Kolom Boen Syafi’i: AJARAN NUSANTARA UNTUK PENGENDALIAN DIRI

Kenapa mayoritas umat Hindu Bali tidak ngatjengan dan tidak pula gampang melakukan pencabulan meski disuguhi cewek seksi berbikini setiap hari? Kenapa juga motor yang diparkir di depan rumah tidak pernah hilang, sebelum orang luar terutama dari Jawa dan Madura banyak bermukim di sana?

Bisa jadi hal itu karena mereka mengenal karma.

Karma merupakan inti dari ajaran budi pekerti. Jika melakukan tindakan buruk, mereka percaya bakal menerima karma buruk. Baik di saat kehidupan sekarang, maupun di saat reinkarnasi (dihidupkan lagi).

Maka kebanyakan dari mereka bisa mengerem sendiri perilaku buruknya, meski tanpa adanya ancaman surga dan neraka.

Hindu Bali sangat berbeda dengan Hindu India asalnya. Hindu Bali adalah manifestasi dari ajaran darma khas Nusantara. Ajaran kedamaian sejati. Bukan labelnya saja yang damai, sementara barbar perilakunya.

Ajaran yang malah menguatkan kebudayaan asli dan filosofis luhur Nusantara, bukan malah memodifikasi dengan kebudayaan milik bangsa lainnya. Tidak heran jika turis mancanegara lebih mengenal Bali daripada Indonesia. Karena mereka menemukan kedamaian dan keindahan perilaku yang selaras dengan alam milik Nusantara dulu, di Pulau Dewata.

Tak heran jika King Salman lebih memilih wisata di Pulau Bali, daripada di provinsi yang mengklaim sebagai cabang mereka.

Secara umum, Indonesia sudah hilang jati dirinya. Karena rakyatnya lebih mengagungkan orang asing, leluhur asing dan serta kebudayaan asing. Mereka lebih tergiur dengan virus halusinasi, yakni kenthuisasi with 72 bidadari.

Karena gak tahan terus menerus memikirkan kenthu, pada akhirnya mereka mengenthu muridnya sendiri. Surga kok isinya cuma kenthu dan kenthu? Itu surga apa komplekan Doly?

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.