Kolom Boen Syafi’i: BERHENTILAH JADI JONGOS BUDAYA BANGSA LAIN

Suatu ketika, ada seorang Indonesia yang mendatangi teman bulenya, sembari berkata: “Brow, gimana penampilanku? Sudah mirip Tom Cruise pemain film Mission Impossible itu, kah?” Teman bule nya menimpali: “Kalau dibilang mirip-miripan, ya tentu lebih mirip aku, Brow? Maaf ya? Wong kamu pendek, hidungmu mancung ke dalam, ditambah kulitmu mirip sawo bosok eh matang.”

Kemudian si Indonesia itu balik kanan dan benci atas ucapan kejujuran yang berasal dari mulut teman bulenya itu.

Pertinyiinyi? Adakah kejadian tersebut nyata di kehidupan sehari-hari? Jawabnya ada dan nyata. Saat ini, di Indonesia sudah banyak yang kehilangan jati diri bangsanya sendiri. Lebih sreg berpakaian ala bangsa lain. Lebih nyaman berucap bahasa bangsa lain, daripada kebudayaan milik sendiri.

Celakanya lagi, mereka yang mengagungkan pakaian, bahasa, serta segala tetek bengeknya tersebut meyakini bahwa, mengikuti budaya bangsa lain, bisa membuat mereka masuk surga meskipun cuma di lantai dasar. Surganya aja gak pernah ada videonya, eh main yakin begitu saja?

Suka tidak suka, inilah yang terjadi kepada bangsa kita saat ini. Tidak sadar kalau otaknya sudah dijajah oleh gerombolan yang suka menginvasi budaya negeri lainnya. Tidak sadar kalau sudah dijadikan “kacung” asing guna keperluan mengisi pundi-pundi duit ke dalam devisa mereka.

Dijajah Belanda jelas ketahuan musuhnya, dijajah Jepang jelas yang mirip kakek Sugiono yang harus diperangi. Lha, kalau dijajah dogma? Yang bisa memerangi ya tentu dirinya sendiri. Karena jika “diperangi” (diingatkan) orang lain, pasti yang mencoba mengingatkan auto dipenggal kepalanya. Micin eh miriss.

Jadilah manusia Nusantara seutuhnya. Tanpa ada kebudayaan asing yang merecoki kebudayaan sendiri. Bangsa Eropa Amerika jelas akan sangat pantas memakai jas, itu karena kebudayaan mereka memang begitu dari dulu.

Bangsa Arab ataupun yang keturunan Arab pun pasti terlibat gagah jika memakai gamis, dan surban. Itu karena kebudayaan mereka memang begitu sejak dulu.

Lha kita? Sudah pendek, kulit kusam, hidung mancung ke dalam, eh berlagak kemarab alias sok ke Arab-araban dengan memakai gamis, surban dan segala bahasa yang mereka punya. Sudah begitu masih berharap ingin diakui jadi bagian mereka?

Hahaha, diguyu orang Arab kowe, Brow. Batin Orang Arab “nih jongos nyempil aja dimari. Kagak punya baju sendiri ya?”

Bangsa kita sudah punya bahasa sendiri, pakaian kebanggaan sendiri, kebudayaan adi luhung sendiri yang bahkan melampaui peradaban dari bangsa lainnya, kenapa tidak bangga?

Ingat Brow, sampai kapanpun kalian tidak akan pernah bisa menyamai kebudayaan milik bangsa lain yang kalian kagumi. Jadi, berhentilah jadi jongos mereka. Tunjukkan peradabanmu sendiri, biar gantian mereka yang jadi “jongos” nya kita.

Gadis-gadis Suku Karo

Bisa? Sulit Brow, selama dogma surga neraka masih tertanam kuat di otak anda.

Bali sudah memberikan contoh besar, bahwa memelihara serta melestarikan Kebudayaan Nusantara ternyata bisa mendatangkan banyak devisa. Efeknya? Tentu saja akan semakin dikagumi bangsa lainnya.

Sementara di beberapa provinsi lainnya, dari jaman Firaun SD sampai lulus kuliah, masih aja sibuk nyalahin iblis. Yang kenthu lalu terkena razia Pol PP situ. Eh bilangnya saya khilaf, karena terpengaruh oleh rayuan iblis.

Lah? Terus iblis nyalahin siapa? Jokowi hah?

Woalah nasibmu blis iblis ….

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.