Kolom M.U. Ginting: DEMO SAMPAI LEBARAN KUDA DI AMERIKA?

 

Dalam pidato pelantikannya jelas bagi semua, termasuk bagi lawan-lawannya, yaitu the establishment dengan kekuatan duit luar biasa yang tak ada lawannya di dunia, bahwa arah baru politik Trump tidak ada yang meragukan sasarannya. Menentang the establishment, bikin arah baru politik yang berkarakter nasional dan menentag sopan santun PC (political correctness), mengatakan dan menyatakan perbedaan apa adanya dengan jujur dan terus terang. Kalau mau bikin tembok menutup pintu masuk bagi orang-orang kriminal, pemerkosa, dan narkoba dari Mexico, katakanlah apa adanya. Kalau 1 juta orang-orang ilegal karena paspornya ‘lupa di rumah’, mau diusir, usirlah. Negara mana yang mau disusupi orang-orang ilegal?

Dalam politik nasionalisnya, Trump akan menghadapi 2 front: pertama the establishment yang duitnya tak terbatas, dan ke dua ialah janji-janjinya terhadap rakyat Amerika yang diucapkan dalam kampanye Pilpres.

Keduanya sangat berat, terlebih tugas pertama melawan kekuasaan duit the establishment. Kekuasaan duit, duit yang sudah terkumpul sejak 200 tahun menguasai Pemerintahan AS (sejak era Andrew Jackson), terutama dari banyak SDA negeri berkembang termasuk triliunan dolar dari SDA Indonesia sejak 1965. Banyak lagi dari negeri-negeri berkembang AAA, dan terakhir dari SDA Syria dan Irak yang mengalir miliaran dolar tiap hari dari sumber minyak 2 negara itu sampai hari ini.

Bicara soal membiayai demo, demo apa saja, seperti demo menentang pelantikan Trump. Berapa biaya dikeluarkan oleh ‘yang bersangkutan’ bikin gerakan pecah belah atau gerakan Makar 411 dan 212, yang menurut pengakuan yang ada berjumlah ratusan miliar rupiah. Bandingkan dengan duit masuk triliunan dolar mengalir setelah berhasil mendirikan kekuatan teroris ISIS.

Tidak bisa dibayangkan betapa dahsyat kekuatan demo bisa dibangun di AS dengan persediaan duit triliunan dolar itu. Karena itu, demo menentang Trump di AS bisa sebesar apa saja dan bisa berlangsung terus selama sampai kapan saja bisa diteruskan karena kekuatan duit tadi, atau ‘sampai Trump keluar dari Gedung Putih’ menurut pendemo itu sendiri. Bayangkan dahsyatnya . . . bisa dilaksanakan terus sampai Lebaran Kuda.

Itulah kekuatan the establishment, kekuatan duit yang jadi tantangan pertama Trump selain harus melaksanakan janjinya seperti mengurangi pengangguran; to make America great again. Trump tentu mengerti sungguh soal ini, atau tak mungkin ada yang lebih mengerti selain Trump. Tetapi Trump yakin 100%, bahwa hanya inilah jalan satu-satunya menyelamatkan AS dan membebaskan rakyat AS dari cengkeraman 200 tahun neolib bankir besar rentenir internasional atau ‘the finance element large centers’ pakai sitilah President Roosevelt yang diucapkannya paa tahun 1933.

Mungkinkah Trump dikalahkan atau keluar dari Gedung Putih?

Keyakinan pertama yang bisa mempertahankan Trump ialah bahwa fenomena Trump ini bukan fenomena lokal di AS saja, tetapi pemikiran Trump adalah pencermainan dari perubahan dan perkembangan dunia, atau perubahan kontradiksi pokok duna setelah era perang dingin, yang tadinya menggambarkan konflik Bblok Barat dengan Blok Timur.

Kontradiksi utama sekarang di seluruh dunia terutama juga di Eropah ialah pemikiran nasionalisme kontra pemikiran internasionalisme/ globalisme yang diwakili oleh neolib termasuk orang kiri dunia yang bakal menuju liang kuburnya (perubahan alamiah), dan yang selama ini menjadi barisan pendukung utama bagi the establishment dan neolib.

Ketika Kennedy mau mencoba melawan kehendak the establishment, dia bernasib buruk 1963. Sekarang Trump dengan terang-terangan melawan the establishment, berani memang, tetapi situasinya memang sudah banyak berubah dibandingkan tahun 1963 Kennedy atau 1965 Soekarno di Indonesia. Perubahan jaman membernarkan Trump.

Argumentasi lainnya yang bisa memenangkan Trump ialah adu pengetahuan dengan mengikutkan rakyat banyak soal kebenaran politik nasionalisnya itu, dan yang tidak mungkin dilaksanakan pada era lalu sebelum internet dan media sosial. Cobalah perhatikan di Indonesia belakangan ini, ‘adu pengetahuan’ soal demo pecah belah atau demo makar 411 dan 212.




Pengetahuan publik dan rakyat banyak meningkat drastis dalam diskusi/ debat 411 dan 212. Akhirnya, penggerak dan pembiaya gerakan ini mundur teratur. Walaupun mungkin hanya untuk sementara mengingat sumber biaya tadi masih tinggi, dari luar maupun dari dalam negeri. Terutama dari luar itu tentunya, karena, seperti panglima TNI bilang, gerakan pecah belah datang dari luar; dari AS dan Australia menurut panglima. Dari segi logika ‘internasionalisme’ itu memang pasti betul begitulah adanya, karena sumber pembiayaan bukan hanya dari dalam negeri, terpenting dari luar itu yang duitnya tidak terbatas.

Kita akan bisa menyaksikan berapa kuat dan berapa lama demo anti Trump akan bertahan di AS. Kalau demo ini satu waktu berhenti, bukanlah karena kurang biaya, tetapi sebab lain. Pertimbangan politis dari penciptanya, terutama karena diskusi atau debat argumentatif yang bisa meluas dan masuk akal bagi publik dunia. Seperti di Indonesia itu, dengan internet dan medsos sebagai basisnya dan melibatkan jutaan orang.

Walaupun situasi di AS berlainan, terutama dalam hal ‘way of thinking’ orang Indonesia dengan orang Amerika, tetapi bukan tidak mungkin akan ada perubahan seperti di Indonesia juga. Artinya, kekalahan total di pihak pemecah belah pencipta demo. Sekali lagi, meskipun bersifat sementara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.