Kolom Joni H. Tarigan: David Bowie dan Kereta Cepat

joni hendra tarigan“Tetapi yang satu ini pasti, yaitu kalau tak bikin apa-apa sudah pasti salah, juga kalau tak berani bikin sesuatu,” kata M.U. Ginting di milis Tanahkaro.

Jika mengutip pandangan David Bowie maka katanya: “Kita tidak akan pernah bisa merasakan kalah atau menang jika tidak mengikuti perlombaan.”

Jika kebanyakan orang menyatakan bahwa yang pasti itu adalah ketidakpastian, maka menurutku lebih sederhana lagi dengan begini: Ketidakpastian itu adalah hasilnya tetapi kepastiannya adalah kita harus memilih. Sadar atau tidak sadar, sikap manusia itu yang membuatnya memilih. Sehingga setuju kata bang Fernanta Bangun di milis Tanahkaro, sikap seseorang itu akan menentukan ia mampu beradaptasi atau tidak.

Jika kita mengikuti acara I’M POSSIBEL di MetroTV pada 10 Januari 2016 (bisa ditonton juga di Youtube), apa yang dipaparkan oleh James Gwee sangat menarik tentang waktu (time), tempat (place), dan orang (people).

Apa yang disampaikan oleh James Gwee ini adalah sekarang dan ke depan akan terjadi perpindahan barang dan jasa yang cukup besar dari India dan sekitarnya kereta cepat 4menuju ke China sekitarnya dan sebaliknya. Lantas India dan China berbatasan, bukan? Betul berbatasan, akan tetapi berbatasan dengan pegunungan Himalaya.  Mau bangun jalur kreta lewat Himalaya? Pesawat terbang?

Untuk perpindahan manusia masih memungkinkan, akan tetapi memindahkan barang dengan volume yang cukup besar tidak mungkin melalui pesawat. Lantas apa artinya?  Artinya adalah, SELAT MALAKA adalah MASA LALU dan MASA DEPAN PERDAGANGAN yang sangat besar di dunia.

Mengapa MASA LALU? Karena dengan kebijakan penguasaaan Maritimlah Sriwijaya sangat berjaya dan dibawah patih Gajah Mada yang mampu menggetarkan kawasan Asia. Kebijakan Jokowi untuk kembali mengarahkan pandangan ke Laut adalah sesuatu yang sudah pasti sangat berarti bagi Indonesia. Ditambah lagi pengendalian wilayah udara Indonesia yang selama ini dipegang oleh Singapura juga akan segera diambil alih oleh pemerintah NKRI. Pemerintah juga sedang menggenjot infrastruktur, membangun transportasi, dan juga memgangun SDM Indonesia dengan terlebih dahulu merevolusi pemerintahan serta legislatif.




Dengan demikian, pemerintah saat ini ingin membuat Indonesia menjadi RIGHT PLACE, RIGHT TIME, untuk masa depan ekonomi Dunia. Pertanyaan yang disampaikan oleh James Gwee saat acara I’m Possible adalah, kita sekarang berada di RIGHT TIME, dan juga RIGHT PLACE. Pertanyaanya selanjutnya adalah: “ARE YOU THE RIGHT PRESON?”.

Pemerintah berusaha agar raknyatnya menjadi the RIGHT PEOPLE. Maka mari kita sambut bola itu. Kita harus berlari dengan berdoa, belajar serta bekerja keras sehingga kitalah THE RIGHT PEOPLE itu. Ketimbang menyalahkan yang orang lakukan, mari tunjukkan kebaikan yang kita lakukan.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.