Gardu PLN Terbakar, Cas Baterai HP Terpaksa Bayar




rikwan sinulinggaRIKWAN SINULINGGA BERASTAGI. Hari ke 3 pasca terbakarnya gardu induk PLN dimanfaatkan oleh sebagian dari para pemilik genset di Kabupaten Karo untuk mencari rejeki. Mereka mengenakan tarif bagi orang yang membutuhkan listrik untuk mengisi ulang baterai (charge) ponsel maupun senter.

Rata-rata tarif yang dikenakan kisaran Rp 3.000 sampai dengan Rp 5.000/ jam atau per ponsel.

Mengingat pentingnya komunikasi dan penerangan, orang yang memakai jasa charge ini pun memaklumi kondisi ini.

cas baterai“Coba dihitung berapa liter dalam sehari yang harus dikeluarkan oleh pemilik genset untuk mencas (charge) ponsel dan senter yang begitu banyak dalam sehari,” kata Pak Ginting, salah seorang pengguna jasa charge ini saat antri di salah satu warnet di bilangan Kota Berastagi.

“Hari pertama memang tidak dipungut biaya, tapi kalo sudah puluhan ponsel atau senter yang harus dicharge, tentunya kita pun sadar bahwa kondisi ini memaksa kita mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhan komunikasi dan alat penerangan,” jelasnya.

Pantauan Sora Sirulo, meskipun dipasang tarif, masyarakat tetap berbondong-bondong menggunakan jasa charge ini. Bahkan, di salah satu warung kopi, orang-orang harus pesan nomor antrian terlebih dahulu karena begitu banyaknya masyarakat yang membutuhkan daya listrik ini.

Warga Dataran Tinggi Karo berharap agar kondisi ini tidak terlalu lama dan mudah-mudahan perbaikan gardu induk PLN cepat selesai diperbaiki sehingga kebutuhan listrik bisa terpenuhi kembali seperti sediakala.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.