Asian Games: UJI ENDURANCE DAN KETABAHAN

Laporan: ITA APULINA TARIGAN (Pimred SORA SIRULO) dari Jakarta

 

Opening Ceremony Asian Games di 18 Agustus 2018 menggugah banyak orang, termasuk saya. Gugahannya adalah, kenapa tidak ikut menonton acara opening yang mengguncang jagat itu? Karenanya sayapun bertekat untuk menonton acara Closing Ceremony. Hasil tekad saya gagal total! Gagal tidak bisa dapat tiket. Ditunggu dan diburu, dalam 1 jam habis. Padahal harga tidak terbilang murah. Untuk mengobati hati yang terluka, kelas festivalpun saya akan bela-belain.

Rencananya tanggal 2 September mau ikutan menyemut di GBK. Apa daya, tanggal 1 godaan yang besar memanggil agar segera datang, Ramona Purba akan tampil di GBK, di Zona Binbin.




Berangkat dari kost, saya sudah bawa modal kartu flash isi Rp. 100 ribu. Begitu naik Transjakarta, kernet membagi tiket ‘gratis’. Katanya ini khusus weekend selama Asian Games. Perjalanan lancar sampai Grogol. Di Grogol, halte penuh. Sepertinya tujuan sama: Senayan. Banyak anak muda berombongan.

Padat sekali, sampai penuh sesak. Lalu turun di JCC, ganti bus trans lagi menuju gate yang boleh dimasuki. Tadi berangkat Pukul 04.00 sore, sampai Pukul 06.00 sore. Masih di bus yang merayap pelan. Saya intip dashboard sopir, kecepatan 2 km/ jam. Hemm… Gate 5 masih entah di mana. Gate 1 sudah lewat, gate khusus untuk awak media. Wajah-wajah asing berseliweran.

Tiba-tiba kernet bus berteriak. “Pak, Pak, itu ibu yang mau naik tadi, sudah jalan sampai sini. Kasihan, Pak, naikkan saja,” teriaknya.

“Kamu mau diserbu orang-orang itu? Tidak boleh naik kalau bukan di tempatnya. Sepanjang jalan orang penuh sesak, setiap halte antri panjang mengular. Ibu itu terus berjalan, sambil melambai kepada kernet. Saya pikir, akan susah dia naik ke bus kalau tidak antri.

Akhirnya, sampai di Gate 6, teman saya Ira sudah sampai duluan. Sudah antri beli tiket. Dari Gate 6, saya jalan ke Gate 7. Susah menerobos orang-orang yang penuh sesak. Jarak antara gate lumayan jauh, tidak kurang dari 1 km. Selama berjalan mencari Gate 7, saya merasa de javu.

Sepertinya pernah berada di tempat ini. Gedung-gedung megah pencakar langit di seberang sana, serasa tidak asing. Belakangan, setelah Ira memberitahu, bahwa jalan yang saya tapaki adalah Jl. Sudirman. Oke, berarti saya selama ini yang tidak tahu yang mana GBK.

Sampai di Gate 7, saya masih belum bertemu Ira. Jalan terus sampai jalan sepi dan mulai bingung. Tiba-tiba Ira kontak saya, suruh mundur lagi, karena saya sudah jauh meninggalkan Gate 5. OMG, saya harus menerobos orang-orang itu lagi. Di perjalanan balik baru saya memperhatikan antrian di Gate 6 dan Gate 7 mengular, berlapis-lapis.

Ini bukan hiperbola, ini leksikal. Sampai kepala saya bilang, antrian Museum Vatikan di musim panas yang terkenal parah, belum ada apa-apanya dengan antrian di GBK. Untuk soal antrian ini, saya bangga Hadi rakyat Indonesia. Mereka semua tertib, walau petugas tidak ada.

Finally, sampai di Gate 5. Saya langsung melihat Ira. Katanya dia pikir saya sudah pingsan. Langsung menuju Zona Binbin, masuk pemeriksaan security ala  Bandara. Keren, air minum tidak boleh masuk. Saya lirik di kotak petugas, koq ya ada pengunjung bawa gunting, cutter.

Semua jalur barikade jelas, sehingga menerobos, curi antrian pasti akan jadi musuh massa. Kalau berani di massa, coba aja. Kalau saya sih, pilih antri yang tertib aja.

Ramona Purba dan grup bandnya menampilkan lagu-lagu pop Karo.

Di Zona Binbin, banyak truck makanan dan minuman. Nasibnya sama saja, antri. Tidak jadi beli makan. Akhirnya ngopi dengan potongan brownies. Ngopi di depan panggung, melantai bersama pengunjung lainnya. Di sebelah Gate 5 ada mall FX Sudirman. Setelah pertunjukan Ramona Purba selesai, kami coba cari makan ke situ. Alamak, mall penuh sesak, hampir semua food counter menulis “CLOSED”.

Toko Merchandise hanya bisa saya lirik. Kaki sudah pegal, rasanya tidak kuat lagi mengantri di dalam. Konon, merchandise Asian Games kali ini benar-benar ludes, sampai panitia kewalahan.

Pas pulangnya, kami mencoba naik busway di halte depan Gate 5. Impossible!! Lorong halte penuh dan antri lagi. Untung Transjakarta berinisiatif mengangkut penumpang di pinggir jalan. Antri juga. Sekali ini tadi, kami tidak ikut antrian. Pasalnya, ada satu bus parkirnya bukan di tempat seharusnya. Ya, kita serbu aja.

Akhirnya, pengalaman tadi malam saya berkesimpulan, besok di hari Minggu tanggal 2 September, tidak akan ke GBK. Bagaimana mau kembali, keluar dari GBK jPukul 9 malam, dapat kereta api kembali ke Kalibata Pukul 12 malam.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.