Dagelan Politik Bernama RiJik

Oleh: Dedy Nur, ST

(Caleg DPR RI no urut 2 PSI Dapil Bali)

Demokrasi menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan, nilai-nilai persamaan hak di hadapan hukum dan nilai-nilai persaudaraan sebagai satu bangsa. Cuman anda juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip kebenaran. Jangan asal bacot sebelum anda mempelajari dengan baik sebuah persoalan.

Misalkan yang lagi hangat kembali, seorang Warga Negara Indonesia bernama Muhammad Riziek Shihab yang diperiksa oleh otoritas keamanan Arab Saudi karena kasus bendera yang kebetulan menempel di rumah kosan beliau.




Jelas bahwa itu adalah pelanggaran serius, karena ternyata bendera yang menempel di rumah kos beliau adalah bendera yang sudah dicap sebagai bendera teroris. Itu sangat terlarang di negara seperti Arab dan siapapun yang melanggar ketentuan hukum yang sudah ada. Maka hukumannya tidak bercanda langsung dipancung.

Itulah negara Arab yang menjunjung tinggi nilai-nilai hukum yang sudah ditetapkan oleh negara. Tidak peduli negara tersebut kebetulan menganut paham diktatorisme absolute, dimana titah sang raja adalah konstitusi itu sendiri.

Seorang Muhammad Riziek Shihab yang kebetulan di negaranya sendiri bisa dengan bebas mengibarkan bendera teroris ternyata dianggap biasa saja oleh pemerintahan negaranya. Itu terjadi karena Indonesia kebetulan menganut paham yang berbeda dengan Arab Saudi. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar dan termegah di kawasan Asia Pasifik bahkan bisa jadi dunia.

Penulis (kanan) bersama istri (kiri) di Bali

Bukan hanya berpaham demokrasi, Indonesia juga dikenal dengan negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, makanya tidak heran bendara yang dicap sebagai bendera tauhid padahal bendera teroris menjadi aman dan adem ayem saja. Bahkan laskar langit bisa dengan bebas mengibarkan bendera ukuran jumbo di jalan-jalan utama bangsa Indonesia dan tidak ada yang akan berani protes.

Karena Indonesia adalah negara demokrasi yang menghargai kebebasan berekspresi dan berpendapat di muka umum. Inilah yang dirindukan oleh manusia seperti Muhammad Riziek Shihab, tapi sayang sekali beliau sudah terlanjur memilih Arab Saudi sebagai tempat bekerja untuk sementara. Soal pekerjaannya apa, saya tidak terlalu ambil pusing karena kelihatannya beliau masih bisa membayar kosan, listrik, makan dan urusan lain-lain. Artinya, tidak ada masalah soal itu.




Cuman yang bikin banyak manusia Indonesia macam saya sedikit heran, mengapa manusia jenis Muhammad Riziek Shihab begitu garang saat di Indonesia dan bisa berubah menjadi sangat kalem dan bahkan tertib saat di Arab Saudi. Bahkan yang biasanya galak sekali soal bendera tauhid menjadi lemah syahwad ketika otoritas keamanan Arab Saudi menanyakan perihal bendera yang diakui oleh Muhammad Riziek Shihab sebagai jebakan. Beliau tidak pernah tertarik untuk memasang bendera tauhid di rumah kosannya, karena tau bakal diciduk dalam waktu yang cepat oleh otoritas keamanan Arab Saudi.

Perbedaan perilaku inilah yang membuat saya bertanya. Ternyata manusia sekelas Muhammad Riziek Shihab pun sebenarnya bisa tertib jika aturan main hukum yang berlaku di negara ini bisa tegas dalam proses eksekusinya. Aparat penegak hukumnya tidak gampang disogok dengan uang. Apalagi iming-iming sorga.

Penulis dan timnya saat melakukan sosialisasi ke desa-desa di dapilnya.

Optimisme saya berangkat dari perilaku yang sangat taat dari Muhammad Riziek Shihab ketika dipanggil oleh aparat keamanan Arab Saudi. Biasanya, saat beliau di Indonesia, aparat keamanan negara macam Polri justru diribetkan dengan berbagai gaya. Mulai dari mengancam akan menurunkan 100 ribu umat, hingga ancaman akan menelpon Allah agar Indonesia langsung dilaknat.

Semua ancaman imaginer ini ternyata cukup ampuh membuat aparat keamanan Indonesia keder atau kencing di celana. Tapi ancaman imaginer ala Muhammad Riziek Shihab tidak berlaku bagi aparat di Arab. Apa karena mereka jauh lebih khatam soal urusan imaginer atau tidak itu wallahualam.




Catatan penutup, saya percaya jika Bpk Jokowi bisa bersikap tegas dan mendorong aparat keamanan yang ada di bawah kendali beliau bisa bekerja secara profesional, dan sudah mau membuang kebiasaan gampang disuap dan diiming-imingi macam-macam, negara ini akan jauh semakin demokratis. Harapan terciptanya kondisi keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia bisa kita capai.

Dari sisi lain, Indonesia tentu saja jauh lebih berkwalitas dari negara Arab. Terutama dari sisi kebebasan menyampaikan opini dan pendapat di ruang publik secara terbuka. Tapi, itu juga harus didukung dengan tegaknya hukum. Sehingga rasa kemanusiaan dan keadilan bisa langsung dirasakan oleh rakyat Indonesia secara menyeluruh tanpa ada pengecualian oleh alasan apapun.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.