SADA ARIH SINULINGGA. KUTALIMBARU. Foto-foto ini menunjukkan kegiatan berkumpul bersama keluarga diisi dengan memancing dan menguras air kolam orangtua di persawahan/ perladangan Lau Remen, Dusun Namotumpa dekat Gunung Mberlawan Desa Namo Mirik (Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang).
Terdapat beberapa jenis ikan di dalamnya seperti Nila, Gabus, Mas, serta ikan-ikan kecil (sulung-sulung), udang dan keong sawah (kalabuai). Sebagian dibakar, dan sebagian ikan terutama ikan-ikan kecil digulai dicampur dengan daun pakis (bulung paku) dikasih bumbu-bumbu tradisi Suku Karo seperti Asam Cekala (asam Karo), Gundera (bawang Karo), tanpa santan yang disebut juga namanya Gulai Tangas-tangas.
Ada juga menyebutnya Gulai Acemken (gulai asam).
Di sekitar gubuk di ladang ini ditanami pohon kelapa, cokelat, durian dan lainnya membuatnya jadi suasana sejuk. Terlebih mengalir juga sungai menambah romantis suasananya. Selain membakar ikan yang dimakan dengan cabe giling dicampur serai dan asam kencong cekala dinikmati juga sambil mandi di sungai Lau Remen tersebut.
Di sekitar itu, terdapat kampung-kampung Karo (kuta) yang sudah sejak Pre Kolonial ada. Sebelum para gerilyawan Karo membakar kampung-kampungnya untuk menyatakan diri tidak menerima negara bagian Sumatra Timur dan tetap setia kepada NKRI pimpinan Soekarno – Hatta, masih terdapat banyak rumah-rumah adat Karo di kampung-kampung itu.