Raja Lingga Karo Hilir: Bupati Deliserdang Baiknya Tutup Jalan-jalan Berlobang Bukan BPK

SADA ARIH 5SADA ARIH SINULINGGA. DELISERDANG. FPI beberapa hari terakhir ini meminta kepada Bupati Deliserdang untuk menutup Rumah Makan BPK (Babi Panggang Karo) di Lubuk Pakam, ibukota Kabupaten Deliserdang ini. Tidak sekedar meminta Bupati Deliserdang untuk menutupnya, namun FPI memberi ancaman untuk bertindak sendiri secara sewenang-wenang apabila tidak ditutup dalam waktu 3 X 24 jam. Tentu ini sangat melukai perasaan Suku Karo selaku suku asli Kabupaten Deliserdang yang terkenal sejak dahulu hidup rukun walaupun berbeda agama.

Pak Sabtu Sinulingga (65), seorang tokoh masyarakat adat Karo keturunan Sibayak/ Kerajaan Gunung Merlawan, atau dikenal sebagai Kerajaan Lingga Karo Hilir, sekarang masuk wilayah Kecamatan Kutalimbaru (Kabupaten Deliserdang) berharap Bupati Deliserdang tidak mengurusi hal-hal tidak penting, seperti halnya tuntutan FPI menutup Rumah Makan BPK di Lubuk Pakam.

jalan rusak 5“Masih banyak pekerjaan Bupati Azhari Tambunan yang jauh lebih mendesak dan sangat vital untuk kemajuan Deliserdang; seperti pendidikan, pertanian, dan pariwasata serta, terlebih-lebih, jalan-jalan yang sudah kayak kubangan kerbau ini,” katanya.

Menurut Pak Sabtu Sinulingga, jalan-jalan di Deliserdang bagian Hulu yang umumnya merupakan daerah perkampungan tradisional Suku Karo, sudah puluhan tahun tidak disentuh oleh perbaikan.

“Sewaktu abangnya abangnya menjadi Bupati Deliserdang pun jalan-jalan ini tidak mendapat perbaikan. Kini, dia yang menjadi bupati, itupun tidak punya perhatian terhadap kampung-kampung Karo ini,” ketus Pak Sinulingga.

Dia berharap anggota DPRD Deliserdang dan anggota DPRD Sumut yang mewakili Deliserdang bisa berkerjasama untuk segera memperbaiki jalan ini.

Pak Sabtu Sinulingga menegaskan bahwa Suku Karo bukan pendatang di Deliserdang.




“Kami warga asli di sini. Hargailah kami seperti kami juga sangat menghargai dan terbuka kepada orang lain. Walau beda agama dan beda suku di sini, jangan pula orang-orang seperti FPI ini mau bikin rusuh di sini dan merusak hubungan yang telah lama rukun dan harmonis,” anjurnya.

Pak Sinulingga lalu memperingatkan, bila sampai Bupati Deliserdang merespon tuntutan FPI yang meminta menutup BPK, maka warga Suku Karo di deliserdang beranggapan Bupati ini sudah tidak bisa diharapkan untuk menjadi pengayom warga.

“Bila FPI bisa marah, maka kamipun bisamengamuk. Apakah kami tidak bisa lebih marah? Ula kari sitakilen kita dungna gara-gara FPI enda,” tuturnya sambil melempar sisa rokok yang dihisapnya dan kemudian memijak-mijaknya berulang-ulang serta menggesek-geseknya ke tanah.








One thought on “Raja Lingga Karo Hilir: Bupati Deliserdang Baiknya Tutup Jalan-jalan Berlobang Bukan BPK

  1. Kampung” orang karo di deliserdng kurang perhatin pemerintah sejak dulu.padahal orang karo pribumi di deli tpi skrg sprti ank buangan.tak dianggap.

    Karo arus bersatu biarmaju. Tanah karo bukan kabanjahe sekitarna sj tpi deliserdang medan binjai langkat kab.karo sebagian wilayah simalungun dairi trus sampe aceh. Jadi orang karo jangan pikir kabanjahe sj tanah karo sehingga kurang peduli.deliserdang juga kuta kemulihen/taneh ulayat suku karo.

    Mejuahjuah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.