Kolom Marx Mahin: DEFISIT PENGETAHUAN DAYAK

Pembunuhan kultural dan politik terhadap masyarakat adat Dayak sangat mencolok di depan mata. Sejarah dan lokasi kewilayahan adat mereka dikaburkan dengan wilayah administrasi desa. Padahal, wilayah adat bisa meliputi beberapa desa, lintas kecamatan dan kabupaten bahkan negara.

Masyarakat desa, terutama orang-orang yang selalu menyebut diri tokoh atau representasi masyarakat desa, tampaknya lupa akan hal ini.

Sehingga mereka Baper saat ada warga desa lain menyebutkan wilayah adat yang terdapat di wilayah administrasi desa mereka. Mungkin suara dentingan uang 10 miliar sebagai denda adat membuat mereka lupa.

Sungguh sesuatu yang mengerikan. Para tokoh ini mengalami defisit pengetahuan tentang adat dan wilayah adat mereka sendiri. Hal itu menjadi pembenaran bagi para kaki-tangan atau cecunguk penjarah lahan serta sebagai sarana adu domba agar Dayak menghancurkan Dayak.

Akhirnya bunuh diri kultural dengan menolak izin hutan adat.

Sangat prihatin danhanya bisa mengelus dada. Tapi mau mengelus dada siapa?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.