DEBAT

Oleh: Maja Barus (Medan)

 

Maja BarusPasca reformasi 1998,setiap warga negara indonesia tampak terlihat lega,dimana hak untuk kebebasan berpendapat telah lama hilang dalam kepemimpinan orde baru telah diraih kembali. Salah satu yang sering muncul dalam memberikan pembahasan atau pertukaran pendapat adalah debat.

Dalam tingkat pemahaman umum,ada yang mengatakan bahwa debat bukan merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya, karena Indonesia menganut musyawarah mufakat dalam sebuah pengambilan keputusan. Di sisi lain, ada yang membantah pendapat tersebut dengan sebuah pemikiran bahwa musyawarah mufakat tercapai adalah hasil dari debat.

Debat 1Di lain pihak, ada yang menganggap sistem kekuasaan yang membentuk Indonesia tidak menganut debat. Hal ini terlihat dalam sejarah Indonesia, mulai dari sistem kekuasaan dalam kerajaan, kemudian jaman Orde Lama, Orde Baru, sehingga masuk jaman Reformasi Indonesia belum terbiasa dengan debat. Berangkat dari pemikiran ini, ada yang beranggapan bahwa dalam sistem kekuasaan seperti itupun Indonesia menganut konsep debat, namun perdebatan tidak tampak ke permukaan atau kelompok-kelompok tertentu yang mau berdebat.

Di tengah kemajuan teknologi yang sangat berkembang cepat dan sistem kekuasaan pemerintahan yang katanya membaik,indonesia dihadapkan kepada wadah wadah perdebatan, berawal dari debat tentang kebijakan maupun dalam visi misi dalam tingkat pemilihan. Kemudian, bermunculan banyak media media sosial dengan Debatmenyajikan tempat untuk menuliskan apa yang ada dipikiran kita ditambah dengan wadah wadah untuk berbagi informasi dan menyajikan tempat untuk sebuah perdebatan.

Dari pengamatan saya terhadap beberapa medsos, debat seakan menjadi sebuah kebutuhan yang mulai mengakar. Hal ini ditandai, sangat banyak pengguna medsos yang menghabiskan waktunya untuk berdebat dibeberapa medsos. Dari pemahamanku, hal ini merupakan sesuatu yang baik. Selain dapat mempertahankan pendapat kita, kita juga dapat memberikan informasi atau bahkan bisa mendapatkan informasi baru. Hal ini juga dapat memicu kita untuk lebih giat membaca.

Setelah sering membaca perdebatan di medsos, baik beberapa kali terlibat dalam perdebatan, timbul pertanyaan yang mendasar dalam benak saya: Bagaimana  konsep debat yang sesungguhnya dan seberapa siap masyarakat masuk dalam wadah-wadah perdebatan?




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.