Oleh: Anggreini Ginting
Taneh Karo la kurang tambar, yang artinya tidak kekurangan obat. Saat ini, jenis-jenis penyakit semakin beragam dan masyarakat mulai kembali peka terhadap obat tradisional.
Obat yang sudah disediakan oleh alam dan luar biasa alam Taneh Karo begitu kaya, menyimpan banyak bahan/rempah-rempah atau tanaman yang dapat kita jumpai di sekitar kita sehari-hari.
[one_fourth]seperti jamu atau diminum seperti obat[/one_fourth]
Seperti halnya dengan duhum-duhumen, dibuat dengan cara bahan-bahannya terlebih dahulu dikupas, dipotong-potong, disangrai dan kemudian ditumbuk sampai menjadi serbuk. Untuk mengkonsumsinya dapat dengan cara mencampur dengan air seperti jamu atau diminum seperti obat. Bahan-bahannya adalah rempah-rempah yang antara lain jahe, lada, kencur, kunyit, kemiri, dll.
Duhum-duhumen mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti panas, demam, masuk angin, menghilangkan rasa sakit saat datang bulan, dan lin-lain. Dengan memberi perhatian terhadap alam ditambah dengan ketrampilan tangan maka kita bisa menjadi dokter bagi diri sendiri dan orang lain.
Saya baru pertama kali mencoba ramuan duhum-duhumen.
Ketika itu saya sedang flu berat, berencana ga masuk kantor. Namun karena harus mengikuti meeting penting maka ku putuskan tetap masuk. Setibanya di kantor neng Anggreini ini menawarkan ramuan herbal (konon katanya manjur melawan gejala flu) bernama duhum-duhumen.
Ketika diseduh rasa kuat dari rempah-rempah menyerebak, aroma lada dan jahe langsung membuat hidung saya sedikit lega. Begitu diminum langsung terasa hangat di tenggorokan, dan menjalar ke sekujur tubuh ditiap tegukan. Meringankan dan membantu menyembuhkan penyakit flu dan demam yang sering saya alami