Kolom Asaaro Lahagu: Agus: Saya Yakin Unggul Dalam Debat, Netizen: Alamak!

 

Sehari setelah debat, Agus memberi 3 pernyataan pedas di media. Pertama, Agus merasa sangat yakin unggul dalam debat 13 Januari itu. Ke dua, Agus merasa telah mengejutkan publik dengan penampilan menakjubkan. Selama ini orang-orang telah meremehkan (underestimate) dirinya sebagai penakut. Namun, ketika tampil debat, orang-orang baru tahu siapa Agus. Ke tiga, Agus mencap komentar dirinya menghafal, sebagai komentar orang-orang yang merasa kalah dalam argumen.

Pernyataan Agus bahwa dia unggul dalam debat, langsung membuat kepala saya berdenyut-denyut. Sambil serumput kopi, saya mencoba mencari secara obyektik apa keunggulan Agus dalam debat itu. Nalar saya bergerak ke sana ke mari mencari keunggulan Agus. Pun saya berulang kali menonton video youtube Agus sambil memperhatikan wajah hadirin yang sedemikian takjub, melotot dan tak berkedip pada penampilan Agus.

Akhirnya setelah bersusah payah mencari, saya berhasil menemukan keunggulan Agus. Hasilnya menakjubkan.

Pertama, Agus memandang debat pertama ini bukan hanya sekedar acara debat, tetapi panggung pertunjukkan kolosal. Kedatangan keluarga dan para pendukung Agus dengan pakaian seragam hitam lengkap, sukses membuat kepercayaan Agus naik signifikan. Sebelumnya Agus 2 kali absen berdebat karena takut. Akan tetapi kedatangan Agus malam itu membuat pemirsa televisi tak berkedip, mata melotot, mulut menganga saat mencerna setiap untaian kata Agus yang bernada prihatin atas nasib orang miskin. Soal rasa prihatin kepada orang miskin, Agus jauh lebih unggul.

Ke dua, saat menyampaikan narasinya, Agus terlihat sedang mempresentasi hafalan hebat dengan intonasi deklamasi. Agus jelas menguasai hafalannya dan dapat mengucapkannya dengan cepat dan lancar. Ia sebanding dengan ayahnya SBY yang mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan struktur bahasa yang lugas. Dibandingkan dengan Ahok dan Anies, jelas Agus lebih unggul dalam kemampuan menghafal.

Ke tiga, suara pendukung Agus terlihat lebih riuh saat bertepuk tangan. Dalam ruangan debat di Hotel Bidakara, suara pendukung Agus lebih unggul saat bersorak dan memberi semangat kepada Agus. Apapun yang diucapkan Agus terus diaplaus dan diberi pujian sekeras-kerasnya. Terlihat Ibu Ani dan Anisa Pohan terus mengangkat jari satu untuk mendukung setiap kata yang diucapkan Agus. Sorakan Agus-Sylvie siapa yang punya, yang punya kita semua terus bergema.

Ke empat, soal program pemberantasan kemiskinan, Agus lebih unggul. Agus menjanjikan untuk tidak membuat susah warga Jakarta untuk mendapatkan uang. Karena akan ada duit yang mengucur 1 miliar untuk setiap RW, Rp 50 juta untuk setiap pengusaha dan Rp. 5 juta untuk setiap keluarga miskin. Jadi, ke depan untuk mengatasi kemiskinan, maka Agus akan meluncurkan triliunan uang tunai untuk dibagi-bagikan. Bantuan-bantuan lain akan berlimpah lewat kartu ‘Satu Jakarta’. Mantap.

Ke lima, terkait penanggulangan banjir, Agus sama sekali tidak akan melakukan penggusuran di bantaran sungai. Sungai-sungai yang tadinya 30 meter lebarnya dan kini hanya 5 meter, akan dinormalisasi oleh Agus tanpa menggusur rumah-rumah di bantaran kali. Caranya, rumah-rumah itu akan diapungkan dengan teknologi baru serba mutakhir. Luar biasa. Bandingkan dengan program relokasi Ahok-Djarot yang selama ini melakukan penggusuran untuk menormalisasi sungai. Jelas metode Agus menormalisasi sungai tanpa menggusur, jauh lebih unggul.




Ke enam, Agus telah berhasil memobilisasi pendukungnya sebagai pendukung militan. Hal ini bisa dilihat ketika Agus keluar dari arena debat, ia disambut dan dan dilepas oleh pasukan drum band. Bahkan pada malam itu, ia masih sempat melakukan aksi  menjatuhkan diri (moshing). Moshing itu memberi pesan kepada publik bahwa Agus adalah pemimpin hebat dan dicintai oleh para pendukungnya. Jelas dalam aksi moshing, Agus lebih unggul.

Ke tujuh, Agus sukses membuat keluarga, pendukung dan simpatisannya ‘cinta buta’ kepada Agus. Saya yakin, setelah debat itu orang-orang yang berada di sekelilingnya mengatakan: Agus hebat, Agus unggul, Agus calon pemimpin masa depan, Agus benar-benar membuat hadirin takjub, Agus luar biasa, Agus super, Agus jagonya Jakarta, Agus calon presiden, Agus pemimpin terbaik, Agus sangat pintar, Agus pemberani, Agus ganteng, Agus kuat, Agus tahan, dan terakhir mbak Anisa mengatakan Mas Agus hebat, kuat, perkasa dan tahan lama.

Ke delapan, lewat debat itu kemarin, Agus sukses membuka nalar lawan dan keyakinan publik bahwa Agus benar anak ingusan, tak menguasai masalah, mengandalkan hafalan, programnya aneh bin ajaib, memuji diri sendiri, delusi,  jika dia gubernur maka Jakarta akan menderita 5 tahun ke depan, warganya akan mengapung, menyelam dan tenggelam. Alamak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.