Kolom Asaaro Lahagu: ANALISA KENAPA RIZIEQ SANGAT KETAKUTAAN SAAT DITANGKAP TERSEBAR

Fakta ditangkapnya Rizieq Shihab langsung menurunkan moral pendukungnya terutama FPI. Imam besar yang selama ini begitu dipuja, diidolakan, diikuti, ternyata tak dihargai di Arab Saudi. Moral para pendukung Rizieq di Tanah Air langsung runtuh, morat-marit dan hancur-lebur. Anggapan para pendukung Rizieq selama ini, bahwa Rizieq adalah sang imam besar, keturunan nabi, ‘suci’, berpengaruh tinggi, ternyata tak benar dan tak ada apa-apanya di mata Raja Salman.

Ia tidak lebih dari manusia biasa, manusia yang tak perlu diundang bersalaman dengan Raja Salman.

Hal yang sangat membuat Rizieq kebakaran jenggot dan sangat ketakutan adalah selembar fotonya yang tersebar di Tanah Air. Dalam sebuah foto yang viral, Rizieq terlihat bersama aparat di pinggir jalan. Terlihat pula foto belakang rumahnya yang terkesan kumuh dengan tempelan bendera tauhid.




Perhatikan wajah Rizieq dalam foto dirinya saat dicokok aparat. Ekspresi wajah Rizieq sangat ketakutan. Dahinya berkerut. Mulutnya menganga. Matanya pasrah. Ia menatap kosong ke depan seolah tanpa harapan. Ia seperti seorang penjahat yang digiring ke tempat penghukuman terakhir.

Bila ditelusiri lebih lanjut, ketakutan Rizieq sangat beralasan. Pasalnya, yang memeriksanya adalah lembaga khusus bernama Al-Mabahit Al–Aammah (General Investigation Directorate) yang berada di bawah Riasah Amni ad-Daulah. Diperiksa lembaga ini, jelas sudah sangat buruk. Sebab, hanya perkara yang diduga terkait terorisme yang ditanganinya.

Begitu marahnya Rizieq soal foto itu, sampai-sampai ia mencatut nama pemerintah Arab Saudi yang ikut marah atas penyebarluasan foto itu di Indonesia. Rizieq benar-benar panik, reaktif, paranoid soal fotonya saat ditangkap tersebar. Lalu, mengapa Rizieq sangat ketakutan soal foto itu?

Ini sangat erat kaitannya dengan nama tenarnya (personal branding). Nama tenar Rizieq yang selama ini susah payah ia bangun, tiba-tiba rusak hanya karena selembar foto. Rizieq sangat paham bahwa hidup matinya dia sangat tergantung pada nama tenarnya. Ia sangat takut jika nama tenarnya rusak. Ia takut jika nasibnya seperti Mario Teguh, yang nama tenarnya tiba-tiba jatuh ketika terbukti tega mengingkari anak kandungnya sendiri.

Selama ini Rizieq sangat mengandalkan nama tenarnya yang kuat. Ia selama ini dipercaya oleh pengikutnya sebagai imam besar pemberani, pembela Islam yang pantang mundur, garang dan tak takut kepada siapapun. Ia adalah ulama, keturunan nabi yang hebat, seorang habib.




Rizieq termasuk sosok yang sukses membranding dirinya. Usahanya membangun nama tenarnya tidak berlangsung dalam waktu singkat. Ia sudah jatuh-bangun, 2 kali dipenjara dan tak terhitung perlawanan yang ia terima.

Puncak kesuksesannya terjadi saat ia berhasil melengserkan dan memenjarakan Ahok dengan menunggangi aksi 212. Sejak saat itu nama Rizieq membahana. Sampai-sampai seorang Prabowo memuji Rizieq sebagai seorang pemberani. Tentu saja Rizieq sangat tergantung pada nama tenarnya ini.

Saat Rizieq kabur ke Arab, para pengikutnya tidak melihat hal itu sebagai aib. Mereka percaya Rizieq pergi di Arab untuk melakukan umroh dan bukan kabur. Bahkan para pengikut Rizieq percaya Rizieq diterima dan dihormati oleh Raja Salman, penguasa Arab Saudi.

Nama tenar Rizieq juga tidak rusak kendatipun ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus chatting pornografi dan penistaan Pancasila. Posisinya tetap kuat. Ribuan penggemar dan pengikutnya tetap setia kepadanya dan mendengar apapun wejangannya.

Nama tenar Rizieq yang kuat itu, seolah terkonfirmasi dengan berani menyebut dirinya sebagai imam besar Front Pembela Islam dan bahkan sebagai imam besar umat Islam Indonesia. Inilah nama tenar Rizieq yang berhasil ia raih.

Dengan nama tenar yang kuat itu, tak heran ada banyak politisi yang ingin menebeng nama Rizieq termasuk Jenderal Prabowo Subianto yang menjanjikan akan menjemput dirinya. Bahkan penjemputan Rizieq menjadi salah satu visi dan misi Prabowo jika ia sukses menjadi Presiden.




Namun, nama tenar Rizieq rusak berat saat ia dicokok di pinggir jalan oleh aparat polisi Arab Saudi. Ini terlihat jelas dalam foto yang tersebar luas. Dalam foto itu, Rizieq tidak terlihat seperti seorang Rizieq yang garang. Ia tidak terlihat sebagai pemberani seperti yang terlihat di layar televisi selama ini saat berhadapan dengan aparat kepolisian di Indonesia.

Di hadapan polisi aparat Arab Saudi, Rizieq terlihat bukan seperti Rizieq. Wajahnya memelas mengharukan, ketakutan. Ia tampak kecil, lemah, tak berdaya dan tak menunjukkan perlawanan. Apalagi sampai kini, informasi Rizieq dekat dengan Raja Salman terbukti bohong ketika visanya bermasalah dan tak ada tanda-tanda dibantu oleh Raja Salman.

Nama tenar Rizieq semakin rusak ketika ia dengan garang menyerukan untuk memasang di posko-posko, rumah-rumah dan di tempat kerja bendera bertuliskan tauhid. Giliran dipasang di rumahnya, ia justru ketakutan. Ia sama sekali tidak menantang aparat Arab Saudi untuk membela bendera tauhid.

Apa yang tampak di dalam foto yang tersebar, telah merusak total nama tenar Rizieq. orang yang dekat diklaim dengan Raja Salman selama ini diperlakukan buruk, ditangkap, diinterogasi dan ditahan selama 28 jam. Orang yang dekat dengan Raja Salman kok tinggal di tempat yang tampak kumuh? Apalagi terbukti Rizieq sendiri tak berdaya membela bendera tauhid yang diserukannya. Ini semua benar-benar merusak nama tenar Rizieq.

Tak mengherankan jika Rizieq kemudian melupakan substansi kasusnya soal pembelaan bendera tauhid. Rizieq terlihat mengalihkan isu dan justru sangat fokus pada foto yang tersebar itu. Saking takutnya pada nama tenarnya, Rizieq mati-matian membuat kronologis lewat video seturut versinya saat ia dicokok.




Ia mengatakan aparat Saudi datang ke rumahnya dengan sopan-santun, meminta dirinya menemui mereka di lapangan parkir belakang, meminta kesediaan Rizieq ke kantor polisi dan hanya menjawab 3 pertanyaan. Pun polisi mengajaknya menginap di kantor polisi karena sudah malam dan bukan ditahan.

Di sini Rizieq terlihat mati-matian menyebar-luaskan informasi tandingan bahwa ia tidak ditangkap. Ia tidak diinterogasi dan tidak ditahan. Malahan ia melempar kesalahan kepada aparat Indonesia, kepada intelijen busuk, kepada pemerintah Indonesia dan bahkan kepada Ahok yang berhasil ia kalahkan. Menurutnya masalah bukan di pemerintahan Arab Saudi tetapi kepada pemerintah Indonesia yang balas dendam karena kekalahan Ahok di Pilkada DKI Jakarta.

Bagi Rizieq, nama tenar adalah segala-galanya. Rusaknya nama tenarnya sama saja hilangnya mata pencahariannya, hilangnya pamornya, hilangnya pengikutnya, hilangnya kepercayaan terhadapnya dan hilangnya segalanya. Untuk mempertahankannya, ia mati-matian membela, membuat info tandingan dan memfitnah sana-sini. Begitulah kura-kura.







2 thoughts on “Kolom Asaaro Lahagu: ANALISA KENAPA RIZIEQ SANGAT KETAKUTAAN SAAT DITANGKAP TERSEBAR

  1. “Bagi Rizieq, nama tenar adalah segala-galanya.
    Untuk mempertahankannya, ia mati-matian membela, membuat info tandingan dan memfitnah sana-sini.”

    “Harapannya sekarang kelihatannya ialah ‘berita tandingan dan memfitnah sana-sini”.

    Betul memang, berita tandingan, hoax, fitnah . . . adalah alat penting dalam perpolitikan era internet abad 21. Tetapi dari segi kebalikannya, pembelejetan berita tandingan, pemeblelejetan hoax dan fitnah sepeti tulisan AL ini adalah juga yang menentukan nasib pemilik hoax ini. Karena itu, publik tidak boleh diam saja, katakan apa yang harus dikatakn, tulis apa yang harus ditulis, memanfaatkan semua media independen dan medsos dengan bermodalkan KEJUJURAN, KEBENARAN serta KETERBUKAAN. Tiga faktor inilah yang akan menentukan kemenangan akhir perjuangan antara dua kekuatan ini ( dua kekuatan dalam kontradiksi utama dunia). Dan KETIGA FAKTOR diatas itu tidak ada dalam kubu kegelapan dan kubu ketidak jujuran. Tidak ada dalam kubu neolib NWO dan antek-anteknya seperti HTI, FPI, dan HRS. Politik kejujuran hanya mungkin dengan KETERBUKAAN. Sebaliknya dalam keterbukaan tidak mungkin diselipkan ketidakjujuran. Ketidakjujuran hanya mungkin diselipkan dalam kegelapan, tidak mungkin dibentangkan diatas meja.

    Sudah 200 tahun politik ketidakjujuran dan kegelapan ini tersebar didunia. Dulu (abad sebelum internet) publik diam saja, atau kalau pun ngomong tidak ada media yang menyebarkan, semua media dikuasai oleh MSM neolib internasional. Semua hoax dan kebohongan serta ketidakjujuran dari neolib NWO tidak pernah dipahami oleh publik dunia, atau dipahami menurut kehendak MSM, sehingga berlaku apa yang disebut sekarang ‘mind control’ atau ‘brainwashomg’. Ambillah contohnya KOMUNISME. Komunisme adalah HOAX terbesar dalam sejarah kemanusiaan. Tetapi baru di era internet sekarang ini, publik mengetahui persoalan ini. Itupun masih belum merata ke semua, masih perlu pemerataan pengetahuan tentang ‘communist hoax’ ini dari berbagai berita/informasi yang sekarang gampang didapatkan lewat internet.

    Komunisme telah digantikan dengan RADIKALISME. Soal radikalisme telah pernah juga dipakai oleh Marx dalam perjuangannya melawan lawan-lawannya, kaum revolusioner berbagai gerakan organisasi sosialis yang dipimpin Bakunin misalnya. Jadi radikalisme juga bukan baru dalam perjuangan NWO untuk memecah belah lawan-lawan politiknya untuk menuju tyrani kekuasaan dunia itu. Karena sekarang tidak mungkin lagi pakai komunisme, lantas digantikan dengan ‘radikalisme’ yang sangat cocok untuk orang-orang agamis radikal, pakai cara-cara kriminal yang sangat menjijikkan. Dan cara-cara kriminal yang menjijikkan ini adalah juga semacam daya tarik (stimulan) bagi pengikut radikalisme, kebebasan yang tidak terbatas.

    Mind Control dan Brainwashing dari pihak NWO sudah berumur lama memang, bahkan jauh sebelum komunisme Marx. Tetapi bisa ditelanjangi baru di era KETERBUKAAN INTERNET. Jadi sepertinya proses perjalanan sejarahlah yang menantang tyrani dunia itu. Sejarah disini ialah munculnya perubahan dan perkembangan teknik digital yang memungkinkan PARTISIPASI PUBLIK (termasuk ahli-ahli dalam semua bidang pengetahuan dan kehidupan) yang begitu luas untuk membagikan dan menciptakan informasi DARI SEMUA UNTUK SEMUA. Tanpa partisipasi publik yang luas, tanpa informasi dan pengetahuan yang mengalir cepat dan TERBUKA, agaknya nasib dunia sudah pasti, tidak mungkin terlepas dari kekangan tyrani global itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.