Kolom Sanji Ono: KESEMPATAN TERAKHIR

Perdana Menteri Singapura mengucapkan selamat kepada Jokowi karena telah menang Pilpres walau masih versi QC. Nur: “Mas, orang luar kok bisa ngucapin selamat, padahal baru QC, lah yang di sini sampai buat gerakan matiin TV?”

Ono: “Karena mereka waras dan cerdas. Di semua negara maju, QC yang dilakukan lembaga survey kredibel hasilnya menjadi referensi atau tolak ukur hasil Pemilu yang mereka selenggarakan.”

Lembaga survey yang memenangkan Jokowi saat ini adalah lembaga survey yang sama saat memprediksi kemenangan Anies-Uno di Pilgub DKI, Codot itu lucu, saat jagoan mereka menang mereka percaya QC. Tapi, saat kalah, mereka nggak percaya.

Litbang Kompas, LSI Deny JA, Poltraking, Cyrus, dan lain-lain memiliki sejarah panjang dan rekam jejak yang baik yang bisa dipercaya publik. Nggak mungkin mereka mau mempertaruhkan kredibiltas mereka hanya untuk mendukung salah satu calon. Itu namanya bunuh diri.

Nur: “Trus, kenapa mereka sampai melaporkan lembaga survey ke polisi, mas?”

Mereka udah habis modal Triliunan. Faham Kilaf-ah yang mau mereka sebarkan digencet habis-habisan plus dilabeli terlarang sama seperti PKI. Lumbung dollar mereka diobrak-abrik Jokowi. Saat ini, kantong mereka kering kerontang.

Ini adalah peluang terakhir mereka untuk bisa bertahan hidup. Dengan melaporkan lembaga survey, mereka ingin menggiring opini ke pendukungnya bahwa claim kemenangan yang disusul sujud syukur Mas Wowo adalah sebuah kenyataan yang coba dimanipulasi oleh Lembaga Survey.

Nur: “Trus, kalau 22 Mei nanti KPU mengumumkan Jokowi yang menang dengan angka 55% hampir sama dengan lembaga survey, gimana, mas?”

Kemungkinannya cuma 2. Mereka tobat mualaf jadi cebong atau rame-rame ke Alfamart minum Baygon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.