Kolom Boen Syafi’i: FIREHOUSE OF THE FALSHOOD

“Firehouse of the falshood atau bakar rumahnya lalu rampoklah isinya,” sebuah trend setter tentang metode kampanye yang efektif (juga diterapkan oleh tokoh-tokoh politik di belahan dunia lainnya). Cara ini pula yang berhasil mengantarkan si Donal Trump untuk menjadi Presiden di Amerika. Uniknya, si Capres asal Hulaihi Haiti mengcopas habis cara-cara yang pernah dipakai oleh si Trump ini.

Yup, pada akhirnya si Capres Hulaihi dan pengikutnya sering bicara ngawur tanpa data, atau istilah kappahnya adalah “One day one hoax”.

Namun, benarkah strategi ala Trump ini bisa diterapkan di Bumi NUsantara tercinta? Jawabnya, belum tentu bisa karena kultur masyarakat Amerika dengan Indonesia itu sangatlah jauh berbeda.

Di Amerika mungkin banyak terdapat manusia-manusia yang pintar dan jenius, namun di sana pula sangat minim sekali dengan orang-orang yang bisa mengerti tentang arti kehidupan.

Sedangkan pintar itu belum tentu ngerti, tapi kalau ngerti itu sudah pasti cerdas. Untungnya, di Bumi NUsantara sendiri, terdapat banyak sekali manusia-manusia yang “ngerti” meskipun strata pendidikanya tidak sebaik Bangsa Amerika.

Yup, kultur budaya yang sangat njawani alias mengerti inilah yang akan menjadi batu sandungan terbesar bagi Timses Prabowo untuk memainkan strategi ala Trump. Analoginya sederhana. Dosen pintar tapi bisa tertipu oleh Kanjeng Dimas dan malah menjadi pengikut HTI. Sedangkan Kang Paidi yang cuma lulusan SD Inpres tidak bisa dibohongi oleh si Dimas Kanjeng dan HTI.

Bedanya di mana? Bedanya cuma di sifat njawani atau mengerti.

Ahsudalah.

Main hoaxlah terus, Wo. Hingga dirimu bisa ngaji Iqra’ Jilid 5 nantinya.

Salam Jemblem..

One thought on “Kolom Boen Syafi’i: FIREHOUSE OF THE FALSHOOD

  1. Nasionalis atau Globalis

    “Fiehouse of the falshood”, “Cara ini pula yang berhasil mengantarkan si Donal Trump untuk menjadi Presiden di Amerika”. (kolom Boen Syafi’i)

    Kemugkinan bisa ada menariknya juga kalau pilpres itu ditinjau dari sudut lain. Kalau saya mengatakan bahwa pilpres AS 2016 merupakan pilpres yang menentukan perkembangan sejarah dunia . . . wow, pernyatan yang hebat juga he he . . Tetapi apakah mungkin begitu?
    Banyak kejadian-kejadian atau pernyataan-pernyataan yang sangat diluar kebiasaan tradisi perpolitikan yang ada selama ini. Trump dituduh rasis, anti islam, dan pada mulanya malah nazist juga karena nasionalismenya itu. Anti wanita dan anti orang Mexico karena mau bangun tembok perbatasan supaya orang-orang jahat ‘kriminal’ dan ‘pemerkosa’ dari negeri itu bisa dibatasi.

    Tuduhan yang paling serius sampai sekarang ialah persekongkolannya dengan Rusia/Putin dalam pilpres lalu sehingga bikin dia menang. Dan tuduhan ini disebut oleh Trump ‘witch hunt’ pemburu tukang sihir, artinya hanya dibikin-bikin saja dengan tujuan utama menjatuhkan dirinya sebagai presiden terpilih.

    Perjuangan terus menerus, terus terang dan terbuka selama ini setelah dia masuk Gedung Putih, semakin jelas bagi publik, siapa Trump dan siapa musuhnya. Semakin jelas bahwa musuh Trump, adalah the establishment atau ‘the secret government’ (istilah prof Michael J. Glennon, professor of international law at Tufts University), dan juga semakin jelas bagi publik AS dan dunia siapa sebenarnya Trump ini. Demikian juga apa tujuan utama Trump dan apa tujuan utama musuh-musuhnya ‘the secret government’, atau kaum globalis atau NWO itu.

    Karena itu pilpres 2016 di AS sebagai sebuah negara adi daya, siapa pemenangnya, merupakan batu tonggak yang menentukan perjalanan sejarah dunia selanjutnya. Kemenangan dipihak golongan globalis neolib NWO model Obama atau Clinton yang selama ini adalah boneka ‘the secret governent’ di Gedung Putih, atau apakah kemenangan dipihak golongan nasionalis anti-globalis seperti Trump. Dan pilpres 2016 telah dimenangkan oleh nasionalis Trump. Bagi golongan yang kalah kaum globalis neolib NWO tidak banyak pilihan selain berusaha keras sekarang ini dan sejak dia masuk Gedung Putih, menyingkirkan Trump dari kekuasaan jika masih mungkin.

    Pengertian bahwa siapa penghuni Gedung Putih setelah pilpres 2016 sangat menentukan perubahan dan perkembangan dunia, memang sangat masuk akal juga terutama setelah kita mengikuti perkembangan akhir-akhir ini. Kemenangan Trump sebagai seorang nasionalis AS adalah kekalahan besar atau setidaknya permulaan kekalahan total kaum globalis neolib NWO, yang kemudian disebut juga ‘deep state’ di AS. Trump telah menjadi musuh utama kaum globalis NWO deep state. Trump terus terang bilang dia seorang nasionalis, anti globalis, anti NWO. Dan pengaruh politik nasionalis Trump sangat terasa semakin meningkat dibanyak negeri dan bagi banyak pemimpin negeri-negeri dunia.

    “Mr Trump has changed the tone of politics everywhere.” tertulis di sebuah artikel Financial Time 25/6 bisa digoogle judul ini “Donald Trump leads a global revival of nationalism”.

    Sekiranya tadi Clinton yang menang, perubahan akan sangat negatif, karena akan memperketat cengkeraman kaum globalis neolib NWO atas kemanusiaan yang sudah lama tercekal itu. Pencekalan ini setidaknya setelah Manifesto Partai Komunis Marx 1848, karena sejak itu dunia terpecah dan dikendalikan dengan taktik divide and conquer dimana-mana. Komunisme dipakai untuk perpecahan dan perang serta pembunuhan besar-besaran dibanyak negeri termasuk di Indonesia 1965.

    Communism = NWO, dan Communism adalah hoaks terbesar dalam sejarah kemanusiaan, bukan lagi rahasia atau pengetahuan gelap karena semua sudah bisa dibaca di internet dari tulisan-tulisan ahli-ahli dunia dalam segala bidang. Itulah era keterbukaan internet dengan partisipasi publik yang luas pula, artinya termasuk dan terutama pencerahan dan penjelasan dari banyak ahli-ahli itu.

    But the accusations against Trump have gone far beyond the “Box in” Narrative. The unspoken truth pertaining to Obama’s Executive Order is that the punishment was intended for Trump rather than Putin.
    The objective is not to “Box-In” the president-elect for his “unfamiliarity with the role of intelligence”. Quite the opposite: The strategy is to delegitimize Donald Trump by accusing him of high treason.

    Tulisan itu adalah sebuah analisa yang menarik dan lengkap dari prof Chossudovsky Ottawa University, bagaimana kemenangan Trump mau digrogoti dan mau disingkirkan sebagai presiden yang sah. Kemenangan Trump yang anti globalis anti NWO memang sangat mengejutkan dan merupakan percaturan hidup-mati bagi kaum globalis neolib NWO di AS dan seluruh dunia. Lengkapnya bisa digoogle judul tulisan ini:

    “Trump, The Manchurian Candidate: “Conspiracy” to Destabilize the Trump Presidency. Regime Change in America”

    Bahwa ada persamaan antara Trump dan Putin, bisa juga dilihat dari pernyataan Putin soal NWO/Rothschild kaum globalis itu. Putin bílang a.l.

    “They do not own the world, and they do not have carte blanch to do whatever they want. If we do not challenge them there will be other issues. We will not be bullied by them.”
    “Our future generations will be born without Rothschild chains around their wrists and ankles.”
    “This is the greatest gift we can give them.”

    Soal ini bisa digoogle di judul ini.

    “Putin Declares Total Independence From Rothschild-Controlled US Dolla”

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.