Kolom Boen Syafi’i: JOKOWI TIDAK BUTUH DIPUJI

Jauh dulu, di saat beliau masih menjadi orang nomer satu di Kota Solo dan, saat itu pula, kebetulan beliau diliput oleh TVRI. Di dalam hati kecil berkata:”Orang ini dari tampilanya, perilakunya dan hidupnya sangatlah terlihat sederhana. Hebat!” Padahal, di era Pemerintahan Pak SBY, jarang sekali ada seorang pejabat yang perilakunya sesederhana itu. Kebanyakan para pejabat kala itu bertingkah hedonis, ningrat, mentang-mentang pejabat yang ingin dilayani daripada melayani warganya.

Faktanya memanglah demikian. Dari golf sampai bini muda sudah menjadi hobi mereka.

Dari makelar proyek hingga menitipkan anak anaknya sebagai Komisiaris BUMN, sudah menjadi kebiasaan yang wajar dan “dilumrahkan”. Duit negara digarong, dari urusan Haji hingga mengkorupsi pendanaan kitab suci, sudah menjadi hal lazim tanpa adanya label penista.

Namun, itu dulu. Tiba tiba saja Sang Maha Cinta itu menjawab semua keluh kesah dari para hamba-hambaNya. Tiba tiba saja, di Tahun 2012, munculah Jokowi sang Wali Kota sederhana sebagai pemenang Pilgub di DKI Jakarta.

Dan, “kebetulan” bin tiba-tiba, Jokowi berhasil mengandaskan ambisi Prabowo untuk menguasai Bumi NUsantara di Pilpres 2014 dulu kala. Padahal, Prabowo kala itu masih sangat sehat finansialnya. Terbukti dengan sliwar-sliwernya wajah dan partainya di TV dan media masa. Padahal, dukungan dari petahana dan partai besar berada di dalam genggamannya. Namun, ternyata semua kejadian di atas muka bumi itu tiada yang tiba-tiba ada. Karena semua kejadian memang sudah atas izin dariNya.

Jokowi “terpaksa” menjadi Presiden, bukan karena ambisinya. Melainkan memang rakyat dan Tuhan lah yang menginginkanya. Benarlah bahwa Jokowi tidak butuh untuk dipuji. Karena kesederhanaan hidup memang telah lama menempa hidupnya. Bukankah istri beserta anak-anaknya telah membuktikan kesemuanya?

Berbuat baiklah, maka tanaman kebaikan itu akan tumbuh dan terus tumbuh. Hingga suatu saat kebaikan akan kembali dan menyapa si penanam kebaikan, tanpa pernah disangka-sangka.

Nandur apik maka buahnya bakal apik, nandur olo maka buahnya pasti bakal koyok.

“GenderuWo”.

Salam Jemblem..




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.