Kolom Boen Syafi’i: KEJADIAN DI SIBOLGA TIDAK BISA DIREMEHKAN

Boen Safi'iTerlalu mengentengkan. Ya terlalu mengentengkan sebenarnya, jika menyebut aksi terorisme di Kota Sibolga itu tidak ada kaitanya dengan Pilpres yang akan berlangsung pada 17 April 2019 mendatang. Nyatanya, bila ditelusuri lebih jauh, gerombolan teroris biadab Abu Hamzah ini apa untungnya jika bersembunyi ataupun membuat ulah di kota kecil yang hanya terdiri dari 4 kecamatan. Fasilitas milik asing yang biasa mereka incar? Hampir tidak ada sama sekali di sana.

Ketenaran dan memberikan pesan kepada dunia, bahwa JAT organisasi mereka yang berafiliasi dengan ISIS masih eksis?

Bukankah kota semacam Bali, Surabaya, Jakarta akan lebih diliput media nasional dan juga internasional, serta lebih terasa pesannya? Namun, nyatanya, mereka lebih memilih bersembunyi di kota kecil yang bernama Sibolga (Sumatera Utara) dengan 300 kg bahan peledaknya. Benar-benar jumlah yang besar dan, tentu saja, menimbulkan efek ledakan yang sangat fatal pula.

Saya menduga semua ini ada kaitanya dengan rencana Presiden Jokowi meresmikan pelabuhan Sambas di Kota Sibolga pada tanggal 17 Maret 2019. Ya, mungkin saja ada kaitanya. Karena memang gerombolan teroris yang saat ini ikut di dalam gerbong si Wowo Cs sangatlah membenci Jokowi si pria sederhana yang juga sang petahana. Apalagi semenjak HTI si gembong makar khilafah abal-abal dihabisi oleh pemerintah (meskipun belum sampai ke akar-akarnya).

Celakanya, jarak dari TKP tertangkapnya si teroris Abu Hamzah beserta 3 kawannya itu hanya sekitar 300 Meter atau 8 Menit jika berjalan kaki dari pelabuhan yang akan diresmikan Jokowi sang Presiden Indonesia. Kuat dugaan, mereka akan mengambil langkah nekat bin bejad untuk mem-Benazir-Bhutto-kan Presiden kita tercinta. 

Ya, Benazir Bhutto seorang tokoh perempuan Muslim moderat yang ditembak di leher serta dadanya saat berkampanye di Pakistan, negaranya. Tidak cukup menembak, sang penembak meledakan dirinya diantara kerumunan massa. Maka sudah mengertikah anda, kenapa para Kyai NU saat ini turun gunung bahkan sampai mengeluarkan maklumatnya?

Ya, karena beliau semua sekarang sedang memback-up aparat keamanan dengan doa doa mustajabahnya agar Indonesia tidak sampai seperti Irak, Pakistan ataupun Syria yang hancur lebur negaranya.

Ya Jabbar Ya Qohhar.

NKRI yang Berbhineka Tunggal Ika adalah Harga Mati.

Selamanya.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.