Kolom Eko Kuntadhi: DUA PEMIMPIN YANG MENGINSPIRASI

Hari pertama masuk kerja setelah Idul Fitri kemarin, Presiden Jokowi langsung turun ke lapangan. Ia hendak mengetahui apakah sarana sosial kita sudah siap jika PSBB dibuka kembali. Jokowi mendatangi mall, stasiun kereta, dan tempat layanan publik. Kita tahu, meski Covid19 belum bisa dipangkas seluruhnya, tapi hidup harus jalan terus.

Istilahnya kita memasuki suasana hidup normal yang baru — new normal.

Hal yang sama dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah (Ganjar Pranowo). Kemarin pria berambut putih ini sigap mengecek sekolah, terminal, perkantoran, sampai ke masjid. Selain ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat, Gubernur juga ingin memastikan virus tidak menyebar.

Ada dua hal di sini: Kesehatan harus dijaga, tapi ekonomi tidak boleh loyo. Kedua pemimpin itu ingin keduanya berjalan beriringan. Ekonomi bergerak, kesehatan tetap nomor satu.

Mungkin begitulah mestinya sikap seorang pemimpin. Ia tidak puas hanya ongkang-ongkang kaki menunggu laporan dari bawahan. Ia perlu melihat langsung kondisi riil masyarakat. ia harus terjun ikut menikmati denyut nafas rakyatnya.

Ada pemimpin bergaya manajer. Ia mengkoordinasikan jajarannya untuk menjalankan misi organisasi. Ada yang tipe bos, hanya mau terima laporan bawahan lalu sibuk konferensi pers. Ada yang tipe kosmetik, tangannya gak mau kotor tetapi sibuk dengan pencitraan belaka.

Ada juga pemimpin yang inspiratif: Ia menggerakkan orang. Sebab dia sendiri terjun langsung ke lapangan. Ia mengerti betul masalah yang terjadi. Dan, karena itu, ia bisa mengambil terobosan-terobosan.

Tipe pemimpin inspiratif ini tidak segan untuk mengerjakan hal-hal remeh tetapi bermakna dalam. Saat sedang bersepeda, bertemu genangan air rob di Semarang yang bikin kemacetan, Ganjar langsung turun dari sepedanya. Ia membantu melancarkan arus lalu lintas. Setelah itu ia menelepon pejabat terkait, menanyakan penanganan rob yang bikin macet tersebut.

Walhasil, keesokan harinya rob sudah ditangani dengan baik. Jalanan tidak macet lagi.

Fadli Zon boleh nyinyir menyindir Ganjar yang katanya mengambil lahan tukang parkir. Tapi, yang tidak diketahui Fadli, saat Ganjar turun ikut mengatur lalu lintas, berapa banyak pejabat yang malu hatinya. Lalu mereka cepat-cepat ikutan turun memastikan semuanya beres.

Fadli menilai mengatur lalu lints hanya sekadar mengatur kendaraan. Tapi Ganjar bertindak jauh dari jangkauan Fadli. yang dia lakukan adalah memberi teguran kepada pejabat berwenang, memberi contoh sekaligus inspirasi bahwa masalah kecil di lapangan harus cepat diselesaikan.

Dan sebagai pimpinan publik, ia punya kewajiban melayani rakyatnya sampai hal yang sekecil itu.

Demikian juga saat Ganjar berkeliling Jawa Tengah, mendatangi asrama-asrama mahasiswa dari berbagai daerah sambil membawa sembako. Saat Covid19 ini, para mahasiswa perantau itu mendapat uluran tangan dari Gubernur Jateng.

Jangan dilihat Sembakonya. Tapi lihatlah, langkah itu mampu menggerakkan masyarakat Jateng untuk saling tolong dan memperhatikan kebutuhan tetangganya. Didahului dengan langkah-langkah kecil, Ganjar menyebarkan inspirasi ke masyarakat bagaimana seharusnya bersikap dalam kondisi pandemi ini.

Bersamaan dengan itu, Ganjar memperkenalkan program Jogo Tonggo, atau jaga tetangga. Sebab, kitalah yang paling mengetahui keadaan tetangga sebelah rumah kita. Bukan pejabat yang di ujung sana. Gerakan itu sukses menjadi modal masyarakat Jateng menghadapi pandemi ini.

Tidak seperti Jakarta atau Jawa Barat. Propinsi Jateng tidak menerapkan PSBB. Paling hanya di beberapa Kabupaten atau Kota saja.

Tapi Ganjar adalah Gubernur yang paling sibuk keliling, menemui warganya, bahkan via zoom, untuk memastikan virus tidak menyebar di wilayahnya. Ia mengedukasi, mencontohkan, mendekati orang dari hati ke hati. Ia sekaligus menggerakkan.

Ketika kita siap-siap memasuki suasana new normal, pemimpin seperti Ganjar dan Jokowi memilih terjun langsung ke lapangan. Mengecek suasana kebathinan masyarakat. Mereka butuh informasi real, sebelumnya memutuskan bagaimana sebaiknya aturan new normal nanti dijalankan.

Indonesia butuh pemimpin yang menginspirasi. Pemimpin yang bisa dijadikan tauladan.

“Iya mas, Pak Jokowi dan Mas Ganjar itu pemimpin yang mampu jadi contoh. Fokus kerja dan menginspirasi. Bukan jenis pemimpin yang kebanyakan ngomong tapi kerjanya nol persen,” celetuk Kumkum.

“Itupun, kerjanya nol persen masih butuh dinormalisasi lagi,” katanya seraya terkekeh…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.