Karena kita tidak memiliki yang namanya standard kebenaran universal, maka tidak heran jika yang terjadi dalam dinamika publik bangsa ini adalah kekacauaan nalar. Seorang yang katanya terpelajar sekalipun […]
Kolom Andi Safiah: GANTI DPR
Jika mengacu pada UUD 45 maka DPR RI dan DPD RI punya posisi sekaligus kekuasaan yang besar lewat lembaga bernama MPR RI. Ini karena MPR RI punya kewenangan […]
Kolom Andi Safiah: PERANG OPINI
Acap kali kita terjebak dalam perang “opini” karena gagal memahami bahwa, apapun yang kita dengar dan kita baca, hanyalah opini yang terus menerus diproduksi oleh mesin propaganda dari […]
Kolom Andi Safiah: ANOMALI
Fenomena anomali selalu berulang-ulang terjadi dalam realitas berbangsa dan bernegara kita. Coba perhatikan bagaimana seorang atlit hanya dilirik ketika dunia memberitakan dia adalah juara dan meraih medali emas […]
Kolom Andi Safiah: INPRES KAKI POLISI
Instruksi Presiden point ke 4 cocok buat kasus “main kaki polisi” terhadap seorang Ibu yang sudah minta ampun atas kesalahan apapun yang dilakukannya.
Kolom Andi Safiah: AHOK PANUTAN ANAK MUDA
Bahkan di dalam penjara sekalipun Ahok selalu bisa menghidupkan spirit integritas sebagai warga negara yang hanya loyal pada Konstitusi. Menolak tawaran “bebas bersyarat” adalah bukti bahwa tidak ada […]
Kolom Andi Safiah: NGOMEL DI FB
Ngomel-ngomel di Facebook itu bagus, karena Facebook adalah tempat terbaik untuk ngomel. Tapi, bagi mereka yang ingin melihat Indonesia waras namun tidak berani terjun ke dalam dunia politik, […]
Kolom Andi Safiah: RUANG HAMPA DEMOKRASI
Jokowi dikritik bukan karena pribadinya yang plonga-plongo atau asik-asik saja. Melainkan adalah karena dia tidak bisa membuat semua orang bahagia dengan kebijakan dan setiap langkah politiknya yang dicap […]
Kolom Andi Safiah: PENJUAL OBAT KUAT
Yang muncul ke permukaan memang masih lebih banyak dari golongan penjual obat kuat. Merek obat kuatnya kebetulan yang lagi rame di pasar politik adalah Allah. Merek lain belum […]
Kolom Andi Safiah: KAWAN POLITIK DAN POLITIK KAWAN
Mereka yang dulu pernah memaki, mengumpat, karena berbeda pilihan politik, sekarang malah mesra. Begitupun sebaliknya, yang pernah mesra malah terlibat saling serang karena beda prinsip dalam berpolitik.