Ahok Warga Negara Terhormat

Oleh:
Dedy Nur, ST.
Caleg DPR RI no 2 PSI Dapil Bali

Kabarnya hari ini Ahok bebas, tapi bagi saya Ahok itu tidak pernah dipenjara apalagi alasannya adalah penistaan agama Islam, NEHi. Ahok itu lebih tepat di “amankan” secara politik, karena beliau ini salah satu manusia yang dianggap berbahaya bagi banyak kepentingan politik.

Anak-anak muda seperti saya yang akhirnya memutuskan terjun ke dunia politik karena faktor Ahok, beliau ini sudah sukses meyakinkan saya bahwa politik itu hanya akan busuk jika dioperasikan oleh orang-orang busuk (baca : nasib ASU).

Tapi jika politik dioperasikan oleh orang-orang waras yang baik hasilnya seperti Ahok, banyak yang beres tapi membereskan persoalan lama memang hasilnya akan dibenci oleh para “broker politik” yang sehari-harinya makan dari sana.

Masih ingat? Di tangan Ahok Jakarta menjadi kota yang agak manusiawi sedikit. Lihat sungainya bersih, jalan-jalan utamanya bersih, bahkan orang-orang yang terpinggirkan diangkat derajat kemanusiaannya oleh kebijakan Ahok.

Sayang, memang orang baik hati itu di mana-mana sedikit punya penyakit naif. Karena kenaifan yang jujur tersebut Ahok akhirnya di “asingkan” dalam arena politik di atas dalil salto penistaan agama.

Bagi saya, semua itu hanyalah akal-akalan politis yang selalu bilang bangsa ini belum siap punya manusia macam Ahok. Dalam hati saya, mungkin yang belum siap adalah broker politik. Bukan saya sebagai generasi penerus bangsa ini.

Lewat gaya berpolitik Ahok yang menggunakan pemahaman nenek kita, banyak yang salto dan sampai saat ini belum bisa menerima kalau Ahok adalah warga negara kelas Premium yang menjunjung tinggi kontrak sosial. Bukan mental pelor macam Rijik yang memilih jadi TKI illegal di Arab karena tidak siap berhadapan dengan kasus mesum yang dibuatnya sendiri.

Atau macam ABB yang menolak tunduk pada kedaulatan Republik Indonesia padahal beliau jelas sudah bolak balik berak di Tanah Indonesia.

Bagi saya pribadi, Ahok telah menjadi Inspirasi baru, tapi bukan berarti beliau harus saya jilat-jilat pantatnya sampai halus. Tentu tidak. Sikap hormat saya pada beliau berdiri di atas alasan yang simpel. Beliau telah menunjukkan bagaimana menjadi warga negara yang waras dengan tunduk pada aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Walaupun menurut saya pasal karet yang menjerat Ahok harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan spirit kemanusiaan dan keadilan.

Di atas semua itu, mari kita sambut bebasnya Ahok hari ini dengan suka cita dan santai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.