Bupati Buktikan Tidak Ada Parit Drainase di Sepanjang Jalan Perbatasan Tongkeh–Barusjulu

B. KURNIA P.P. DOLATRAKYAT (Karo). Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD Kabupaten Karo 2020 Kecamatan Dolatrakyat dan Kecamatan Barusjahe yang dilaksanakan di Kantor Camat Dolatrakyat, Lau Gendek [Selasa 12/2], akhirnya membuahkan hasil. Salah satu usul warga yang disampaikan terkait parit gorong-gorong antara  perbatasan jalan Tongkoh (Kecamatan Dolatrakyat] dengan perbatasan Desa Barusjulu (Kecamatan Barusjahe) tidak ada sama sekali. Jalan sering kebanjiran dan, akibatnya, jalan menjadi rusak berlubang-lubang.

Hal ini dikatakan oleh Kepala Desa Barusjulu (Hemat Barus) usai Musrenbang.

Bupati Karo (Terkelin Brahmana SH) menindaklanjuti aspirasi Hemat Barus dengan rombongan DPRD Karo (Thomas Jeverson Ginting, Abdi Depari) dan Kepala Bappeda (Ir Nasib Sianturi MSi), Kepala PUPR (Ir Paten Purba) dan Camat Dolatrayat (Leo Girsang), Camat Barusjahe (Kalsium Sitepu) dengan meninjau lapangan sesuai permintaan warga.

“Mari kita tinjau bersama dan kita lihat. Apa benar di sekitar jalan perbatasan Tongkoh dengan Desa Barusjulu tidak ada parit sama sekali. Kalau tidak berfungsi berarti masih ada paritnya. Ini yang kita harus pastikan,” kata Terkelin saat mengajak rombongan langsung turun ke lapangan [Selasa 12/2].

Saat di lapangan, Terkelin mengatakan wajar saja jalan ini cepat rusak dan hancur karena tidak ada parit drainase. Lanjutnya, jalan yang ini memang sudah diserahkan penanganannya ke provinsi. Dengan begitu, sudah wewenang provinsi.

“Namun, untuk drainase ini kita akan kerjakan, dan kita turunkan alat berat dari PUPR untuk membuka parit baru agar, saat hujan turun, parit sudah berfungsi menampung air,” terangnya.

Sementara anggota DPRD Karo (Abdi Depari) mendesak Bupati segera tuntaskan pembuatan parit ini. Menurutnya, tidak perlu anggaran dulu saat ini. Hanya  butuh alat berat beko mengorek tanah dan membentuk jalur  parit, agar ada saluran yang menampung air jika hujan turun dan menampung aliran limbah  dari pemukiman  warga. Semuanya dapat dialirkan ke parit jika sudah ada,” ujar Abdi.

Selanjutnya Abdi berharap pihak PUPR sudah bisa bekerja.

“Kasihan rakyat. Ini hal sepele tapi mengganggu kenyamanan masyarakat. Jangan tunggu lama lagi. Kalau bisa secepatnya dikerjakan,” tegas Abdi.

Hal senada disampaikan oleh Thomas Joverson Ginting. Dia meminta Pemda Karo segera merespon keluhan warga.

“Kita sudah lihat sendiri, parit dan drainase tidak ada. Akibatnya sudah tentu air akan tergenang di badan jalan dan di depan rumah warga,” ucapnya.

Genangan air ini dapat menimbulkan kerusakan jalan. Air yang tergenang bisa menjadi sarang nyamuk sehingga penyakit dapat menyerang warga, tandasnya. 

Kepala Bappeda (Ir Nasib Sianturi MSi) mengakui, sepanjang jalan perbatasan Kecamatan Dolatrayat dengan Desa Barusjulu (Kecamatan Barusjahe) belum ada paritnya terbentuk, kira kira sepanjang 700 m lebih,” tuturnya

Lanjut Sianturi, jalan ini sudah diambil penanganannya oleh dinas provinsi. Namun, sampai saat ini, belum ada serah terima antara Pemprovsu dengan Pemkab Karo.

“Begitupun, parit yang kami tinjau barusan, itu masih tanggungjawab kita,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama camat Barusjahe (Kalsium Sitepu) didampingi Camat Dolatrayat mengatakan siap melobi masyarakat yang terganggu jalan jembatan ke rumahnya apabila proses pengorekan parit dilakukan. 

“Iya, kita akan dampingi pihak PUPR bekerja, untuk kebaikan warga kita siap sosialisasi rumah ke rumah demi lancarnya pembangunan,” ujar Kalsium dan Leo.

Bupati Karo saat meninjau lokasi pembangunan drainase.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.