Kolom Joni H. Tarigan: ANTARA DOA DAN BENCI

Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan sila ini, maka Indonesia merupakan negara yang mengakui keberadaan Tuhan. Pengakuan itu tidak hanya sebatas kata,  tetapi  6 agama dan aliran kepercayaan  tertuang dalam konsititusi Indonesia.

Setiap agama, tentunya meyakini  bahwa Tuhan, sang pencipta, merupakan sumber kebaikan.




Sehingga kepadaNyalah kita umat manusia bermohon dan berserah diri. Komunikasi yang umumnya ditempuh oleh umatNya terhadap Tuhan adalah lewat DOA. Doa yang saya pahamami, sebagai pemeluk Katolik, adalah bercakap-cakap dengan Tuhan.

Doa artinya berkomunikasi dengan Tuhan, Sang sumber kebaikan bagi bumi  beserta isinya, dan juga alam semesta. Denga kata lain, ketika seseorang berdoa maka ia sedang menyatukan hati dan pikirannya dengan SUMBER KEBAIKAN.

Jika semua umat beragama memiliki kebiasaan berdoa untuk menyatu dengan Sang Pencipta, Sang Sumber kemuliaan, lalu mengapa masih ada rasa BENCI di antara kita? Doa adalah bersatunya kita dengan kebaikan, lalu mengapa kemudian kita masih saling menyalahkan, saling menghujat?

Apa yang membuat kita mencederai perasaan dan hidup orang lain, padahal setiap hari kita berdoa?  Jika amarah dan dengki masih menyelimuti diri kita, apa yang membuat kita berani berdoa terus menerus???  Tuhan yang tidak datang saat kita berdoa, atau hati kita yang tidak siap menerima kebaikan dan kemuliaan dari sang Pencipta?
 
Mari kita umat yang BERDOA bergandengan tangan, berbuat kebaikan untuk kehidupan ini.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.