Kolom Boen Syafi’i: ANAK DURHAKA? — Opo Iyo?

Yang harus diluruskan itu jebule bukan saja selang kencingnya para garangan, tetapi masalah ka durhaka juga. Selama ini memang dogma yang beredar di masyarakat kita adalah orangtua selalu benar. Jika orangtua salah, maka harus menengok kembali peraturan pertama yang berbunyi, orangtua selalu benar. Padahal, anak yang terlahir ke dunia tidak bisa memilih dari rahimnya siapa.

Begitu lahir, eh ujug-ujug mak bedunduk sudah berada di depan vaginanya ibunya saja.

Nah, dari sini saja seharusnya setiap orangtua sadar, bahwa setiap anak adalah tanggungjawab mereka sepenuhnya. Durhaka maupun tidak, ya tergantung dari perilaku si orangtua di dalam mewarnai perjalanan hidup anak-anaknya.

Jika sedari kecil, si anak selalu disakiti sisi psikologisnya, diremehkan, dibanding-bandingkan. Celakanya suka main kekerasan pula terhadap tumbuh kembang mereka. Maka ya, jangan auto nuding sang anak telah durhaka jika kelak setelah dewasa gak respek terhadap sang orangtua.

Wong pengisian memori sedari kecil hingga dewasa kebanyakan buruknya kok.

Atau pula, jika sang anak setelah dewasa cuek menthok (kakaknya cuek bebek) kepada si orangtua, ya jangan distempel durhaka pula. Wong dulu si orangtua juga cuek kok, saat tumbuh kembang si anak.

Misalnya saja, si bapak kenthu syarngie dengan perempuan lain, sibuk dengan hobinya, kesenangannya, tanpa sedikitpun mengindahkan perasaan si anak yang ingin diperhatikan dan diberi kasih sayang.

Kesimpulannya, sikap apa yang diberikan oleh sang anak kelak tergantung dari sikap orangtua saat ini. Jika baik, maka kemungkinan besar baiklah si anak. Dan jika buruk, maka keburukan yang diterima oleh orangtua kemungkinan sangatlah besar nantinya.

Bukan cuma anak, orangtua pun bisa durhaka pula..

Ah, kalau masalah durhaka jadi teringat Malin Kundang yang dikutuk jadi batu. Terlepas itu kisah nyata maupun tidak, yang pasti Ibunya si Malin juga salah. Harusnya si anak dikutuk jadi Rizieq, Munarman, Natalius Pigai, Anwar Abbas, ataupun Ryan Jagal dari Jombang saja.

Pasti tuh si anak nyesel banget seumur hidupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.