Kolom Asaaro Lahagu: AHMAD DHANI DIVONIS 1,5 TAHUN DAN DITAHAN (Yusril Tebus Dosa)

Kesombongan Ahmad Dhani akhirnya berbuah karma. Ia yang selama ini gemar menyebarkan kebencian, menghina suku lain, menghina Ahok, mengolok-olok pendukung Ahok, akhirnya mencium bau penjara.

Kebencian Dhani kepada Ahok memang sungguh luar biasa.

Ia benar-benar mencaci-maki Ahok tanpa mempedulikan batas-batas kesantunan. Bukan hanya itu saja. Dhani terlihat tidak puas jika hanya menghina Ahok. Ia juga melampiaskan nafsu kebenciannya kepada semua pendukung dan simpatisan Ahok.

Dhani memang sudah keterlaluan. Ia pantas dipenjara. Hari ini [Senin 26/1], hakim yang mengadili perkaranya memutuskan sebuah keadilan. Dhani divonis 1,5 tahun penjara dan langsung ditahan. Ini adalah sebuah keputusan yang adil dan sepadan dengan kelakuan Dhani.

Saya masih ingat saat demo berjilid-jilid, ucapan kebencian Dhani yang dia tujukan kepada Jokowi. Ia saat itu benar-benar menghina seorang Presiden dengan memanggil Jokowi dengan sebutan binatang. Walaupun saat menyebut nama binatang, Dhani bersilat lidah dengan licik, namun ucapan Dhani itu adalah sebuah penghinaan. Mendengar hinaannya saat itu, Masyarakat Indonesia yang mencintai kedamaian, menggeretak gigi dan mencoba menahan sabar.

Rupanya Dhani semakin membabibuta. Tahu bahwa ia sulit disentuh atas penghinaannya dan yakin atas perlindungan Fadli Zon, ia selanjutnya terus memprovokasi masyarakat. Ia terus menyebarkan kebencian di Twitternya. Cuitan-cuitannya yang tersebar luas, sangat mengiris-ngiris hati yang membacanya.

Perhatikanlah cuitan-cuitan Dhani berikut ini:

“Sila pertama KETUHANAN YME, Penista Agama jadi gubernur, kalian WARAS???-ADP’, tulis Dhani.

“Siapa yang mendukung penista agama adalah bajingan yg perlu diludahi muka-nya-ADP”

“Yg menistakan Agama si Ahok…yg diadili KH Ma’ruf Amin…ADP,” tulis Dhani.

Lalu apa sebenarnya motif dari ujaran-ujaran kebencian Dhani di atas? Motifnya tidak lain dari politik. Dhani ingin berkarir di dunia politik. Karirnya di dunia musik sudah macet dan stagnan. Lalu ia ingin mengikuti artis lain berkarir di dunia politik.

Untuk menarik perhatian publik, Dhani terus memprovokasi masyarakat yang tidak menyukai Ahok agar terus-menerus memelihara kebencian. Ia pun memanfaatkan situasi itu agar masyarakat bersimpati kepadanya karena ia dianggap pahlawan pembenci Ahok.

Jika ia dianggap sebagai pahlawan pembenci Ahok, maka Dhani muncul sebagai tokoh idola umat Islam. Saat ia didaulat sebagai tokoh, ia mengalihkan dukungan itu dengan memilihnya sebagai calon kepala daerah atau anggota DPR Senayan. Dan memang itulah yang dilakukan Dhani.

Akan tetapi mimpi Dhani berkarir mentereng di dunia politik punah sudah. Ia harus mencium penjara sambil ditonton para lelaki di seberang jendela. Vonis 1,5 tahun penjara jelas sudah cukup menjadi pembelajaran berharga bagi seorang Dhani.

Saya sendiri mengharapkan agar selama di penjara Dhani mulai merenungkan hidupnya, bermeditasi, bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Pun saya juga berharap agar selama di penjara nantinya Dhani bisa lebih produktif. Ia bisa menulis buku, mengarang lagu, memberikan motivasi-motivasi kepada para pengunjungnya dan menyutradarai film berjudul “A Man Called Dhani”.

Yusril Tebus Dosa

Jika berita vonis Dhani memuaskan publik, berita lain seputar politik hari ini cukup menghentak nalar. Bang Yusril yang offside soal pembebasan Abu Bakar Baasyir (ABB), dan mengabaikan syarat kesetiaan kepada Pancasila dan NKRI, kini mulai menebus dosa.

Dosanya yang menyeret Presiden Jokowi terkait pembebasan ABB, kini ia tebus dengan beberapa langkah. Pertama, ia tidak mengecam Jokowi yang membatalkan pembebasan ABB. Bang Yusril lebih berkomentar lembut nan sopan.

Bang Yusril mengatakan bahwa soal pembatalan pembebasan ABB, ia mengembalikan keputusan akhir kepada pemerintah. Tinjauan ulang soal pembebasan ABB, sangat dihormati oleh Yusril dan menghargai keputusan final pemerintah.

Ke dua, Yusril all out mendukung Jokowi. Yusril yang sudah melukai Jokowi, mencoba mengambil kembali hati Jokowi dengan dukungan all out dari partainya Bulan Bintang (PBB). Seperti diketahui, pada Minggu kemarin 27 Januari 2019, melalui Rakornas yang diselenggarakan di Ancol-Jakarta, PBB memutuskan mendukung pasangan nomor 01, Jokowi-Ma’ruf.

Walaupun ada penolakan sebagian dari internal PBB, Yusril tetap bulat mendukung Jokowi. Alasan pemberian dukungan itu tidak lagi disembunyikan oleh Yusril, tetapi sudah terus-terang. Ia menilai bahwa pasangan nomor 01 adalah pasangan yang paling tepat untuk mendongkrak suara PBB melewati ambang batas lolos parlemen 4%.

Ke tiga, kini Yusril mulai mengkampanyekan pasangan Jokowi-Ma’aruf di kalangan Umat Islam. Menurut Yusril, pasangan Jokowi-Ma’aruf adalah pasangan yang paling bermanfaat bagi umat Islam.

“Kita memilih apa yang paling baik dan paling bermanfaat bagi Umat Islam,” tegas Bang Yusril.

Tentu Yusril kali ini sangat menginginkan Jokowi menang. Jika Jokowi menang, pelan-pelan nama Yusril ikut ketiban apalagi Yusril masih didaulat sebagai lawyer TKN Jokowi-Ma’ruf. Lalu,bagaimana dengan Ahmad Dhani yang hari ini ditahan di penjara? Apakah karirnya tamat?

Tentu saja ikut tamat di penjara sekurang-kurangnya pada Pemilu legislatif kali ini. Selain itu, Dhani juga akan kembali menderita 5 tahun ke depan selama periode ke dua Jokowi. Mungkin selepas keluar dari penjara, Dhani akan menepati janjinya, untuk pindah ke negara lain. Mungkin ke Haiti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.