Kolom Muhammad Nurdin: ASIAN GAMES YANG MEMUKAU DAN KEPAYAHAN HATERS

Opening Asian Games yang lalu sangat memukau. Media-media luar, dari TV sampai online mewartakan. Bahkan, di beberapa negara menjadi trending topic twitter. Di luar sana banyak orang terpukau dan mengapresiasi. Di dalam sini, justru banyak pihak yang mencela, sampai-sampai gempa di Lombok dibawa-bawa ke Asian Games.

Sebenarnya, tidak perlulah sentimen Pilpres 2019 dibawa-bawa ke Asian Games. Event sebesar ini tanggung jawab kita semua untuk memeriahkannya.

Tidakkah Rasulullah SAW senantiasa memuliakan tamu-tamu beliau? Menghormati mereka, melayani dengan service terbaik. Ini contoh Rasul dalam memuliakan tamu. Apa jadinya, jika anda misalnya pergi Haji. Biaya sudah keluar banyak sekali. Sampai di sana malah diperlakukan dengan tidak terpuji. Ditempatkan di hotel melati, diberikan makan kelas Penjara Nusakambangan, transportasi sulit, dan macam-macam kesusahan lainnya. Tentu anda akan protes atas hal ini, bukan?




Perhelatan sebesar Asian Games planning sudah jauh-jauh hari. Anggarannya juga sudah dibuat jauh sebelum gempa di Lombok terjadi. Event sebesar ini ada standar kelayakannya, mas!

Coba anda tengok ke belakang. Asian Games 2014 di Korea. Opening ceremony-nya standar. Harus meriah. Harus memukau. Harus buat orang tepuk tangan. Kalau tidak demikian, malulah mereka sebagai tuan rumah.

Saya jadi membayangkan, jika “orang-orang payah” tukang ngeritik pemerintah ini sebagai pihak penyelenggara.

Opening ceremony-nya bukan di GBK, tapi di atas Kali Sentiong yang ditutup jaring. Panggungnya terbuat dari bambu, mirip-mirip untaian bambu di Bunderan HI. Alasnya pakai terpal. Sound sistemnya pakai yang buat dangdutan. Dan seni budaya yang dipentaskan, ondel-ondel sama jaipongan. Meskipun sudah dihemat secara “jahannam” seperti itu, kalau ditotal-total yah setengah triliun juga. Harga UPS aja bisa disulap sampai em-em-an.

Sumber: POSKOTA News.

Gak perlu lah hubung-hubungkan biaya opening dengan gempa Lombok. Memangnya anda sudah nyumbang berapa ke sana?

Orang yang ngerti keuangan pasti tahu bahwa semua sudah ada anggarannya masing-masing, ada pos-posnya masing-masing. Gak bisa, sebab ada gempa di Lombok, kas negara disalurkan untuk membangun kembali Lombok. Pemerintah pasti prioritaskan Lombok tapi sesuai dengan posnya.

Bisa dibayangkan jika anggaran pendidikan atau tunjangan ASN dipangkas, lalu dialihkan ke Lombok. Ini namanya menyelesaikan satu masalah, muncul masalah baru.

Banyak orang payah di negeri ini. Malas mikir. Malas sekolah. Kalaupun sekolah, gak punya integritas, gak punya visi-misi. Gampang terprovokasi. Gampang ngamuk.

Hasilnya. Stuntman jadi masalah. Opening yang “wah” jadi persoalan.

Payah sekali, bukan, orang-orang ini?




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.