Kolom Sanji Ono: BUKAN DENGAN BELAGAK HANTU

Untuk populer Jokowi tak perlu mengendong anak kecil sampai nangis-nangis supaya terlihat kebapakannya, ngusir emak-emak yang ribut saat pidato, melompati kuburan saat ziarah, meletakan petai di kepala atau pidato dimirip-miripkan dengan Bung Karno, tapi isinya selalu salah dan ngawur. Apa yang dilakukannya terlihat alami, elegan dan berkelas. Tanya kenapa?

Karena Jokowi melakukan dengan hati, tidak ada kepura-puraan di sana.

Kelas Jokowi bukan lagi Indonesia, tapi sudah internasional. Tanyakan kepada Bos IMF, Bos Bank Dunia dan ratusan pemimpin dunia lainnya kenapa mereka memuji Jokowi.

Jokowi dekat dengan milienial, itu sudah sejak lama. Sebelum menjadi Walikota Solo 2 periode, beliau sudah mengandrungi Music Rock dan Moge yang menjadi identitas kaum milienial.




Setelah menjabat sebagai Presiden, Pakde membuat kebijakan-kebijakan yang pro dengan anak-anak muda. Seperti membuat Badan Ekonomi Kreatif. Beliau juga mendukung perusahaan lokal bebasis IT untuk bisa eksis. Bahkan ekspansi ke luar negeri seperti GoJek dan Traveloka. Di zaman beliau, muncul perusahaan-perusahan startup yang dipimpin oleh anak-anak muda dengan aset di atas 1 milyar dollar.

Pakde percaya dengan kemampuan anak-anak muda kita. Jokowi menebarkan aura positif bahwa negara ini sedang berada di jalur yang benar. Tugas pemimpin seharusnya memang seperti itu. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada rakyatnya bukan malah menakut-nakuti rakyatnya kalau bangsa ini akan bubar Tahun 2030 nanti.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.