Kolom M.U. Ginting: ANTARA NEOLIB DENGAN NARKOBA

 

Semakin meluasnya keterlibatan pejabat/ polisi dalam masalah narkoba menandakan pemberantasan narkoba memang sudah tidak mungkin dengan cara konvensional. Pemakaian dan penerapan cara ‘humanis’ ini adalah cara yang dikumandangkan oleh pebisnis narkoba internasional itu lewat banyak organ ‘kemanusiaan’ internasional seperti Amnesti Internasional, Pengadilan Internasional dan semacamnya. Organ-organ ini adalah buatan neolib, tak bedanya dengan UE adalah proyek besar neolib di Eropah.

Karena itu, dengan mendengarkan nasihat dari organ ‘humanis’ internasional ini, jelas tidak mungkin menghilangkan narkoba di negeri mana saja. Narkoba adalah salah satu alat penting bagi neolib untuk bisa melanjutkan dan melaksanakan politiknya demi memecah belah dan melumpuhkan kekuatan dan kekuasaan nasional tiap negeri. 

Sudah bisa dipastikan hanya cara yang bertentangan dengan cara ‘humanis’ neolib ini yang mungkin menyelamatkan satu nation dari penjajahan narkoba. Dan, Indonesia sudah dinyatakan sebagai darurat narkoba. Karena itu, cara lain harus dijalankan tanpa mendengarkan nasihat badan humanis internasional. Cara dan sistem pemberantasan narkoba yang diterapkan oleh Duterte di Filipina adalah satu-satunya yang mungkin melenyapkan pengaruh narkoba. 

Kepentingan nasional tiap negara tidak bisa disamaratakan seperti yang dianjurkan oleh badan-badan humanis internasional. Penghormatan terhadap kedaulatan dan kepentingan nasional tiap negeri adalah prinsip saling hubungan yang wajar dalam abad ini, abad yang kontradiksi pokoknya adalah antara kepentingan nasional kontra kepentingan internasional neolib.

Badan-badan internasional itu jelas adalah alat yang dipakai oleh pebisnis narkoba (neolib) untuk mempengaruhi negara-negara berdaulat yang seharusnya bebas bikin jalan sendiri demi kepentingan nasionalnya. Contoh yang sangat jelas sekarang ialah sikap nasionlis Trump dalam menghadapi aliran pengungsi yang sengaja diusir dari negerinya pakai terorisme untuk melaksanakan politik multikulti neolib di Eropah Barat dan AS.

Begitu juga dalam menghadapi jutaan penduduk ilegal di AS yang sengaja didatangkan oleh politikus neolib (the establishment) untuk dijadikan tenaga kerja murah dalam proses produksi dan secara politis untuk menciptakan politik multikulti menghancurkan kekuatan nasionalis negeri Paman Sam.

Konkretnya di AS adalah melumpuhkan kekuatan nasionalis orang putih Amerika yang jelas disingkirkan selama setengah abad terakhir, tetapi telah terlihat jelas oleh Trump. Begitu juga di UE menciptakan multikulti merongrong kekuasaan bulat penduduk asli di tiap negeri Eropah dengan memindahkannya ke kekuasaan UE yang pada dasarnya adalah kekuasaan neolib internasional

Orang-orang neolib AS dan Eropah termasuk di dalamnya orang-orang kiri lama yang telah sejak semula menjadi pembantu setia nolib seperti partai buruh, partai sosialis, sosial demokrat, maupun partai demokrat AS. Mereka bersama-sama meneriakkan humanisme menentang politik nasionalis tiap negeri seperti menentang Brexit di Inggris, dan menentang gerakan nasionalis yang sedang menjalar sangat pesat di semua negeri Eropah. Gerakan ini mereka namai dengan istilah gerakan populis, untuk menghindari nama ‘nasionalis’. Tetapi menyamakannya dengan gerakan ‘nazi’ Jerman, yang berarti juga nasionalis.

Bahwa gerakan nasionalis sekarang tidak sama dengan gerakan ‘nazi’ Jerman, bisa dilihat dari arahnya atau tujuannya. Gerakan ‘nazi’ Jerman adalah gerakan internasional, gerakan imperialis mau menaklukkan negeri-negeri lain dan menjajahnya. Gerakan nasionalis Eropah sekarang seperti Brexit, atau gerakan nasionalis Trump adalah gerakan yang betul-betul demi kepentingan nasional, bukan untuk menjajah atau menaklukkan negeri-negeri lain seperti nasionalis Hitler atau ‘nazi’ Hitler itu. Ini bisa dilhat dari pernyataan Nigel Farage Brexit atau dari pernyataan Trump sendiri ketika pelantikannya.




Farage: “Voters across the Western world want nation state democracy, proper border controls and to be in charge of their own lives.”

Trump dalam pidato peaíantikannya mengatakan:

“We will seek friendship and goodwill with the nations of the world – but we do so with the understanding that it is the right of all nations to put their own interests first.

We do not seek to impose our way of life on anyone, but rather to let it shine as an example — we will shine — for everyone to follow.”

Pernyataan nasionalis Farage dan Trump sangat jelas dan menyakinkan bagi semua yang berpikiran adil dan jujur. Karena itu menyamakan gerakan nasionalis Trump dengan ‘nazi’ Hitler adalah nonsens untuk mengelabui mata publik dari kebenaran. Karena itu juga bisa dikatakan bahwa neolib sangat menakuti kebenaran, sehingga keterbukaan telah menjadi momok utama neolib pada abad ini.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.