Oleh: Boen Syafi’i
Senyum mengembang, meski hati terkekang
Di dalam suka tersimpan perasaan yang sedih tak terhingga
Dan di dalam dukanya tersimpanlah perasaan bahagia
Dia abaikan nurani
Dan dia abaikan logika
Berjuang demi keluarga, meskipun menjual raga
Rokok di tangan, sebagai tanda dirinya menunggu pelanggan
Bedak memutih untuk menutupi hatinya yang kelam
Namun, terkadang engkau selalu disalah-salahkan
Padahal, semua itu karena polah si hidung belang
Tangisan dan keperihan hatimu, tidak pernah engkau pedulikan
Karena semua untuk satu tujuan
Yakni, agar kelak anak-anakmu bisa hidup mapan
Dan tidak mengikuti jejakmu menjadi kupu-kupu malam
Namun, sayangnya, kini kau menangis menjadi-jadi
Karena ada yang bisa menjual hingga 80 juta
Sedangkan dirimu, dari dulu kok hanya 25 ribu saja
Itupun jika tidak ditawar setengahnya
Kisah penjual lubang jalanan, yang kalah harga dengan si artis layar kaca
Woalah nasibmu, Yu …. Yu …
Salam Jemblem..