Kolom Andi Safiah: MELONCAT KE DUNIA QUANTUM — Antara Tuhan dan Fakta

Dalam dunia quantum ada sebuah fenomena yang bikin akal sehat manusia memilih salto di tempat karena bingung dengan mental dualitas yang ditampilkan oleh electron. Kadang nongol dengan wajah “particle” kadang nongol dengan wajah “wave”.

Fenomena ini juga yang bikin Einstein dan Bohr akhirnya berselisih paham serius.

Bagi Einstein, perilaku partikel yang diamati tidak masuk akal karena beliau berpandangan deterministik. Semua yang ada di alam bisa dijelaskan sekaligus bisa ditelusuri penyebabnya.

Dari sanalah istilah populer “Tuhan tidak bermain dadu” muncul ke permukaan.

Tapi Bohr punya alasan kuat mengapa ketika partikel diamati perilakunya menjadi berubah-ubah. Kadang wave dan kadang partikel. Apakah kita bertanggungjawab memperngaruhi perilaku mereka karena kita juga terbangun di atas unsur subatomik partikel, atau ini ada hubungannya dengan kesadaran manusia?

Dari perdebatan serius dua monster mind ini kemudian lahir yang namanya Copenhagen Interpretation. Salah satu ilmuan terkemuka Jerman bernama Heisenberg. Dia mengajukan sebuah pendekatan yang kita kenal dengan prinsip Ketidakpastian Heisenberg.

Beliau mengajukan sebuah postulat bahwa kita tidak bisa mengetahui secara akurat posisi dan kecepatan elektron. Jika kecepatannya diketahui maka posisinya yang tidak kita ketahuai, begitupun sebaliknya.

Penjelasan ini membuat Einstein tidak terima, tapi mengakui bahwa jenis fisika yang ditawarkan oleh Heisenberg agak unik di luar umumnya fisika yang dikenal oleh Einstein.

Inilah yang kemudian membuat segalanya menjadi mungkin. Mulai dari internet hingga smart phone lahir, quantum mechanics lah yang membuat segalanya mungkin.

Lalu apa efek samping pandangan quantum mechanics terhadap Tuhan?

Salah satunya adalah ditemukannya partikel bernama higgs boson yang diklaim secara sepihak oleh media sebagai “partikel tuhan”. Alasan di balik pemilihan nama itu agar tuhan tidak tertinggal di mesin raksasa macam LHC.

Itulah science, dimana kepercayaan tidak begitu panting di hadapan fakta.

#Itusaja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.