Kolom Acha Wahyudi: POLIGAMI (Sirulo TV)

 

Acha Wahyudi 2Sudah pasti setuju dengan pendapat Muhammad Amin sebagai orang yang muak dengan ketidakadilan gender yang selama ini berkembang subur dalam masyarakat kita. Aku pun mendukung Grace Natalie beserta PSI yang memperjuangkan pelarangan Poligami.

Namun, beberapa teman free thinker misalnya Ma brader Rais Sapoetra mengkritisi wacana PSI ini.

Menurutnya, kebijakan pelarangan poligami sama dengan kebijakan pelarangan PNS beristri lebih dari satu di Jaman Soeharto. Sama-sama membatasi hak asasi manusia.

Coba deh kita lihat dari perspektif berbeda. Wacana ini wacana cerdas dan mempunya impact luas, lho. Apabila atas dasar kesetaraan gender, PSI yang mewakili wanita dan generasi muda head to head mengajukan wacana tandingan untuk memperbolehkan poliandri (bersuami banyak) demi menandingi gerakan poligini (beristeri banyak) yang saat ini sedang viral, dan secara masif dikampanyekan berdasarkan ajaran dari salah satu agama, maka PSI akan mendapatkan serangan balik yang lebih dahsyat dengan probabilitas ditolak lebih besar.

Dengan hanya merubah perspektif, jelas tuntutan Pelarangan Poligami ini tentu lebih masuk akal. Artinya, keduanya laki-laki dan perempuan sama-sama tidak dapat melakukan poligami. Apalagi bila usulan kebijakan ini disandingkan dengan upaya antisipasi permasalahan pertumbuhan penduduk Indonesia yang jelas dan pasti akan mengalami over population dalam beberapa dekade ke depan.

girl 4

Coba kita lihat ilustrasi berdasarkan kenyataan ini, ya.

Satu orang laki-laki diperbolehkan mempunyai 4 istri atau lebih. Biasanya tipikal penganut poligini ini juga adalah penganut anti KB. Bila setiap Istri yang subur memiliki minimal 5 anak, bahkan dalam beberapa kasus ada yang memiliki 12-13 anak dari salah satu istri, bisakah kita bayangkan bila dari satu laki-laki saja bisa mempunyai anak lebih dari 20. Silahkan kalikan dengan jumlah penganutnya.

Tragisnya lagi, aturan poligini ini mendapat legitimasi bahkan reward dari ajaran salah satu agama yang kebetulan adalah agama mayoritas.

Alasan kuno, absurd dan egosentris yang selalu dipakai oleh para penganut garis keturunan patrilinial, mengapa lelaki boleh melakukan poligini sedangkan wanita tidak boleh melakukan poliandri adalah kesulitan untuk mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandung oleh wanita pelaku poliandri. Padahal, di hari ini, pemeriksaan DNA dengan sangat mudah dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah lama tidak bertemu, adik-adikku berkunjung ke rumah semalam. Setelah lama ga punya kesempatan, kami ngobrol ngalor ngidul. Dari bisnis, politik ujungnya ke agama sambil menikmati bakwan sambal kacang yang mendadak kubuat dan brownies Ollachamade All Achamade.

gadis desa 6

At the end of our chitchat, adikku Andi Sa’dani menyimpulkan bahwa negara-negara maju berpenduduk terbahagia di dunia adalah negara dengan penduduk yang ga pusing dengan urusan agama, dan pernak-perniknya macam poligami. Apalagi hanya sekedar syariat cara keluar masuk lubang dan kamar mandi?

(Maaf, kalimat terakhir itu bukan kata-kata yang diucapkan oleh adikku, tapi oleh kakak perempuan satu-satunya yang memang 3/4 laki dari sononya).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.