Kolom Bastanta P. Sembiring: Gadis Berhijab dan RM BPK Khas Karo

Tulisan ini tiada maksud menyinggung atau apapun itu yang memiliki satu maksud yang buruk. Ini hanya ingin berbagi cerita pengalaman saya sore tadi, dan bagaimana pentingnya sebuah pernyataan yang tegas, seperti halnya jati diri kita. Jadi harus jujur di satu pihak dan di pihak lainpun jangan ada intervensi.

Saya cukup beruntung karena di sekeliling tempat tinggal saya di Jalan Lintas Sumatra banyak rumah makan. Dari rumah makan nasional, khas Minang, khas Karo, dan aneka mie. Ada yang halal dan tidak halal bagi penganut agama Islam.

Sore tadi sekitar pukul 17.45 wib saya sedang duduk santai di depan rumah. Sebuah mobil Suzuki PickUp berwarna putih yang saya tahu milik salah satu pesantren lalu lalang mengangkut rombongan yang isinya semua perempuan muda, mungkin santriwati. Ada beberapa kali. Sepertinya ada hajatan.




Tak berselang lama, tampak di hadapanku berjalan sekitar 10 orang gadis berseragam baju biru langit dengan rok hitam. Semuanya berhijab, dengan warna abu rokok. Satu pun dari mereka tidak saya kenal, mungkin peserta dari luar daerah dari kegiatan yang sedang berlangsung, pikirku lagi.

Mereka pun berhenti di depan sebuah rumah makan yang bertuliskan RM BPK Khas Karo –Kembaren Jaya Group. Yang tepat di hadapanku.

Lalu terdengar olehku mereka berkata-kata, ada yang katakan: “Udah, di sini saja beli.”



Sesuai dugaanku, mereka pasti mau membeli nasi bungkus. Dan benar juga dugaanku lainnya, kalau mereka tidak paham bahasa kode atau singkatan dari BPK itu.

Ada sekitar 3 menit gadis-gadis muda itu seperti ragu untuk bertanya. Mungkin karena mereka melihat setengah dari pintu RM BPK Khas Karo itu sudah tertutup, pasti nasinya sudah habis, pikir mereka. Atau mungkin alasan lainnya.

Benar! Nasi memang sudah habis. Karena RM BPK Khas Karo sangat laris, biasa mereka paling lama kehabisan stok pukul 14.30 wib, lewat dari jam itu jangan harap dapat. Sehingga yang belakangan ramai di media dimana Presiden Rusia Vladimir Putin yang menertawai usulan Menteri Pertanian Rusia Alexander Tkachev, saya mau balik tertawai.

“Masih perlu kam sering-sering piknik ke Indonesia silih. Bila perlu ke Taneh Karo, Taneh Batak, Bali, atau daerah Indonesia Timur sana”

Lalu seorang laki-laki sekitar usia 20 tahunan keluar dari dalam dan membalikkan semua bangku, dan menutup semua pintu.

“Benar, kan, sudah habis. Ke sana saja kita,” kata seorang dari mereka, dan pindah ke rumah makan yang letaknya kelang dua bangunan dari RM BPK Khas Karo itu.

Seperti telah disinggung di atas. Dari cerita ini, saya ingin sampaikan betapa pentingnya keterbukaan informasi itu.

Bagaiman pentingnya kejelasan dan kegamblangan dari sebuah informasi, jangan ada yang ditutup. Dan betapa pentingnya ketegasan dalam memperlihatkan jati diri itu. Jujur dan jangan diintervensi.

Coba kalau tadi tertulis RM Babi Panggang Karo (BPK) […] dengan panjang dan jelas, tanpa disingkat, dan tentunya juga tanpa ada intevensi, sehingga si pengusaha pun berani tuliskan dan katakan ini Babi Panggang Karo (BPK). Kan ‘nggak mungkin adik-adik itu singgah di sana.

Atau, coba tadi ada dibuat pamflet bertulis, “Maaf. Sudah Habis! Kembali Lagi Besok.” Kan tidak perlu adik-adik itu menunggu lama. Hehehe…








One thought on “Kolom Bastanta P. Sembiring: Gadis Berhijab dan RM BPK Khas Karo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.