Kolom M.U. Ginting: Duterte, Kriminalitas, dan Pemberontakan

M.U. GintingKeresahan warga Filipina selama ini ialah adanya kriminalitas di mana-mana; di jalanan, di semua tempat kediaman dan semua kota. Kejahatan ini terutama berkaitan dengan peredaran narkoba, yang memang sangat gampang masuk ke Filipina lewat banyak pulau karena negeri kepulauan itu. Banyak fabrik sabu juga ditemukan belakangan setelah Duterte berkuasa. Prinsip Duterte menghadapi narkoba dan kejahatan lainna ialah dengan ‘surrender or die’. Yang tidak menyerah ditembak mati di tempat, pengedar atau pecandu.


[one_fourth]barak-barak militer dijadikan tempat ‘rehabilitasi'[/one_fourth]

Dengan prinsip itu, sudah ratusan ribu menyerahkan diri dalam tempo 1 bulan saja kekuasaan Duterte. Banyak diantaranya juga pejabat, walikota atau kepala-kepala polisi yang tersangkut bisnis narkoba. Penyerahan diri ratusan ribu orang ini sudah merupakan kejadian luar biasa yang tak pernah terjadi di dunia. Barak-barak militer dijadikan tempat ‘rehabilitasi’ orang-orang ini, dan tetap dengan prinsip ‘surrende or die’, silahkan perbaiki diri sendiri atau . . . die.

Tidak ada fasilitas terapi psikolog atau biaya yang dikeluarkan. Karena, menurut Duterte, uang negara harus digunakan untuk mereka yang butuh, seperti petani miskin, katanya.

Banyak sekali memang kritikan terhadap sikap Duterte dalam menangani kriminal dan soal narkoba ini. Kritikan dari HAM PBB dan juga pemerintah AS Obama. Duterte balik menantang mengapa AS yang diam saja soal HAM ketika satu abad lalu tentara AS membunuhi banyak penduduk Filipina tanpa HAM. Duterte menunjukkan foto-foto lama pembunuhan itu di hadapan konferensi ASEAN di Laos bulan Augustus lalu. Melihat HAM harus lengkap dan menyeluruh, kata Duterte.

Di Filipina, selama ini sudah diliputi kegelisahan luar biasa karena kejahatan yang berdominasi di mana-mana. Siapa yang bicara soal kegelisahan penduduk yang tak pernah menikmati ketenangan hidup dan terus menerus gelisah dan ketakutan yang ada karena perkosaan anak-anak dan pembunuhan merajalela?

duterte-13Sekarang, sudah mulai terasa oleh penduduk bahwa ketenangan sudah mulai datang di negeri Filipina. Mereka menganggap Duterte berhasil mengembalikan kehidupan tanpa kriminalitas ini. Sekiranya Duterte mendengarkan dan mengikuti nasihat AS atau PBB dalam soal HAM ini, suasana tenang dan aman sekarang tidak akan pernah muncul untuk selama-lamanya. Jadi, kalau sekarang 76% rakyat Filipina menganggap Duterte berhasil, penduduk merasakan sendiri.

Dalam Pilpres lalu, Duterte dapat suara mutlak 91% adalah juga karena janji dan sumpahnya menumpas narkoba dan semua kriminalitas termasuk korupsi pejabat yang sekarang sudah dimulai Duterte.

“Saya akan kuliti hidup-hidup pejabat koruptor,” katanya barusan saja.

Hal lain yang sangat penting dan menentukan dalam perpolitikan Duterte ialah dia bikin perdamaian dengan pemberontak komunis dan pemberontak bangsa Moro. Kedua pemberontak bersenjata ini malah menyambut sikap tegas Duterte terhadap kriminal, narkoba dan korupsi. Kedua pemberontak ini punya akar kultural dalam masyarakat Filipina dari berbagai daerah. Kedua golongan ini dihadapi sangat bijaksana oleh Duterte.


[one_fourth]menghadapi dua pemberontak ini [/one_fourth]

Berlainan dengan terorisme Abu Sayyaf, akan ditumpas sampai serdadunya yang terakhir, kata Duterte. Duterte mengerti kalau gerombolan Abu Sayyaf tak punya basis di kalangan rakyat karena memang digerakkan dari luar, berlainan halnya dengan 2 pemberontak di atas yang memang bertujuan untuk membela kepentingan rakyat di daerah yang dikuasainya, untuk keadilan. Sikap Duterte dalam menghadapi 2 pemberontak ini adalah juga luar biasa. Artinya, sesuai dengan perubahan dan perkembangan dunia, perjuangan bersama demi KEADILAN.

Soal HAM ini kita bisa lihat juga di Indonesia, pada rame ngomong soal HAM bagi gembong narkoba yang dihukum mati. Tetapi tak ada yang ngomongkan HAM bagi orang-orang yang mati 40-50 orang tiap hari di Indonesia. Juga idak ada yang ngomong HAM bagi yang dibunuh oleh begal dan geng motor yang sudah serIng terjadi, pemerkosaan anak-anak dan dibunuh juga.

Bukankah ini sangat pincang dan tidak menyeluruh? Karena itu, kalau mau perubahan dalam soal ini sudah waktunya juga pakai ‘surrender or die’. Rakyat pastilah akan merasakan suksesnya yang pasti juga luar biasa, terutama sekali dalam soal NARKOBA dan KORUPSI.

 








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.