Kolom Asaaro Lahagu: DI BALIK ANCAMAN MUNDUR PRABOWO-SANDI DARI PILPRES 2019

Asaaro LahaguKubu Prabowo-Sandi yang dikomandoi oleh Jenderal Djoko Santoso melontarkan ancaman mundur. Menurut Djoko, pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi siap mundur dari Pilpres 2019. Kendatipun melanggar aturan Pemilu dan berpotensi masuk penjara, Djoko tidak gentar dan tidak takut.

Tanda-tanda seriusnya Kubu Prabowo-Sandi mundur dari Pilpres sudah disinyalir oleh Andi Arief, Wakil Sekjen Partai Demokrat.

Menurut Andi, Prabowo mundur dengan cara memboikot Pilpres karena ada keanehan sistematis. Dalam bentuk pertanyaan, Andi mengancam bahwa Prabowo bisa saja memboikot Pilpres dan Jokowi tidak bisa menjadi Presiden untuk keduakalinya.

“Kalau Pak Prabowo menggunakan hak Boikot Pemilu dengan alasan keanehan yang tersistematis, memangnya Pak Jokowi bisa menjadi Presiden untuk keduakalinya?” tanya Andi Arief dalam cuitannya di Twitter 7 Januari 2019 lalu.

Tentu saja cuitan Andi Arief dan pernyataan Djoko Santoso itu cukup mengejutkan. Apalagi jika pernyataan mundur tersebut juga akan dilontarkan langsung oleh Prabowo.

ancam mundur

Kabarnya Prabowo akan mengeluarkan ancaman mundur saat berpidato bertajuk “Indonesia Menang” yang rencananya digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center [Senin 14/1: Malam]. Djoko beralasan, rencana itu sengaja dibocorkan supaya publik tidak terlalu terkejut.

Dikatakan oleh Djoko, dalam pidatonya nanti Prabowo menyampaikan akan mundur dari kontestasi Pilpres jika potensi kecurangan terus terjadi.

“Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato kebangsaan. Memang, supaya tidak terkejut barangkali, kalau tetap nanti disampaikan Prabowo Subianto, pernyataan terakhir Prabowo Subianto adalah kalau memang potensi kecurangan itu tidak bisa dihindarkan, maka Prabowo Subianto akan mengundurkan diri,” katanya.

Purnawirawan TNI itu menyampaikan, salah satu potensi kecurangan dalam Pemilu 2019 adalah diperbolehkannya penyandang disabilitas mental atau tuna grahita untuk menggunakan hak pilihnya.

ancam mundur 4

“Karena memang ini sudah luar biasa. Masak orang gila suruh nyoblos,” katanya. “Tuhan saja tidak memberi tanggung jawab kepada orang gila. Masak kami memberi tanggung jawab nyoblos,” imbuhnya.

Tentu rencana mundur Prabowo-Sandi dengan alasan kecurangan itu hanya akal-akalan saja. Jika merujuk dari logika Djoko Santoso soal orang gila boleh menyoblos, aturan itu sudah ada pada perhelatan Pilpres sebelumnya.

Dalam Undang-undang Pemilu, ada ketentuan yang mengatur diperbolehkannya orang gila memberikan suara. Pada Pilpres 2014 lalu, pasangan Prabowo- Hatta sendiri menang di TPS Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali yang berada di Kabupaten Bangli dan juga RSJ Nusa Tenggara Barat.

Bisakah pasangan Capres-Cawapres seenak jidat mundur? Tentu saja tidak. Siapapun pasangan yang ternyata mundur saat sedang mengikuti proses Pilpres, maka ancamannya penjara karena melanggar UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, khususnya Pasal 156 Ayat 2. Saat mendaftar di KPU, semua pasangan Capres dan Cawapres jelas telah membuat surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri selama proses Pilpres 2019 berlangsung.

ancam mundur 5

Lalu, seriuskah ancaman mundur Prabowo-Sandi itu? Bisa ya, bisa tidak. Jika tidak serius, maka hal itu hanya dianggap sebagai gimmick yang menakut-nakuti semua pihak agar tidak curang. Namun, jika serius maka ada beberapa alasan.

Pertama, alasan elektabilitas Prabowo-Sandi sudah stagnan. Walaupun diiklankan terus dengan berbagai metode, cara, atau strategi apapun, tetap saja elektabilitas Prabowo mentok. Hal ini membuat Kubu Prabowo stress dan frustrasi. Sebagai perbandingan pada Pilpres 2014 lalu dari berbagai survei, elektabilitas Prabowo-Hatta vs Jokowi-JK hampir seimbang 50 vs 50.

Dalam kalkulasi Kubu Prabowo-Sandi, elektabilitas pada Pilpres 2014 itu akan terulang kembali. Namun, faktanya tidak. Ada perbedaan elektabilitas sebesar 20% dengan keunggulan di pihak Jokowi-Ma’ruf. Harapan Kubu Prabowo adanya Ahok effect terbawa pada Pilpres 2019, ternyata gagal. Terlebih-lebih taktik Jokowi yang justru mengambil Ma’ruf Amin sebagai Cawapresnya, langsung mematikan harapan Prabowo. Jadi, bau kekalahan sudah dicium oleh Prabowo.

Ke dua, biaya Pilpres 2019 sangat besar. Dan ini tidak bisa ditanggulangi oleh Prabowo. Duit yang diharapkan mengucur dari Sandiaga ternyata tersendat-sendat. Sandiaga adalah seorang pebisnis. Dia menghitung betul pengeluaran dari dompetnya.

ancam mundur 3

Tanpa duit besar,  mustahilah Prabowo memenangkan Pilpres. Jadi, lebih baik mundur sekarang dari pada nantinya. Lihat saja sekarang, Prabowo masih jarang-jarang turun ke bawah untuk berkampanye. Ia belum keliling Nusantara untuk berkampanye. Ia hanya mengandalkan Sandiaga untuk berkampanye.

Ke tiga, pendukung Prabowo tak seperti yang diharapkan. Banyak tokoh lebih mendukung Jokowi-Ma’ruf. Tak heran jika Prabowo mengeluh pada tahun lalu bahwa ia telah dikepung. Dukungan yang mengalir kepada Jokowi seperti dari alumni UI kemarin, memberikan tanda kepada kubu Prabowo bahwa Jokowi tak bisa dibendung menjadi Presiden untuk periode ke dua.

Ke empat, untuk merusak pergelaran Pilpres dan merusak nama Jokowi sendiri. Dengan mundurnya Prabowo, maka legitimasi kemenangan Jokowi pada Pilpres dipertanyakan. Jokowi menang karena hanya melawan kotak kosong.

Agar ada alasan mundur, Kubu Prabowo mencari-cari alasan. Termasuk alasan kecurangan. Kecurangan itu sudah mulai dibumbui dengan tercecernya KTP, daftar pemilih tetap dan suara yang telah dicoblos serta keberpihakan KPU.

Saya yakin bahwa sebelumnya Prabowo sedang berjudi. Skenario mundur dari arena Pilpres sudah ada dalam rancangan mereka sebelumnya. Jika ternyata elektabilitas Prabowo tetap stagnan, maka dicari alasan untuk mundur dari Pilpres. Bukankah Prabowo pernah mundur dari perhitungan suara Pilpres tahun 2014 lalu?

Lalu, apa efeknya jika Prabowo mundur? Tentu saja sangat memalukan bagi Kubu Prabowo. Artinya, dia pengecut. Belum bertarung sudah menyerah. Opini bahwa petahana melakukan kecurangan, hanya akal-akalan saja karena tak ada bukti.

Jika Prabowo akhirnya mundur, maka dia telah mewujudkan skenario Jokowi untuk menang secara optimis pada periode ke duanya. Begitulah kura-kura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.