Kolom Asaaro Lahagu: ANIES GAGAL TAKLUKKAN MUSUHNYA INI (Lalu Tiru Habis Strategi Ahok)

Kemenangan semu Anies terhadap Kali Item, di belakang Wisma Atlet, hanya bertahan 2 bulan. Sekarang, Kali Item berbalik menyerang Anies dengan bau menyengatnya. Baunya sampai ke Balai Kota, tempat Anies nongkrong, dengan iringan senyum keberpihakan. Senjata Anies, kain waring, yang digunakan untuk membungkam Kali Item, ternyata tak bertahan lama.

Kain waring itu nasibnya kini tragis. Selain berlubang-lubang di sana-sini, kain waring yang terbentang itu, juga menjadi tempat pembuangan sampah-serapah.

Kain waring yang dulu sangat diandalkan Anies untuk menghabisi keangkuhan Kali Item, kini malah berkhianat. Kain waring itu berbalik mengkhianati Anies sebagai tuannya. Ia tidak lagi menutup Kali Item, tetapi malah bekerja sama berbual-bual mesra sepanjang hari.




Kalau diperhatikan dengan seksama, kain waring itu terlihat begitu bernafsu bercumbu dengan Kali Item. Itu bisa dilihat pada posisi kain waring yang semakin hari semakin melorot mendekati Kali Item. Beberapa bagian kain waring malah sudah benar-benar melorot dan sudah bercumbu mesra dengan Kali Item.

Solusi yang dicanangkan Anies terbukti tak mempan untuk menakhlukan Kali Item secara permanen. Ide spektakuler Anies dengan kain waringnya ternyata gagal total memalukan. Dulu banyak kecaman dilontarkan kepada Anies. Namun Anies tak bergeming dan begitu yakin dengan idenya.

Namun, kini Anies benar-benar merasa gagal dan marah telah dikhianati oleh kain waring. Aniespun akhirnya merubah strategi. Senjata kain waring dengan biaya lebih Rp 500 juta itu, kini ditarik dan dibongkar paksa. Tanpa ampun, kain waring yang telah berkhianat itu, disobek dan digulung-gulung. Dipastikan nasib kain waring itu akan berakhir di TPS Bantar Gerbang. Di sana ia akan dipotong-potong, dimutilasi dan dibakar sampai abu.

Lalu, bagaimana dengan Kali Item alias Kali Sentiong itu? Jelas Anies tetap bernafsu menakhlukan kali itu. Namun strateginya berubah. Kali ini bukan dengan memasang kain waring yang baru, tetapi dengan memasang turap.

Strategi memasang turap adalah program Ahok sebelumnya dan sempat diabaikan oleh Anies. Sebelumnya Anies lebih yakin dengan kain waring, penghilang bau dan mengeruk tanpa memasang turap terlebih dahulu. Tetapi ternyata tanpa turap, saat dikeruk, pinggiran Kali Item longsor.

Anies pun meniru strategi Ahok yang sudah mencanangkan pemasangan turap di seluruh pinggir sungai di Jakarta. Nantinya, setelah turap dibangun, akan langsung dilanjutkan dengan pengerukan. Dengan mengeruk sungai lebih dalam, maka aliran sungai mengalir lebih lancar pada musim hujan.

Lalu, mengapa Anies akhirnya meniru strategi Ahok? Hal itu bisa dilihat dari upaya Anies sebelumnya dalam menakhlukan Kali Item. Kisah perlawanan Anies terhadap Kali Item memang sengit. Sejak menjadi Gubernur DKI, keberadaan Kali Item di belakang Wisma Atlet menjadi musuh nomor satu Anies.




Di era Ahok, Kali Item sempat bersih, jernih, dan tidak bau. Namun di era Anies, Kali Item memberontak dengan melancarkan baunya yang menyengat luar biasa. Anies pun berambisi sangat besar untuk mengubah Kali Item menjadi lebih jernih, lebih biru, lebih harum mewangi laksana kali surgawi. Anies bermimpi untuk mengubah Kali Item yang hitam menjadi sungai Rhine di Swiss.

Perjuangan gigih Anies dengan senyum manisnya yang dirangkai dengan makna kata, ternyata tak berhasil menakhlukan Kali Item. Kali Item sama sekali tidak tergoda oleh rayuan dan senyum manis Anies. Malah Kali Item itu mengejek Anies dengan tetap berwarna hitam, bau dan kotor.

Berbagai usaha telah dilakukan oleh Anies untuk mengubah wajah Kali Item. Mulai dengan dibersihkan dengan nano buble, dijernihkan dengan mesin pengolah limbah dari Sandiaga, sampai disemprot penghilang bau. Tetap saja Kali Item tak mau mengalah. Kali Item kokoh bertahan pada prinsip kodratnya: hitam, kotor dan bau.

Usaha hebat Anies dengan rangkaian kata santun agar Kali Item berubah dengan sadar, pun gagal total. Demikian juga usaha persuasif Anies dengan semboyan keberpihakan, selalu kandas di hadapan Kali Item. Kali Item tak bergeming: tetap hitam, kotor dan bau.

Melihat usaha kandasnya gagal, dendam Anies kemudian tersulut panas. Dendamnya semakin membara dan memuncrat-muncrat ketika ia harus berpacu dalam waktu yang semakin sempit. Perhelatan Asian Games September waktu itu memaksa Anies melancarkan taktik Blitzkrieg.

Anies bertindak tegas. Ia menutup Kali Item dengan kain waring atau kain berwarna hitam. Memang saat itu Anies terlihat berhasil. Kali Item benar-benar tak berkutik. Muka sombongnya tertutup habis.




Wajah Kali Item dari September ke November raib dalam pandangan mata. Sepanjang aliran Kali Item yang dekat dengan Wisma Atlet, jaring hitam dengan gagah perkasa mengubur semu Kali Item. Dengan panjang 6 ratusan meter dan lebar dua puluhan meter, wajah garang Kali Item lama tak terlihat.

Saat itu Anies merasa puas dan sukses menakhlukan Kali Item. Namun, kesuksesan itu tidak lama. Perlawanan Kali Item kembali muncul. Persoalan pun bertambah karena kain waring justru teronggok tak karuan di tengah Kali Item.

Situasi itu tentu saja membuat Anies marah. Iapun memerintahkan pasukannya untuk membongkar habis kain waring dan menggantinya dengan turap. Rabu, 14 November 2018, kain waring sudah dicopot. Aniespun mengakui bahwa pemasangan kain waring hanyalah solusi sementara. Masalah polusi tidak bisa diselesaikan dengan waring tetapi hanya menyelesaikan aroma.

Akankah Anies berhasil membungkam Kali Item dengan meniru strategi Ahok sebelumnya? Mari kita saksikan kisah perseteruan Anies selanjutnya dengan Kali Item.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.