Kolom Soibah E. Sari: ADIL LAH SEJAK DALAM PIKIRAN

Keadaan dan dinamika medsos pada saat sekarang ini memang membutuhkan kewarasan kita untuk menyikapinya. Kita yang notabene dianggap kaum intelektual tentunya berperan penting dalam mengapresiasi berita-berita yang berseliweran setiap saat melewati beranda-beranda kita. Mulai dari berita yang positif, negatif, bahkan berita hoax yang sungguh membawa kita berakhir di jeruji besi.

Apabila kita tidak bijaksana dalam menyikapinya.

Pepatah zaman dulu “mulutmu, harimaumu”, disesuaikan dengan kondisi sekarang yang lebih tepat, yaitu “jarimu, harimaumu”. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, fenomena fanatisme dan penguatan identitas primordial sudah sangat meresahkan kita.

Ada trend sikap yang sekarang hampir setiap hari kita jumpai, bahkan sangat dekat dengan kita yaitu sikap EKSKLUSIVISME. Sebuah sikap yang sangat berbahaya karena akan menyuburkan berkembangnya sikap intoleransi, radikalisme bahkan mungkin terorisme.

Sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi keragaman dan kebhinnekaan sebagaimana semboyan kita “Bhinneka Tunggal Ika” yang tertulis dalam lambang Negara kita Pancasila, sikap-sikap tersebut bisa kita hilangkan jika kita menjunjung tinggi sikap, “Adillah sejak dalam pikiran”.

Bayangkan jika sikap tersebut tidak kita bangun dalam pikiran kita masing-masing, maka dapat dipastikan benih fanatisme dan radikalisme akan tumbuh dan berkembang subur di negeri ini. Sungguh fenomena yang tidak sehat bagi kemajuan bangsa ini.

Terbukti sudah banyak kejadian yang kita temukan usaha-usaha sekelompok orang yang ingin mengacaukan perbedaan dan rasa toleransi kita dalam bernegara contoh: banyaknya peristiwa pencucian otak generasi muda yang gencar terjadi di berbagai kampus dan sekolah. Karena mereka target yang sangat mudah dijerat untuk masuk perangkap.

Seperti yang sudah kita pahami bersama, mereka adalah generasi yang sedang haus mencari identitas diri. Seperti baru-baru ini terkuak berita pemaksaan pemakaian hijab pada siswa non muslim di Padang. Sebenarnya di daerah lain juga banyak, tapi tidak tersorot berita.

Untuk itu, sangat dibutuhkan kesadaran dan rasa tanggung-jawab yang besar bagi kita sebagai tonggak pemandu pengajar dan pendidik anak-anak bangsa tersebut, untuk lebih memberikan pemahaman pada anak didik kita semua, bahwa kita hidup di negara yang primordial ini harus punya rasa toleransi dan rasa kesatuan, serta persaudaraan yang tinggi.

Kita semua sama. Beda tapi tetap satu jua. Kita juga perlu menggandeng pihak lain, karena tanpa dukungan mereka hal tersebut sulit untuk terwujud. Pihak swasta serta berbagai lembaga seperti KPAI, KPI dan lain-lain.

Harus kita sadari bersama, bahwa hal ini bukan hanya tugas pemerintah. Tapi tugas kita semua. Karena saya yakin ini semua sebuah tantangan yang berat bagi para pemimpin negeri ini untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa ini dari ancaman perpecahan dan konflik berdasar isu SARA dan sentimen agama.

Kita ini ini masuk golongan makhluk cerdas diantara delapan jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi ini, kita digolongkan pada Homo Sapiens. Sapiens itu artinya : Bijaksana.

Jadi konon, kita adalah manusia bijaksana. Yang membedakan kita dengan tujuh jenis makhluk sejenis lainnya adalah volume otak mereka lebih kecil dan struktur internal otaknya juga tidak kompleks. Sehingga kemampuan kognitif alias kemampuan belajar, kemampuan berpikir, kemampuan merenung dan mengambil hikmah juga terbatas.

Perbedaan ini disebabkan oleh mutasi genetik pada koneksi jaringan otak.

Semoga kita semua termasuk orang yang berpikir. Mari kita maksimalkan kebijaksanaan kita. Lebih meningkatkan moralitas kita. Meninggikan sense of humanity kita. Agar rasa adil dan beradab tercipta diantara kita sesama masyarakat bangsa ini.

Karena yakinlah, orang yang bar-bar, amoral, intoleran, primitif dan berbagai sifat negatif yang bisa menghambat kemajuan peradaban pada akhirnya akan ketinggalan tergerus oleh zaman.

Karena hidup itu selalu bergerak maju…. Itu hukum universal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.