Ditanya Ketahanan Pangan, Sihar Dorong Penerapan Analisis Resource Base

JEBTA B. SITEPU. MEDAN – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara (Sihar Sitorus) berkeinginan mendorong petani membentuk kekuatan yang bertujuan pengimplementasian peran penting petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan.

Ini dikatakan Sihar dalam menjawab pertanyaan di debat publik ke dua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara di Ballroom Hotel Adi Mulia, Medan [Sabtu 12/5: Malam]. Pertanyaan ini terkait dengan Sumut yang memiliki potensi lahan pertanian tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan yang cukup besar tapi belum berdaulat di bidang pangan.

Masing-masing Cawagub diminta tanggapan langkah konkret mempercepat kedaulatan pangan. Apakah harus disokong dengan pangan impor.

“Ini untuk menyikapi permasalahan yang dihadapi petani. Alangkah baiknya petani membentuk kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang akan memberikan beginning power. Untuk mendapatkan pemasaran, biaya bersama, dan juga permasalahan-permasalahan lain yang sering dihadapi, termasuk subsidi pupuk dan alat pertanian lainnya,” ujar Sihar.




Pendamping Cagub Djarot Saiful Hidayat itu mengakui, permasalahan ketahanan pangan di Sumut memiliki beberapa kelemahan. Antara lain, minimnya penangkaran benih, minimnya pengetahuan tentang agronomi dan juga ketrampilan dari petani untuk menyesuaikan dari cara tradisional ke cara modern.

“Permasalahan di Sumut harus dilihat per regional-regional dan memikirkan cara yang progresif,” tutur pria berkacamata itu.

“Kita akan gunakan analisis resource base untuk mengetahui apa potensi di timur, yang sifatnya dataran rendah, juga potensi barat. Kemudian dataran tinggi, yang lebih cocok untuk tanaman tertentu. Maka kita perlu, meninjau ulang strategi ketahanan pangan kita,” aku paslon yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu.

Di sisi lain, lanjut Sihar, sepatutnya pemerintah Kabbupaten/ Kota juga mengambil peran menilik potensi besar yang dimiliki dalam hal ketahanan pangan ini.




Karena, ia menilai, adanya ketimpangan pangan, diantara wilayah timur, tengah, barat di Sumut.

“Sehingga masing-masing wilayah dapat menumbuhkan potensi dari pangannya. Misalnya dataran tinggi, ada kopi, kemenyan, teh, dan banyak lagi. Saat ini semuanya tersebar, tapi tidak memiliki nilai jual yang cukup tinggi karena adanya kelemahan dalam infrastruktur, dan pemasaran,” pungkasnya.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.