Kolom Asaaro Lahagu: ANALISIS KENAPA ABDUL SOMAD SANGAT MEMBENCI SALIB

Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu

Penghinaan Abdul Somad terhadap salib, simbol Agama Kristen, memberi pesan jelas. Abdul Somad sebetulnya sangat membenci agama Kristen. Ia sangat alergi terhadap Agama Kristen, termasuk simbol-simbolnya sekaligus para penganutnya. Kebencian luar biasa Abdul Somad (AS) tercermin dari pernyataannya bahwa di dalam salib, ada jin kafir.

Dalam video yang beredar secara viral, AS secara terang-terangan menghina salib.

Saat ia menjawab pertanyaan salah seorang hadirin yang hatinya selalu menggigil saat melihat salib, AS tak segan-segan mengatakan bahwa di salib itu ada jin kafirnya. Bahkan AS tak puas sampai di situ. Ia juga mengolok-olok sosok yang disalibkan di salib.

Lalu, bagaimana bisa dimengerti bahwa AS sangat membenci salib Agama Kristen itu? Mari kita menganalisisnya dengan hati sejuk, kepala dingin sambil menyeruput kopi ala Denny Siregar.

Apa kata pertama yang terlontar dari mulut AS saat menjawab hal yang berkaitan dengan salib? Jawabannya adalah kata ‘setan’. Perhatikanlah ucapan AS di video viral penghinaannya.

“Apa sebabnya ustad kalau menengok salib menggigil hati saya? Setan.”

Setan. Itulah jawaban langsung AS. Ketika ada bunyi kata ‘salib’, maka secara spontan tersembur dari mulutnya kata setan. Merujuk teori psikoanalisis Freud, dalam kejiwaan AS sudah tertanam secara unconscious (tak sadar) sejak kecil bahwa salib itu adalah simbol agama kafir. Di salib itu juga ada setannya.

Saya telah menelusuri riwayat pendidikan AS sejak dari SD-SMP-SMA sampai ia belajar ke Mesir, lalu ke Maroko. Ternyata semua institusi pendidikan tempat AS menimba ilmu adalah sekolah agama. Bisa dibayangkan bahwa semua doktrin, semua ajaran yang diterima oleh AS di bangku sekolah sangat mungkin eksklusif.

AS diajarkan secara berulang-ulang ribuan kali bahwa hanyalah agamanya yang paling benar di muka bumi. Agamanyalah yang paling jitu, paling hebat, paling spektakuler, paling kuat, paling bisa masuk surga. Agamanyalah yang paling sempurnya. Agamanyalah yang number one, numero uno.

Bersamaan dengan mengagung-agungkan agamanya, AS juga sangat mungkin didoktrin jutaan kali bahwa agama yang lain itu tidak benar. Agama lain itu salah, sesat, masuk neraka dan semuanya kafir. Salah satu simbol agama lain itu, yakni salib adalah tempat tinggalnya setan.

Jadi mengapa AS sangat membenci salib Agama Kristen?

Jawabannya adalah karena memang dia diajarkan demikian. Ia belajar demikian. Ia memahami demikian. Apalagi AS tidak pernah mengenyam pendidikan di sekolah umum, yang siswanya beragam suku, agama dan golongan. Ia sekolah di sekolah agama yang sudah jelas semua siswanya 100% seiman dengan dia.

Jelas AS tidak pernah berinteraksi dengan kelompok agama lain. Ia miskin pergaulan. Ia sama sekali tidak mengenal agama lain. Maka tak heran jika AS selalu negatif terhadap agama lain. Ia akhirnya terbiasa mengukur agama lain dengan memakai agamanya.

AS juga mungkin tak pernah membaca atau mendengar apalagi mengkritik agamanya. Padahal secara filosofis, tak ada agama yang sempurna. Semua agama punya kelemahan. AS adalah sosok yang bagaikan katak dalam tempurung.

“Saya tausiah di seberang Pulau Batam. Batam, satu jam setengah kami sampai. Tapi tak terasa satu jam setengah karena film yang diputar ‘Tenggelamnya Kapal Vander Wijk’. Meleleh air mata penonton menengok Zainudin meninggalkan Ayat…” kata AS santai.

Ayat atau Hayati? Jika Hayati apa hubunganya dengan salib?

Saya menduga ayat. Kalau ayat masih ada hubungannya dengan pertanyaan soal salib. Jika Zainuddin meninggalkan ayat maka AS sangat mungkin mengingatnya ketika ada pertanyaan soal salib.

Ketika seseorang meninggalkan ‘ayat’, AS tertarik untuk menggambarkan lelehan air mata penonton. Bisa jadi AS juga ikut meleleh air matanya ketika ‘Zainuddin’ dalam film “Tenggelamnya Kapal Van der Wijk” meninggalkan ayat. Ini berarti AS sangat sedih jika ada seseorang meninggalkan ayat apalagi meninggalkan agama Islam.

Kepedihan hati AS itu memberikan pesan lahiriah kepada pendengarnya bahwa betapa tingginya spiritualitas AS dalam menghayati agamanya. Ketika ada seseorang meninggalkan ayat saja, AS bisa meleleh air matanya. Pemahaman dan penghayatan agama seperti ini masih wajar dan tidak ada yang salah. Orang yang sangat taat beragama dan memiliki spritualitas tinggi, sangat terpuji. Namun sebetulnya di sinilah bahayanya.

Ada dua tipe orang beragama dengan tingkat penghayataan ‘sangat taat’. Tipe pertama adalah orang yang sangat taat beragama dan melihat semua makhluk hidup saudaranya. Tipe penghayatan agama seperti telah dilakukan oleh Fransiskus dari Asisi dalam Gereja Katolik abad ke-15. Fransiskus dalam menghayati agamanya sampai pada penghayatan bahwa cacingpun adalah saudaranya.

Jika cacing bagi Fransiskus adalah saudaranya, apalagi manusia. Artinya, semakin tinggi spritualitas seseorang dalam beragama, semakin tinggi pula ia melihat adanya keindahan dalam semua ciptaan. Fransiskus penerima Stigmata Kristus, dikenal sebagai sosok pembawa damai dan menghayati hidup sebagai orang miskin.

Tipe yang ke dua adalah orang yang sangat taat beragama tetapi buta terhadap agama lain dan terhadap makhluk lain. Semakin tinggi spritualitasnya dalam menghayati agamanya, maka ia semakin menganggap agamanyalah yang paling benar dan paling sempurna. Bahkan ia tak segan-segan mencap orang yang berbeda agama itu sebagai orang kafir.

Tipe yang ke dua inilah yang berlaku bagi AS. Biasanya tipe orang beragama seperti ini sangat berpotensi menjadi biang provokator, biang permusuhan, biang peperangan, biang perpecahan. Apalagi kalau mereka punya pengikut, maka sangat mungkin ia bisa mencuci otak pengikutnya untuk memusuhi agama dan makhluk lainnya. Orang semacam ini selalu mengukur agama lain dengan memakai agamanya sebagai ukuran.

“Apa sebabnya kata ibu itu, mirip macam gini. Saya terlalu terbayang salib, nampak salib. Jin kafir sedang masuk. Karena di salib itu ada jin kafir”. Inilah pernyataan AS paling konyol. Di salib ada jin kafir.

Sejarah salib sebetulnya sangat tua dan panjang bahkan sebelum Yesus lahir. Sejarah salib hingga akhirnya menjadi lambang kekristenan sudah melalui proses sinkretisme yang panjang. Hingga akhirnya Paulus, pengikut Yesus paling berpengaruh, mengadopsi salib sebagai lambang kekristenan.

Di era digital ini, miliaran simbol salib di seluruh dunia masih digunakan terutama di gereja, di rumah atau pada aksesoris keagamaan. Simbol ini digunakan sebagai simbol penebusan Yesus atas umat manusia. Salib dianggap sebagai tanda kemenangan Yesus atas kematian. Yesus ternyata tidak selamanya tamat di atas Salib. Ia kemudian bangkit, hidup, naik ke surga dan akan kembali sebagai hakim atas umat manusia.

Salib juga dianggap sebagai simbol hubungan antara manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia. Ia adalah simbol perdamaian dan bahkan digunakan untuk mengusir setan. Ketika salib dipasang di rumah, maka setan akan lari terbirit-birit.

Lalu apakah salib seperti yang dikatakan AS ada jinnya sehingga ada orang Islam yang melihatnya hatinya menggigil? Dalam pemahamanan AS, di salib itu ada jinnya. Ketika ada orang hatinya menggigil saat melihat salib, itu bukan karena imannya telah digetarkan oleh Yesus tetapi karena ada jinnya. Benarkah demikian? Tentu itu pemahaman sangat keliru. AS sendiri tak bisa membuktikan bahwa di salib itu ada jinnya.

Sangat mungkin AS takut kepada Salib karena salib bisa mengganggu dan memporak-poraknda imannya. Lewat penampilan salib, apalagi salib yang dimiliki orang Katolik ada korpusnya (ada tubuh Yesus), maka iman AS langsung tergradasi. Artinya, iman AS tak sanggup diterpa cahaya salib. Itu artinya iman AS itu masih inferior terhadap iman Agama Kristen.

Sementara orang Kristen jika berhadapan dengan praktek dan simbol Agama Islam, sama sekali tidak terganggu. Sebagai contoh misalnya suara pengajian dari Mesjid, tidak membuat orang Kristen terganggu imannya. Pun siaran-siaran keagamaan di televisi, radio pun tidak membuat iman orang Kristen terganggu. Hebat, bukan?

Tetapi hanya melihat salib saja, termasuk melihat simbol salib yang ada di ambulance, simbol salib yang ada di rumah sakit, iman AS dan mungkin sebagian umat Islam terganggu. Ini menandakan betapa riskannya, betapa lemahnya, betapa keroposnya iman AS itu berhadapan dengan superioritas iman Kristen. AS sangat takut jika umat Islam murtad gara-gara melihat salib.

Kesimpulannya adalah AS sangat membenci salib, simbol Agama Kristen itu karena iman AS tak tahan, tak kuat jika berhadapan dengan salib. Dengan kata lain AS sangat takut kepada salib karena bisa melunturkan imannya. Untuk mengurangi ketakutannya, AS mencoba mengolok-olok salib dengan menanyakan apakah kepalanya menengok ke kanan atau ke kiri.

“… Dari mana masuknya jin kafir? Karena ada patung. Kepalanya ke kiri apa ke kanan? Nah.. ada yang ingatkan! Nah itu ada jin di dalamnya. Jin kafir. Di dalam patung itu ada jin kafir”. Itulah cuplikan lain pernyataan AS saat menjelaskan tentang salib.

Ketakutan AS tergambar ketika ia mengatakan bahwa jika ada keluarga di rumah sakit dan di dalam rumah sakit itu ada salib, maka harus ditutup. Ini menandakan betapa takutnya AS kepada simbol agama Kristen itu. Ia takut jika umat terpengaruh dan gagal memegang teguh imannya hanya karena melihat salib. Celakanya ketika iman AS lemah saat bertemu salib, ia pula mengalahkan dan menuduh, memfitnah salib sebagai biangnya. Astaga.

Lalu apakah ucapan AS dalam video viral itu telah menghina agama Kristen? Jelas telah menghina. Karena ia telah memfitnah, menuduh salib sebagai biang pengganggu iman. AS bahkan mengajarkan bahwa di salib itu ada jin kafir. Ini jelas memberi pemahaman keliru.

Secara hukum di Indonesia, AS sangat layak ditersangkakan sebagai penista agama lain. Ia perlu dipenjara agar bisa merenungkan perbuatannya. Saya setuju AS ini dilaporkan kepada polisi. Pun kejiwaannya perlu diperiksa apakah ada jin kafir di dalamnya. Apakah otak dan hatinya juga sudah didiami oleh jin kafir?

Hanya jin yang tahu. Begitulah kura-kura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.