Kolom Eko Kuntadhi: INI MALAM JUMAT, MAS…

“Ini malam Jumat, mas,” suara perempuan di ujung sana terdengar syahdu. Dia hapal betul rengekan manjanya. Setiap Kamis sore, perempuan itu selalu telepon. Mengingatkan dirinya. Ini malam Jumat.

“Jangan pulang telat. Ingat ini malam Jumat. Aku sudah siap semuanya,” kata perempuan itu lagi. Ada nada sedikit manja. Mungkin juga nakal.

Lelaki itu tersenyum di ujung telepon. Dia hanya menjawab: “Iya. Sebentar lagi aku pulang.”

“Di sini hujan. Dingin,” kata perempuan itu lagi.




“Jika di sana masih hujan, tunggulah sebentar. Gak apa-apa agak telat. Asal kamu jangan sakit. Kalau kamu sakit, repot. Ini kan malam Jumat. Kamu yang sehat, ya. Aku butuh kamu yang fit malam ini,” suara istrinya terdengar seperti menggoda.

Coba, suami mana yang gak tergagap ditelpon istrinya dengan permintaan nakal seperti itu? “Ok, aku tunggu, ya…”

Lelaki itu hanya tersenyum. Kemanjaan tidak pernah hilang dari istrinya. Meski sedikit manja, dia tahu, istrinya adalah perempuan yang tegar. Dia bersabar menerima ekonomi keluarga yang belum stabil. Untung saja dia punya ide cemerlang.

Bermula ketika ia pulang kampung. Bertemu dengan seorang tua yang memberikan nasihat kepadanya.

“Bantulah suamimu mencari nafkah. Jangan memberatkannya. Setiap malam Jumat, lakukanlah,” kata orang tua itu.

Sejak itu mereka tidak pernah melupakan malam Jumat. Malam yang memang menjadi andalan banyak suami istri. Tapi mereka bukan suami istri biasa. Merekalah contoh, dimana masing-masing saling mengisi dan memberikan. Saling menumpahkan perhatian.

“Kamu kuat begadang malam ini?” ujar suaminya ketika sampai di rumah.

Istrinya hanya mengerling. Bau tubuhnya meruap di udara. Bau tubuh yang selalu menganggu urat syaraf lelaki itu setiap kali mendekati.

“Emang harus sampai pagi? Emang kamu lagi fit banget, ya? Kok semangat amat, sih?” jawab istrinya manja. Dia menggelayut di bahu suaminya.




“Kayaknya iya. Aku mau melqksanakan malam Jumat ini minimal sampai subuh. Kamu siap, kan?” Suaminya menjawab dengan berbisik. Nafasnya seperti menyentuh bulu-bulu halus di telinga istrinya. Berdesir.

“Kalau emang maunya begitu, siapa takut. Aku kan istrimu. Tugas istri, mendampingi suami. Apalagi ini malam Jumat.”

Lalu, mereka berdua masuk ke kamar. Suaminya membuka kemeja kerjanya. Hanya menggenakan celana kolor dan kaos kutang. Kemudian istrinya masuk.

“Kamu siap, mas?” Istrinya menggenakan daster tipis.

“Iya, semoga malam ini kita sukses.”

Sejurus kemudian istrinya menyalakan lilin. Diletakkan di atas baskom berisi air. Suaminya merunduk, bertopang pada dengkul dan tangannya. Mereka berdiam sebentar, seperti berdoa dengan khusyuk. Ritual doa yang mereka panjatkan sebelum melaksanakan hajat di malam Jumat.

Tak lama, dari kamar itu, keluarlah seekor babi. Melompat dari kamar menuju ruang tamu. Lalu berjalan pelan-pelan keluar.

Istrinya dengan setia menunggui lilin di atas baskom.

Sebab ini malam Jumat. Malam yang spesial untuk pasangan suami istri.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.