pesimistis. Maka tak heran saat dia berpidato hal-hal yang tak waras menyertainya.

Prabowo sebelumnya termasuk orang baik. Ia tidak melawan saat dipecat Habibie. Ia juga rela menjadi Cawapres Megawati tahun 2009. Pun ia rela memilih Ahok yang double minoritas sebagai Cawagub Jokowi pada Pilkada 2012 lalu. Tetapi, gara-gara para pengkhianat di sekitarnya, ia diprovokasi memilih Pilkada lewat DPRD yang membuat Ahok meninggalkan Gerindra.

Beberapa kali Prabowo mampu bertemu dengan Jokowi. Ini menandakan bahwa Prabowo jika berpikir jernih, ia bisa melakukan sesuatu yang terpuji. Ia bisa berpelukan dengan Jokowi. Ia bisa menerima kekalahan. Ia juga bisa meminta maaf jika salah.

Saya sarankan kepada Prabowo. Kembalilah ke jalan yang benar. Fokus lagi pada idealisme pertanian. Berikan konsep bagaimana pertanian Indonesia 5 – 10 tahun ke depan. Tinggalkan para pengkhianat di sekitarmu.

Siapa pengkhianat itu? Mereka yang anti Pancasila. Mereka yang ingin mendirikan negara khilafah di negeri ini. Mereka Ormas radikal, intoleran dan sibuk membuat hoax. Mereka partai berhaluan kanan. Mereka yang rakus menjual agama. Mereka yang menyebarkan kebencian. Mereka yang buta akan kemajuan di bawah Pemerintahan Jokowi.

Para pengkhianat itu adalah mereka yang selalu nyinyir kepada Jokowi. Mereka yang selalu memfitnah Jokowi sebagai PKI, sebagai komunis, anti ulama, anti Islam. Itulah para pengkhianatnya. Tinggalkan mereka itu, dan kembali ke jalan yang benar. Jika tidak, anda terus menerus menjadi korban pengkhianatan, korban penunggangan dan korban lebaran kuda. Dan lagi-lagi anda melakukan blunder Boyolali di tempat lain. Begitulah kura-kura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.