Kolom Sanji Ono: DEBAT AKAL SEHAT

Sanji Ono

Debat Capres ke 2 yang diselengarakan oleh KPU kemarin jelas memperlihatkan kepada kita siapa calon pemimpin yang layak dipilih untuk menakhodai kapal besar bernama Indonesia. Jokowi unggul segalanya atas Prabowo. Mulai dari penguasaan materi, penguasaan emosi sampai penguasaan panggung, Jokowi faham betul seluk beluk materi yang dibicarakan. Alasannya sederhana. Beliau adalah pelaku.

Beliau bukan lagi seorang Capres, apalagi Capres Afkir yang harusnya sudah pensiun, tapi masih dipaksa naik panggung untuk memenuhi syahwat politik pedukungnya.

Contohnya, saat Prabowo menyerang Jokowi soal impor pangan. Prabowo mengatakan: “Setelah bapak dilantik jadi Presiden tahun 2014 kemarin, bapak berjanji tidak lagi melakukan impor, tapi saat ini, malah melakukan impor besar-besaran yang menyusahkan petani.” Jokowi hanya tersenyum. Terlihat jelas beliau sangat siap dengan pertanyaan ini.

Jokowi menjawab: “Dari 2014 hingga 2018, impor cenderung turun. Jauh sekali dibanding sebelum saya menjabat. Contohnya tahun 2018, produksi beras nasional kita 33 juta ton, sedangkan konsumsi nasional 29 juta ton. Ada surplus 2,8 juta ton, tapi kenapa kita tetap impor? Karena untuk menjaga stok beras nasional. Stok beras diperlukan untuk kebutuhan operasi pasar dan bencana alam.”

Prabowo nggak menyangka Jokowi dapat memberikan jawaban dengan paparan yang sangat lugas dan berbobot. Lantas, Prabowopun menjawab: “Ya, terimakasih, sangat jelas sekali.” Jawaban yang membuat gerrrr seluruh isi ruangan. Kecuali kampret, nyaris semuanya tertawa. Prabowo melanjutkan: “Yah, kalau ada hal baik yang sudah dikerjakan kami apresiasi dan dukung.”

Contoh lainnya saat Prabaowo mencoba megkritik masalah bagi-bagi sertifkat menurutnya bagi2 tanah hanya pupuler untuk 1-2 generasi. Tanah semakin sempit, penduduk semakin bertambah. Bisa-bisa generasi selanjutnya tidak kebagian tanah. Apakah Jokowi panik? Tidak.

Dengan lembut, tapi menghujam dia bilang: “Saya tahu Pak Prabowo memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur sebesar 220 ribu hektar. Juga di Aceh Tengah 120 ribu hektar. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa pembagian-pembagian seperti ini tidak dilakukan masa pemerintahan saya.”

Di saat Mas Wowo berbicara soal ketidakadilan, perihal kekayaan negeri ini yang hanya dimiliki oleh 1% dari jutaan penduduk Indonesia. Di saat pangeran kuda mencoba mengatakan bagi-bagi sertifkat adalah hal yang mubajir dan sia-sia, Jokowi dengan elegan membuka jati diri Prabowo. Apakah salah memiliki HGU ratusan hektar?

Tidak. Yang salah adalah coba mendramatir keadaan dengan membawa-bawa nama rakyat, tapi kenyataannya dia adalah bagian dari 1% orang yang meguasi kekayaan alam negeri ini.

Di saat Prabowo mendukung dan membenarkan ucapan-ucapan Jokowi, pendukungnya mencari alasan-alasan untuk ketidakmampuan Capresnya. Mulai fitnah soal alat bantu berupa earpiece dengan alat pengendali berbentuk pulpen di tangan waktu debat sampai rencana tim TKN nya akan melaporkan Jokowi ke KPU dan Bawaslu karena menganggap Jokowi telah menyerang personal pribadi Prabowo.

Gua jadi ingat sebuah kata bijak ” Orang sukses akan menjadikan kegagalan sebagai pelajaran orang Gagal akan mencari alasan untuk kegagalannya..” jadi jelas yg punya akal akan memilih Jokowi lanjut 2 priode.

Oiya, gua kasih bocoran ya Preet. Waktu debat kemarin, Jokowi bukan cuma pakai Alat Bantu,. Yang debat kemarin di panggung itu cloningannya Jokowi. Lu pernah nonton Naruto, kan> Nah, Jokowi itu pakai jurus menggandakan diri. Badan aslinya lagi naik kuda Unicorn di rumahnya Mas Wowo, cloningannya dateng ke acara Debat Capres.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.