Bertemu Kerabat Baduy di Jakarta

Oleh: Edi Sembiring (Jakarta)

edi sembiringBegitu melihat mereka sedang berjalan pagi tadi [Jumat 27/11], saya langsung mendahului mereka dan memarkir kenderaan. Lalu, menyambut mereka yang sedang berjalan ke arah saya. Mereka orang Baduy Dalam. Dari kampung Cibeo.

Ternyata satupun belum saya kenal. 4 tahun yang lalu, mereka mungkin masih berumur 11 tahun. Yang saya jumpai bapak-bapak mereka di Cibeo.

Saya tanya kabar kang Jasrip, Sarip, Juli, Aldi dan Sangsang. Ternyata kang Sangsang telah tiada 3 tahun yang lalu.

Dari pembicaaran 15 menit di tepi jalan ini, cumak satu yang saya lupa. Nama-nama mereka. Yang saya ingat cumak satu, pemuda yang tubuhnya paling tinggi itu adalah baduyanak ayah Mursyid. Beliau adalah tokoh Baduy Dalam yang menjadi penyambung Baduy Dalam dengan Pemerintah Daerah (Kabupaten Lebak Propinsi Banten).

Saya ingat banget wajah beliau. Persis seperti wajah Tora Sudiro. Hanya saja bibirnya merah, bekas mengunyah sirih.

Saya tak lupa meminta mereka mampir dan menginap di rumah saya. Tapi, mereka bilang, ini hari terakhir sebelum pulang dan berjalan 3 hari ke Cibeo dengan tanpa alas kaki. Mereka undang saya untuk kembali menginap di Cibeo. Tapi memang saat ini hujan turun tiap hari di sana. Mungkin Mei waktu yang tepat.

Saya titip no HP saya ke mereka. Untuk kang Jasrip, Sarip, Juli dan Aldi. Mereka telah 3 kali menginap di rumah. Tapi semenjak saya pindah, tak pernah lagi mereka terlihat datang. Kami kehilangan kontak.

Mereka berempat terlihat sangat muda. Berumur 15-16 tahun. Mungkin ini perjalanan jauh pertama mereka. Semoga sampai selamat pulang ke Cibeo.

Satu lagi hal yang terlupakan. Foto selfie dengan mereka berempat.

Foto-foto oleh Edi Sembiring. Head cover: Desa Cicakal, perkampungan Baduy Luar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.