Kolom Asaaro Lahagu: Ahok Terus Disenggol, Yusril Nyerah, Ahmad Dhani Pasrah

Asaaro LahaguLaju Ahok dari jalur Independen yang terus membahana, terus disenggol. Wagub Djarot seirama dengan Lulung mengeluarkan senggolan terbaru. Djarot dan Lulung menuduh Ahok telah menerima gratifikasi terkait pemakaian aset milik Pemprov DKI. Seperti diketahui Teman Ahok sedang menggunakan bangunan milik Pemprov DKI Jakarta sebagai markas mereka.

Senggolan Djarot dan Lulung itu pun dilipat-gandakan gaungnya oleh DPRD DKI dengan rencana pembuatan Pansus terkait aset DKI Jakarta. Senggolan maut Djarot, Lulung plus DPRD DKI Jakarta itu langsung dibalas dengan kesiapan tingkat tinggi oleh Ahok dan Teman Ahok. Begitu ada senggolan, Ahok dan Teman Ahok langsung membalas senggolan dengan senggolan balik mematikan. Teman Ahok mengeluarkan pernyataan jitu bahwa markas yang sedang mereka gunakan sekarang telah mereka sewa dari swasta yang memang telah diserahkan pengelolaannya oleh Pemprov DKI.

Jika kemudian DPRD ngotot membuat Pansus, maka akan terbuka ke publik partai-partai politik yang selama ini menyewa aset Pemrov DKI dan masih belum membayar. Dan memang ternyata banyak partai politik yang menyewa lahan aset Pemrov DKI dengan harga di bawah harga pasar. Itulah sebabnya, Ahok buru-buru menyurati Mendagri agar penyewaan lahan milik Pemprov itu disesuaikan dengan harga pasar. Kontan balasan senggolan itu membuat Djarot, Lulung dan DPRD bungkam dan mati kutu.

Ahok 25Tingkat kesiapan Ahok dan Teman Ahok berhadapan dengan senggolan-senggolan dari berbagai pihak terlihat semakin kokoh. Ketika DPR Senayan mau memanggil Ahok, malah justru Ahok yang terlihat lebih galak dari DPRD Senayan dan mencap mereka ‘belagu’ dan ‘kampungan’. Ketika DPRD Senayan mau memperberat syarat Independen, Jokowi langsung menyemprit mereka, sementara Ahok  sudah siap syarat itu jika memang dibutuhkan. Jadilah DPR Senayan makan buah simalakama. Jika ngotot memanggil Ahok, DPR semakin dicibir, jika batal memanggilnya, mau ditaruh di mana muka ini?

Persiapan Ahok sekaligus Teman Ahok dalam menghadapi segala senggolan sangat mendebarkan sekaligus menganggumkan. Hal itu membuat Yusril Ihza Mahendra kebingungan.

Pertama, Yusril mau mengangkat citranya dengan pergi ke pasar mengenakan baju micky mouse-nya, dan mulai rajin Sholat Jumat bersama warga. Akan tetapi hal itu ternyata tidak mudah. Gaya parlente yang selama ini melekat pada dirinya, mendapat cibiran dari masyarakat ketika dia tiba-tiba berubah dan mau dekat dengan warga.

Ke dua, Yusril mau maju dari Independen dengan mengumpulkan KTP dari mesjid ke mesjid. Yusril nampaknya mau meniru Ahok yang berhasil membuat warga berbondong-bondong menyerahkan KTP-nya untuk Ahok. Ketika Yusril mau melakukan hal yang sama, ternyata tidak mudah. Promosi dan daya tarik Yusril di mata warga sama sekali sangat kurang. Antusiasme warga melirik Yusril sepi alis adem-ayem. Jadilah proyek pengumpulan KTP dari Jalur Independen dipenuhi keraguan, dilakukan dengan hati gundah-gulana sehingga hasilnya pun mengharukan.

Namun, dengan tingkat kecerdasannya yang luar biasa, Yusril kemudian terus merayu sekaligus memelas di hadapan Aburizal Bakri alias Ical. Yusril ingin agar Ical mau mengusungnya dari Golkar, sekaligus meminta Ical agar mau bersusah payah melobi partai lain. Tujuannya adalah agar partai lain mau  bergabung dengan Golkar mengusung Yusril head to head atau satu lawan satu melawan Ahok. Tetapi pertanyaannya adalah, siapa yang mau mengusung Yusril?

Ical dan Prabowo yang selama ini sudah akrab dengan kekalahan, terlihat ragu ahok 27mengusung Yusril. Jika PBB pimpinan Yusril tidak dilirik masyarakat dan sekarang tinggal nama di jagat perpolitikan Indonesia, lalu apa yang hendak dijual pada sosok Yusril? Jika terpaksa mengusung Yusril, maka potensi kegagalan sudah di depan mata. Biaya yang dikeluarkan pun akan sia-sia dan boros. Jika Yusril terlihat hanya sebagai penggembira dalam Pilkada DKI 2017 itu, apakah masih mau mengusung Yusril? Itulah pertanyaan yang terus terngiang-ngiang di hati para petinggi partai. Hal yang kemudian membuat Yusril menyerah dan menggantungkan nasibnya kepada Golkar, Gerinda, PKS dan PPP.

Lalu bagaimana dengan Ahmad Dhani? Jelas PKB-nya Muhaimin sedang bermain cantik. PKB sedang melempar wacana kepada masyarakat sejauh mana level citra seorang Ahamad Dhani. Dan ternyata masyarakat terus mencibir pencalonan Ahmad Dhani dengan berbagai ide anehnya membenahi DKI Jakarta. Dengan cerdas PKB pun menangkap sinyal-sinyal itu dan mulai menunjukkan gelagat aslinya.

Sadar akan tubuhnya yang ramping, PKB-nya Muhaimin harus cerdas bermain politik. Salah-salah bermanufer, PKB bisa menjadi Dinosaurus seperti PBB miliknya Yusril. Dan seperti biasa, PKB selalu mendukung pihak-pihak yang berpotensi menang. Selama sepuluh tahun SBY memerintah, PKB selalu dapat menteri. Itu karena dia selalu mendukung SBY.

Ketika potensi kemenangan ada di pihak Jokowi, PKB pun langsung mendukung Jokowi-Kalla dalam Pilpres 2014 lalu. Hasilnya kursi menteri pun berhasil diembat oleh PKB. Kali ini ketika ada potensi kemenangan di pihak Ahok, PKB pun akan mendukung Ahok sementara Ahmad Dhani akan ditinggalkan. Ahmad Dhani pun terlihat hanya pasrah pada nasibnya mengikuti nasib Rhoma Irama. Ia pun hanya ngoceh sendiri bahwa Ahok didukung oleh empat konglamerat. Ahmad Dhani pun yakin bahwa Ahok akan menang.

Lalu, bagaimana dengan Nasdem dan Hanura? Nasdem yang telah menyatakan dukungannya kepada Ahok, terlihat mempunyai visi 10-30 tahun ke depan. Bagi Nasdem, dengan mendukung Ahok pada Pilkada 2017, maka otomatis partai yang masih kurus ini akan menarik simpati dari masyarakat pada Pemilu-pemilu selanjutnya. Daya tarik inilah yang membuat Hanura-nya Wiranto tergoda. Hal yang kemudian disusul oleh PKB dan PAN. Berbeda dengan PDIP yang telihat sombong, angkuh, tambun, gemuk dan lamban begerak, Nasdem, Hanura, PKB dan PAN terlihat lincah bergerak. Mereka harus terus-menerus jeli membaca situasi demi kelangsungan hidupnya ke depan.

Maka, jika kemudian Hanura mengikuti jejak Nasdem mendukung Ahok, lalu ada PKB dan PAN di belakang mereka, maka tingkat kesiapan Ahok dan Teman Ahok untuk siap disenggol dan bersenggolan semakin kokoh. Ahok kemudian ibarat kendaraan Tank Amfibi yang tak mempan disenggol oleh Lamborgininya Lulung, Mercy-nya Yusril dan Ferari-nya Ahmad Dhani.








One thought on “Kolom Asaaro Lahagu: Ahok Terus Disenggol, Yusril Nyerah, Ahmad Dhani Pasrah

  1. Senjata mutahir Ahok ialah KETERBUKAAN. Dia pakai senjata itu karena dia jujur, ichlas dan jelas tak koruupsi. Rakyat menyukai keujuran, kejujuran yang dijamin dengan keterbukaan. Selama ini atau di era lalu, era kegelapan, DUIT adalah senjata ampuh yang tidak bisa dilawan oleh kekuatan apapun. Di era sekarang, alat yang paling canggih ialah KETERBUKAAN. Dan inilah yang tak bisa dilawan oleh kekuatan apapun sekarang ini. Siapa yang memiliki senjata canggih ini, dialah yang menang. Tetapi tak gampang memiliki senjata ini, karena hanya orang jujur yang mampu memiliki. Pura-pura jadi micky-mouse tak bisalah, karena anak-anak pun tahu betul siapa micky itu. Anak-anak saja gak mau tertipu apalagi orang dewasa hehehe . . .

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.