Kolom Asaaro Lahagu: DISENTIL SATU KATA BOHONG, FADLI SON – SODIK MARAH

Jokowi dengan cantik mulai memainkan kata ‘kebohongan’. Ini senjata ampuh yang bisa digunakan Jokowi terus-menerus. Jokowi sudah mengingatkan para pendukungnya bahwa masa kampanye itu panjang. Jadi, tidak perlu menghabiskan energi sekaligus.

“Hemat energi. Masa kampanye sampai Bulan April,” kata Jokowi.

Ketika aksi bohong Ratna, Prabowo, Fadli Zon, Fahri Hamzah terbongkar, maka ramai-ramai pendukung Jokowi menyerang lawan dengan gegap gempita. Jokowi sendiri diam. Dia memang sudah paham apa yang terjadi. Ia juga paham kata bohong ke depannya bisa menjadi kata yang membuat lawan kebakaran jenggot.




Maka, ketika situasi mulai menurun dan lawan sudah mulai percaya diri, Jokowi melempar kata ‘kebohongan’. Saat ia bertemu dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) di Hotel Santika, Bogor [Senin 22/10], Jokowi mengingatkan para pendukungnya tidak melakukan politik kebohongan.

“Intinya, saya ingin memastikan jangan sampai Jubir maupun influencer melakukan politik kebohongan. Saya sampaikan, jangan!” tegas Jokowi.

“Jangan perpolitikan kita dibanjiri dengan kebohongan. Jangan, jangan. Bahaya sekali,” kata Jokowi lagi.

Tentu saja kata ‘bohong’ ini mempunyai arti ganda. Pertama, Jokowi memang mengingatkan betul para pendukungnya agar tidak sekali-kali memainkan politik bohong atau hoax. Karena hoax atau bohong sangat berbahaya. Bisa mengancam persatuan bangsa. Ke dua, Jokowi menyindir Kubu Prabowo yang sudah melakukan blunder besar dengan menyebarkan kebohongan spektakuler Ratna Sarumpaet.

Dan benar saja. Pasca Jokowi mengucapkan kata kebohongan, Fadli Zon, politisi partai Gerinda langsung tersinggung besar. Tanpa mengolah kata itu terlebih dahulu, ia langsung berbalik menyerang Presiden Jokowi dengan kata bohong itu.

Menurut Fadli Zon, Jokowi yang mengucapkan kata kebohongan itu sedang menyindir dirinya sendiri. Fadli mendefiniskan bahwa politik kebohongan adalah orang membuat janji-janji kemudian janji itu tidak ditepati.

“Saya kira dia sedang menyindir dirinya sendiri, ya, itu,” ucap Fadli Zon tersinggung.




Politisi Gerindra, Sodik Mujahid, lebih tersinggung lagi dan bahkan benar-benar marah mendengar sentilan Jokowi itu. Ia membalas Jokowi dengan pesan keras agar Jokowi menghukum dirinya sendiri.

“Tolong sampaikan dengan sungguh-sungguh dan siapkan langkah sanksi jika tidak dipenuhi ajakannya. Ajakan dan sanksi berikan kepada dirinya sendiri, jajaran kabinetnya, jajaran tim suksesnya. Karena selama ini pabrik hoax dan bohong ada di tempat-tempat tersebut, dengan gaya maling teriak maling,” kata Ketua DPP Gerindra Sodik Mujahid sebagaimana dilansir oleh Detik.com [Minggu 21/10].

Respon Sodik ini merupakan pernyataan marah. Padahal Jokowi tidak menyebut kubu lawan yang memang ketagihan memproduksi hoax. Jokowi hanya mengingatkan kubunya sendiri agar tidak melakukan politik kebohongan.

Mengapa Fadli Zon dan Sodik Mujahid langsung merasa tersindir, tersinggung dan marah soal kata bohong itu? Alasannya jelas. Karena memang Fadli Zon, Prabowo dan politisi Gerindra lainnya sekarang sudah sah dan resmi menjadi tukang hoax.

Dulu ada seseorang yang menulis di Twitternya bahwa Fadli Zon itu penyebar hoax. Fadli Zon langsung marah dan ia mengancam melaporkan akun twitter itu kepada polisi. Fadli Zon saat itu belum rela menerima label sebagai si penyebar hoax walaupun sebetulnya ia kerap menyebar hoax.




Namun, sekarang publik sudah tidak takut lagi ancaman Fadli Zon. Publik sudah berani menyebut Fadli Zon sebagai raja hoax, tukang hoax atau si penyebar hoax. Buktinya sudah ada. Dialah salah seorang dari 17 orang yang dilaporkan Farhat Abas ke Polisi karena ikut menyebarkan kebohongan Ratna.

Tentu saja blunder menyebarkan kebohongan itu sangat memukul keras Fadli Zon. Kalau bukan karena ia tebal muka, maka mukanya sudah dihancurkannya sendiri. Fadli Zon dan kawan-kawan pun mencoba menggunakan kata kebohongan itu untuk menutupi aksi bohong mereka sekaligus menyerang Jokowi.

Mereka mengaitkan janji Jokowi yang belum terealisasi sebagai kebohongan. Padahal janji dengan aksi bohong sangat berbeda. Kalau berpikir logis, harus bisa dibedakan antara kebohongan dengan target dan cita-cita. Kalau Jokowi menyampaikan target, janji politik lalu tidak tercapai, bukan berarti itu bohong. Memang targetnya tidak tercapai atau belum tercapai.

Akan tetapi, logika Fadli Zon memang sudah hancur lebur. Ia mencampuradukkan janji atau target yang belum tercapai sebagai suatu kebohongan. Tujuan pertamanya adalah untuk menutupi bahwa semuanya telah melakukan kebohongan. Fadli Zon telah bohong, Prabowo telah bohong dan Jokowi juga telah bohong. Jadi tidak perlu diungkit-ungkit kata bohong itu apalagi kalau diproses di kepolisian.

Padahal, bohongnya Jokowi berasal dari target atau janjinya yang tidak tercapai atau belum tercapai. Sementara bohongnya Fadli Zon memang benar-benar bohong. Ia menyebarkan kebohongan bahwa Ratna Sarumpaet telah dianiaya dengan keji. Padahal, Ratna sedang dioperasi plastik agar cantik jelita.

Tujuan ke dua adalah untuk menghentikan Jokowi atau Kubu Jokowi mengucapkan kata kebohongan. Karena kata kebohongan itu sudah milik paten Fadli Zon, Prabowo dan komplotannya. Maka, ketika Jokowi mengucapkan kata bohong itu, Gerindra marah besar. Jokowi telah mengcopy kata bohong yang sudah dipatenkan dan menjadi milik eksklusif Tim Capres Prabowo. #JokowiLagi.








One thought on “Kolom Asaaro Lahagu: DISENTIL SATU KATA BOHONG, FADLI SON – SODIK MARAH

  1. artikel penjelasan yang logis. Bohong karena betul berbohong, membohongi rakyat dengan muka dipukuli, jelas bohong! Kalau ‘janji’ seorang pemimpin akan membahagiakan rakyatnya dan belum semua bisa bahagia . . . kalau dibilang atau dituduh bohong, maka jelas bahwa yang menuduh bohong inilah yang BOHONG atau bikin propaganda bohong. Semua presiden juga mau mengangkat nasib rakyatnya, apa ini semua presiden bohong? Kalau capres Prabowo mau membikin Indonesia disegani dunia, kan juga tidak bohong. Janji Jokowi membangun infrastruktur tidak bohong. Janjinya bikin harga bahan bakar sama seluruh di Papua, juga tidak bohong, sudah terlaksana. Janjinya menghilangkan kebohongan belum juga terlaksana mmang, karena masih terus ditambah oleh grombolan Fadli, kebohongan mau ditutupi dengan kebohongan lagi, atau menuduh bohong orang lain. Kapan selesainya bohong itu?

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.