Kolom Ganggas Yusmoro: APA YANG DIHARAPKAN DARI PRABOWO?

Prabowo adalah fenomena. Itu tidak bisa dipungkiri. Terbukti dalam Pilpres 2014, beliau kalah relatif sedikit. Hanya berkisar 2,5%. Meski saat itu gerbong yang mendukung Prabowo ‘untel-untelan’, ternyata Bangsa Indonesia masih banyak yang berpikir waras. Berpikir jernih bahwa memilih pemimpin tentu menilai dari track record, kepribadian serta semua hal yang ada pada sosok pemimpin tersebut.

Rupanya Pilpres 2019 nanti, Prabowo masih “mekengkeng”. Masih ngoyo ingin duel head to head dengan seorang Jokowi.

Meski gerbong yang dulu mendukung sudah ke lain hati, Prabowo dengan tertatih-tatih bak kakek tua yang sudah mulai limbung, atau bagaikan petinju yang sudah mulai loyo, memaksakan diri naik ring.




Pertama mencari partner yang stock financialnya bisa menyokong, dirangkullah Sandi. dengan dukungan PKS, PAN dan Demokrat, Prabowo dan Sandi didandani dan di-make up seakan-akan yang paling agamis. Paling Nyar’I. Bahkan si ompong pentolan tukang demo mengatakan Prabowo dan Sandi punya kunci surga.

Apakah pendukungnya percaya? Entahlah. Yang pasti setelah makan nasi bungkus, ehh sekarang nasi kotak, ya? Mereka merem melek manthuk-mantuk sambil klepas klepus menikmati asap rokok.

Setelah berkali-kali Prabowo tidak kapok-kapok nyapres. Pertanyaan yang mendasar adalah, apa yang bisa diharapkan dari seorang Prabowo sebagai seorang Capres? Catatan panjang dari kehidupan pribadi, jelas lebih baik Jokowi. Dari asumsi yang beredar, jelas Prabowo yang didukung keluarga Cendana ingin mengembalikan jaman keemasan Orde Baru.

Artinya apa? Apakah ingin memperbaiki Republik ini lebih baik? Nonsens! Mereka hanya ingin berkuasa. Ingin kembali menguasai semua hal termasuk SDA yang oleh Jokowi dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa dan negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Apalagi begitu jelas Partai Oposisi nyata-nyata mendukung HTI, mendukung gerombolan yang ingin merobek-robek persatuan dan kesatuan bangsa dengan khilafahnya.

Tentu ini faktor utama yang harus digarisbawahi. Yang harus diperhatikan. Bahwa sangat berbahaya sekali jika paham khilafah dengan HTInya diberi ruang dan kembali diberi legalitas agar bisa beranak pinak kembali. Sangat berbahaya bagi masa depan Republik ini.

Yang jelas, jika Prabowo mencopy paste kampanye ala Trump yang katanya juga suka blunder, tentu kita sebagai bangsa yang waras tetap harus berpikir rasional dan waspada. Di balik semua ini ada golongan yang ingin merongrong Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Ini yang paling Urgen!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.