Kolom Sri Nanti: DIALOG IMAJINER — Pak Jokowi dengan Asisten Pribadinya

2013
A: “Pak, Bapak yakin mau maju Pilpres? Nggak nerusin jadi gubernur DKI dulu sampai selesai?”

J: “Banyak persoalan di DKI ini yang harus diselesaikan dengan kebijakan pusat. Makanya saya harus maju. Biar Ahok yang nerusin jadi Gubernur. Nanti kami kerja bareng. Saya beresin regulasi di Pusat yang menghambat pekerjaan di DKI, Ahok yang bagian eksekusi.”

A: “Tapi, Pak! Ada tokoh besar yang mengatakan Indonesia ini bisa hancur kalau Bapak jadi presiden. Bagaimana itu, Pak!”

J: “Gampang itu. Nanti saya ajak Beliau jadi Wapres. Biar Beliau membantu saya kerja keras, supaya Indonesia tidak jadi hancur.”

Next 2018
A: “Pak, di periode ke dua nanti Bapak maunya siapa yang jadi wakil?”

J: “Sebenarnya saya maunya Ahok. Cocok kalau dia jadi Wapres. Saya bagian urus program kesejahteraan rakyat, dia bagian ngurus pejabat korup. Tapi dia tidak bisa.”

A: “Iya ya, Pak! Semua ini gara-gara fatwa yang dikawal berjilid-jilid itu, sampai Ahok masuk penjara.”

J: “Ya sudah, nggak apa-apa. Nanti pembuat fatwanya saya ajak jadi pendamping saya di periode ke dua. Beres to.”

Next 2019
A: “Pak, kampanye makin seru. Rival Bapak pidato di mana-mana bahwa 2030 Indonesia akan bubar kalau Bapak yang menang lagi.”

J: “Nggak apa-apa, nanti kalau saya menang Beliau saja jadikan Menteri Pertahanan. Biar Indonesia tidak jadi bubar.”

Next 2020
A: “Pak saya heran sama 2 orang anggota parlemen itu. Bosnya sudah Bapak angkat jadi Mentri, teman-temannya sudah move on, ikutan kerja membangun negara, tapi mereka berdua itu tiap hari tetap nyinyir saja di Twitter dan di TV, njelek-njelekin Bapak. Semua yang Bapak lakukan salah melulu.”

P: “Nggak apa-apa. Mereka cuma “kemangkuken” saja. Terlanjur terbiasa nyinyir. Nanti saya kasih penghargaan biar nggak sungkan lagi untuk jadi pendukung saya.”

Next 2020
A: “Pak, biasanya kalau ada orang memusuhi Bapak, njelek-njelekin Bapak, selalu Bapak ajak kerjasama, Bapak kasih jabatan.”

J: “Iya. Terus kenapa?”

A: “Itu, Pak! Sekarang ada kelompok yang tiap hari ribut melulu, nyalahin Bapak terus. Bapak tidak ingin memberi jabatan apa gitu, Pak? Biar mereka ada pekerjaan bantu Bapak menyelamatkan Indonesia yang katanya sudah kronis ini.”

J: “Wis wis wis. Aku tahu mana orang-orang yang masih bisa diajak kerjasama dan mana yang sudah benar-benar “Angel tuturane”. Wong mereka itu sebagian besar sudah pernah menjabat dan nggak memuaskan kok hasil kerjanya.

Ada yang saya jadikan Menko Perekonomian tapi bukannya kerja malah sibuk ngepret di TV. Ada yang tiap hari ribut kebangkitan P*I tapi nggak bisa menangkap satupun orangnya. Markasnya di mana juga nggak bisa menunjukkan.”

A: “Jadi baiknya kita apain, Pak?”

J: “Biarkan saja. Sudah ada netizen yang ngurus.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.