Batik dan Beka Buluh (Kain Tenun Suku Karo)

Oleh: Ligad Tarigan (Medan)

 

Hari ini aku menghadiri pesta pernikahan (perjabun) seorang kerabat dalam Adat Karo. Pakaian yang kukenakan tadi adalah Batik dan Beka buluh, ini merupakan perpaduan kain adat Suku Jawa dan kain adat Suku Karo.

Pada acara adat, beka buluh ini sudah jelas posisinya yaitu dikenakan hanya oleh pria, letaknya di bahu atau di kepala. Jika bukan pada acara Adat, apakah boleh beka buluh ini digunakan untuk seragam Mamre, taplak meja, hiasan mimbar, Atau dikenakan wanita?

Ini masih menuai pro dan kotra, ada yang bilang boleh, ada yang bilang tidak boleh, dengan argumen masing-masing.

Hal yang menarik di pesta adat tadi adalah hampir separuh dari pria yang hadir mengenakan Batik, pakain khas Adat Jawa yang tersohor itu. Dengan aneka macam warna dan motif (wayang, kembang, ontel, dll). Setiap motif dan warna pasti punya arti tersendiri bagi mereka (adat jawa).

Foto seorang model dengan beka buluh yang menjadi subjek dari polemik.

Aku tidak tahu apakah batik yang kukenakan tadi sudah tepat kegunaannya untuk pesta kawin. Jangan-jangan motif batik yang kupakai tadi kegunaannya untuk menghadiri acara sunatan? Atau kenduri? Atau acara duka cita? Aku tak tahu jawabannya. Dan, aku yakin orang lain yang memakai batik di pesta itu tadi juga tidak tahu mengenai ini.

Aku suka warna dan motif batik itu, aku beli, aku pakai, itu saja. Aku bersyukur tidak pernah ada temanku dari Jawa yang mempersoalkan tata cara penggunaan batik yang aku pakai. Bahkan ketika batik dijadikan kotak tisu, jadi sarung bantal mereka tidak masalah.

Mungkin sikap itu menjadi salah satu faktor yg membuat batik itu bisa mendunia. Bayangkan, Bill Clinton, Alm. Nelson Mandela pernah memakainya. Kita tidak tahu apakah motif yang dipakai Bill Clinton dan Mandela itu ada juga yang dijadikan sarung bantal atau tas laptop atau bungkus magic com. Kalaupun ada, mereka tidak ribut, tidak protes, apalagi sampai ngebully. Wong bukan ritual adat koq kata mereka.

Yang jelas industri batik sangat maju. Pekalongan, Solo, Yogja dan kota-kota lainnya menjadi sentra industri batik. Bahkan Medan pun sekarang ini sudah memproduksi Batik. Karena pangsa pasarnya yang besar, Tiongkok juga punya pabrik batik. Dibuat di Tiongkok dijual di Indonesia.

Oh semoga beka buluh juga kelak akan mendunia. Ada pabriknya di Kabanjahe, di Medan bahkan di Tiongkok.

Aku bisa jadi juragan batik, eh juragan beka buluh maksudku hehehe.

Salam odak odak!

FOTO HEADER: Megawati Soekarno Putri baru-baru ini disambut dengan tarian Suku Karo di Medan. Tampak penari laki-laki dan penari perempuan mengenakan Beka Buluh sebagai penutup kepala. Sumber foto: Medan Today.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.